Jumat, 28 April 2023

BAB XVIII PELAPORAN BELAJAR OLEH MURID

 

BAB XVIII

PELAPORAN BELAJAR OLEH MURID

 

 

3.3.Pelaporan Belajar oleh Murid

 

Salam dan Bahagia Ibu dan Bapak Guru!

Halo, Selamat datang di modul penggunaan hasil asesmen.

Kali ini kita akan mempelajari materi Pelaporan Belajar oleh Murid.

Dalam materi ini, Bapak dan Ibu Guru diharapkan mampu menindaklanjuti Asesmen menjadi bukti pembelajaran yang bermakna.

Sebelumnya Ibu dan Bapak Guru sudah mempelajari berbagai alternatif laporan hasil belajar.

Lantas,

Apa perbedaan laporan belajar dengan laporan hasil belajar ?

Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam pelaporan belajar ?

Dan, bagaimana cara melakukan pelaporan belajar efektif ?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita simak dua Ilustrasi Cerita berikut :

 

Ilustrasi Cerita 1

Laporan Hasil Belajar

Guru :

Silahkan Masuk.

Wali Murid :

Selamat Pagi,Bu.

Guru:

Silahkan duduk

Wali Murid:

Terima Kasih,Ibu Nadira.Saya Ibunya Enggar,Ibu Nadira.Apa kabarnya Ibu hari ini sehat Bu ?

Guru:

Sehat Alhamdulillah semoga kabar Ibu juga sehat ya.

Wali Murid:

Amin

Guru:

Terima kasih sudah hadir dalam pembagian rapor semester satu ini.Ini rapor ananda Enggar di semester satu ini.

Boleh dilihat,Bu.

Wali Murid:

Terima Kasih Ibu Nadira

Guru:

Alhamdulillah, hasil belajar Enggar di semester satu ini meningkat.Pencapaian Enggar sangat menonjol di mata pelajaran matematika.Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah motivasi untuk menulis.Karena sering sekali terlihat kosong.Enggar juga sering sekali menuliskan jawaban terlalu singkat.Tanpa memberikan penjelasan atau alasan yang diminta.

Wali Murid:

Oh begitu ya, Bu.Memang untuk mata pelajaran Matematika,Enggar sering melaporkan hasil ulangan Matematikanya, Bu.Baik dari ulangan harian ataupun ulangan semesternya.Tapi untuk sikap keseharian Enggar di sekolah bagaimana ya Bu ?Karena dia jarang sekali cerita.

Guru:

Selama ini sikap Enggar cukup baik di kelas.Enggar sering berinisiatif membantu saya atau bahkan guru lain untuk mengambil buku di perpustakaan.Enggar sering sekali membantu temannya memahami materi Matematika yang sulit. Adapun yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan tidur Enggar.Enggar sering sekali tertidur dan mengantuk di kelas di jam pertama bahkan sampai jam yang kedua.

 

..............................................................................................................

 

Ilustrasi Cerita 2

Pelaporan Belajar

 

Pak Heki :

Halo Bu Nadira

Ibu Nadira:

Halo Pak Heki.Eh,Pak kok kelas Bapak kok ramai sekali ya,ada apa?

Pak Heki:

Oo,Itu loh Bu, murid-murid sedang mempersiapkan pameran hasil belajar mereka selama satu semester.Nanti, orang tua mereka akan datang,loh.

Ibu Nadira:

Oh, jadi Bapak melakukan pelaporan belajar dengan cara pameran karya,ya?

Pak Heki:

Iya,betul Bu ! Kalau di kelas Ibu sendiri bagaimana?

Ibu Nadira:

Kalau saya sudah kemarin,saya sudah meminta murid untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka dalam bentuk portofolio.Saya akan mengundang orang tua mereka,dan meminta setiap murid menjelaskan apa yang mereka pelajari berdasarkan portofolio itu.

Pak Heki:

Wah bagus itu,Bu.Pada semester lalu,saya juga menggunakan portofolio ini sebagai cara untuk melaporkan hasil belajar mereka.Saya juga mengundang orang tua dan murid untuk melakukan konferensi dan diskusi, loh.

Ibu Nadira:

Oh ya, bagus itu Pak !

Kalau begitu saya ke kelas dulu ya,Pak.

Pak Heki:

Oh iya Bu, silahkan.

 

..............................................................................................................

