Senin, 05 Desember 2022

Apa itu Kurikulum?

Kurikulum Merdeka 

1.Apa itu Kurikulum?



Salam dan bahagia ibu dan bapak guru Selamat datang di modul "kurikulum"kali ini kita akan mempelajari Apa itu kurikulum dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran.ini penting agar kita dapat lebih memahami peran dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran.

*Ilustrasi Cerita Siswa dan Guru *

Murid A: Pak/Bu,Kenapa air di rumah kami bau dan tidak jernih ?

Murid B: Pak Guru,Kenapa sih kita diminta menjaga bumi ?Memangnya bumi kita kenapa,Pak ?

Murid C: Bu,saya dan Aldo kemarin melihat ibu kami masak Gudeg.Di daerah lain ada gudeg juga gak,sih, Bu?

Pak Heki :Bu, luar biasa ya perkembangan anak-anak zaman sekarang.Saya kadang kaget mereka tahu informasi itu dari mana,padahal saya belum ajarkan.Pertanyaan-pertanyaannya juga unik,Bu.Rasa ingin tahu mereka tinggi banget.Misal Mereka ingin tahu asal muasal makanan gudeg,bahannya apa saja,bagaimana cara memasaknya, bahkan sampai gudeg versi kaleng juga mereka tanyakan.

Bu Sri: Benar,Pak.Ternyata,keadaan sangat mempengaruhi cara belajar murid kita.Kadang,saya juga nggak bisa jawab pertanyaan dari mereka.Jadi,Saya harus belajar lagi untuk mengamati dan mengidentifikasi cara belajar mereka,supaya bisa masuk ke dunia mereka.

Pak Heki:Iya,ya Bu.Saya jadi mikir.
Dulu saya kasih pengetahuan,informasi ke anak-anak selalu sebelum KBK 2004.

Setelah itu, mulai dari kurikulum 2006, 2013,sampai sekarang. ternyata peran saya bukan lagi sebagai satu-satunya Sumber pengetahuan buat mereka. Kemajuan teknologi membuat pengetahuan dapat diakses anak-anak tanpa batas, membuat murid-murid kita punya banyak pilihan cara belajar.


Bu Sri: Iya Pak.Berarti
Kita juga harus meningkatkan kompetensi kita nih,Pak.

Pak Heki: Wah iya tuh,Bu.Pandemi ini awalnya sempat bikin saya pesimis dengan perkembangan murid.Tapi setelah saya rasa-rasa dan perhatiin,kok murid malah semakin berkembang dengan cara belajar mereka sendiri ya? saya juga jadi terdorong harus melek teknologi dan belajar untuk mengimbangi dan membantu mereka.

Bu Sri:Betul,Pak Ternyata memang harus kita pikirkan dan siapkan ya, kompetensi apa yang akan dibutuhkan oleh murid 10 tahun mendatang.
Tapi,gimana ya,Pak,cara membangun kompetensi itu.?

.............................................................


Ibu dan Bapak Guru, terkadang kita abai terhadap perubahan keadaan. Kita menganggap pengalaman bertahun-tahun kita sebagai guru selalu mampu mengantarkan keberhasilan murid kita.

Padahal, murid hidup pada zaman dan keadaan yang sudah berbeda.Cara berkomunikasi, cara belajar, dan cara memandang diri dan lingkungannya berbeda dengan keadaan yang kita alami pada zaman kita.

Nah, sekarang, keterampilan dan kompetensi apa yang dibutuhkan murid-murid kita untuk berkontribusi dalam lingkup lokal, nasional dan global?

Bagaimana cara mereka belajar?

Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan?

Yuk, ibu dan bapak, kita segarkan ingatan kita kembali, apa sih sejatinya kurikulum itu?

Sebenarnya, sampai hari ini, belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal.Meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman belajar murid, nyatanya lebih dari sekedar itu.

Kurikulum itu kompleks dan multidimensi.

Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid.

Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan. Jika jantungnya lemah, maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal.

Ralph Tyler, dalam bukunya "The Basic Principle of Currriculum", mengungkapkan setidaknya ada empat komponen dalam kurikulum
 1. Tujuan
 2. Konten
 3. Metode/Cara
 4. Evaluasi

Umumnya, beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi 3 bagian
 1. Tujuan pembelajaran/konten
 2. Panduan pedagogi
 3. Panduan asesmen

Komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid.

Mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut.

Dengan begitu, sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau "core" dari kurikulum itu sendiri.

Maka, kemerdekaan murid dalam belajarlah" jantung"dari pengembangan kurikulum.

Lalu, apa sih peran dan fungsi kurikulum ?

Kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional.Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.Maka

Fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.

Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka,
 1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
 2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
 3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau konseptual sebagai kontrol sosial
 
Murid-murid kita yang beragam suku, budaya, bahasa, adat istiadat, dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum. Sehingga, kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks di mana satuan pendidikan itu berada.

Ibu dan Bapak guru. Sesuai peran kita sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran, kita harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan.

Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum diperlukan di setiap satuan pendidikan.

"Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai zamannya"

Di sinilah peran kita sebagai pemilik dan pengembang kurikulum di satuan pendidikan.

Kita harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid.

Begitupun dengan pembelajaran. Kitalah yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid kita, kompetensi Apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mewujudkannya.

Proyeksi pendidikan 2030 dilakukan oleh OECD "Organisation for Ekonomc Co-operation Development"

Bahwa kompetensi tidak hanya : -kognitif
  - Sikap
  - Psikomotorik,tetapi ada juga 
  - Value/Nilai,
  Yang melengkapi kompetensi murid

Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid.

Ini untuk membangun kompetensi transformatif dengan siklus belajar:
Antisipasi -Aksi -Refleksi

Menuju pembelajar sepanjang hayat.

Transformasi pembelajaran dengan paradigma baru menekankan pada penguatan kompetensi dan materi esensial atau bermakna.

Bukan banyaknya materi /konten yang didapatkan murid, melainkan konten /materi esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam.

Proses pembelajaran tersebut, salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran Inkuiri.

Pembelajaran Inkuiri yang menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar yang kuat pada murid. Pentingnya rasa ingin tahu murid perlu kita munculkan kemudian digabungkan dengan obrolan atau percakapan yang menjadi bagian dari pembelajaran.

Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti Mengapa ?
Apa ?
Bagaimana?

Merupakan cara guru untuk menstimulasi tujuan belajar murid, mengeksplorasi apa yang telah mereka ketahui, sehingga menghasilkan dampak yang bermakna dalam penyelidikan penyelidikan yang mereka lakukan.

Lalu seperti apa siklus pembelajaran inkuiri itu?

Pertama,menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan agar membuat imajinasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikirannya.

Kedua, tahu mengumpulkan data, fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang murid telah ketahui serta menemukan informasi baru dengan beragam keterampilan yang mereka miliki.

Ketiga, memilah, mengorganisasi, menganalisa, menterjemahkan dan mengkomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berpikirnya.

Keempat, membuat koneksi mencoba menghubungkan dengan topik lain yang berkaitan dengan konteks diri murid dan lingkungannya.

Kelima, menyelami / mendalami mendorong murid  mengambil makna/ esensi dari kegiatan belajarnya, melalui penyelidikan juga murid mendalami/menyelami rasa ingin tahu lebih jauh dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab di diri mereka.

Keenam, aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah murid pelajari, dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya.Aksi ini muncul karena inovasi internal dari dalam diri murid.

Dan juga tidak kalah pentingnya, transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan"Profil Pelajar  Pancasila Melalui Pembelajaran berbasis Projek.

Dengan demikian, diharapkan murid dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya kelak.

Ibu dan Bapak Guru, setelah memahami peran dan fungsi kurikulum apa yang selanjutnya dapat kita lakukan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?

Selamat belajar ibu dan Bapak Guru hebat!


Referensi:

1. OECD. 2020. Curriculum (re) design from the OECD Education 2030 project. Overview brochure

2. Pusat Asesmen dan Pembelajaran. 2021. Paparan Pembelajaran Paradgima Baru. Jakarta: Kementerian Pendidikan,, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

3. Tyler, W., Ralph. 1949. The Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University if Chicago Press


(Sumber Video Belajar Mandiri di PMM)











  






 

Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...