 

Ibu dan Bapak Guru, dari dua ilustrasi cerita tersebut mari Kita gali. Hal mana yang sudah Ibu dan Bapak lakukan?

Apakah laporan hasil belajar ?

Atau laporan belajar ?

Ibu dan Bapak Guru, pemberian rapor seringkali digunakan sebagai satu-satunya cara dalam melaporkan hasil belajar murid kepada orang tua.

Murid, seringkali tidak dilibatkan dalam pemberian laporan tersebut.

Padahal, murid perlu mengetahui pencapaian apa yang selama ini sudah mereka dapatkan.

Contoh Tanggapan Murid

1)     "Selama ini, apa saja ya keberhasilan saya?'"

2)     "Adakah hal yang perlu saya tingkatkan?"

3)     "Bagaimana saya meningkatkannya? "

Apa yang perlu ditingkatkan dan bagaimana cara untuk mencapainya dengan lebih baik.

Pada pelaporan belajar, justru murid lah yang berperan dalam menyampaikan pencapaian mereka.Hal tersebut berfungsi sebagai proses refleksi bagi murid.

Saat menyampaikan laporan belajar kepada orang tua mereka. Murid berkesempatan untuk mendapatkan umpan balik.Hal yang perlu ditekankan dalam pelaporan belajar adalah murid tidak hanya menyampaikan nilai yang didapat.

Namun, murid diharapkan dapat menyampaikan proses pembelajaran yang dilalui.Baik itu hal yang mereka sukai ataupun hambatan yang dihadapi.

Misalnya Tanggapan Murid:

a)     "Aku suka ketika melakukan eksperimen sains. "

b)     "Aku kesulitan kalau diberikan bahan bacaan yang tidak ada gambarnya "

Hal ini cukup berbeda dengan yang sering terjadi pada pelaporan hasil belajar.Di mana murid hanya melaporkan nilai ulangan atau tugas yang didapatkan.

Jika diamati, dari ilustrasi cerita tadi ada beberapa alternatif pelaporan belajar yang dapat dilakukan oleh guru.

 

Alternatifnya :

1)     Portofolio

Portofolio bertujuan untuk mendokumentasikan hasil karya murid.

Isi portofolio adalah hasil karya murid yang dipilih sendiri, berdasarkan hasil diskusi dengan guru.Portofolio bisa berupa foto, video, infografis, poster atau karya apapun.

Portofolio murid SMK bisa berupa benda kerja/produk hasil praktik.

2)     Diskusi atau Konferensi

Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara guru, murid, dan orang tua.

Sekolah perlu menentukan fungsi dari suatu diskusi agar murid bisa mendapatkan umpan balik yang bermanfaat. Untuk pengembangan dirinya di masa yang akan datang.

Diskusi atau konferensi bisa dilakukan dalam suasana formal maupun informal.

3)     Pameran Karya

Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk dari sebuah proyek belajar.

Pameran karya bisa mengundang

·       Orang tua peserta didik

·       Komunitas sekolah

·       Peserta didik dan pendidik dari sekolah lain

Untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang lebih luas selain guru setempat.

Ibu dan Bapak Guru, ada berapa hal yang perlu diperhatikan agar pelaporan yang dilakukan efektif.yakni :

1.     Melibatkan orang tua murid, murid, dan guru, sebagai mitra

2.     Merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah seperti visi dan misi atau budaya sekolah

3.     Menyeluruh,adil, dan dapat dipertanggungjawabkan

4.     Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak

 

Ibu dan Bapak Guru, sekian materi tentang pelaporan belajar.

Sebagai penutup, mari kita refleksikan bersama beberapa hal di bawah ini.

Hal apa yang perlu Ibu dan Bapak Guru pertimbangkan dalam memilih alternatif pelaporan belajar?

Bagaimana cara Ibu dan Bapak Guru memanfaatkan pelaporan belajar ini untuk peningkatan pengembangan diri Ibu

dan Bapak Guru?

 

Selamat Belajar,

Ibu dan Bapak Guru Hebat !

 

Salam dan Bahagia !

 

"Ternyata murid lah yang berperan dalam pelaporan belajar . Mereka dapat menyampaikan proses belajar yang dilalui, hal yang disukai, juga hambatan yang dihadapi. "

BAB XVII MENULIS DESKRIPSI RAPORT

 

BAB XVII

MENULIS DESKRIPSI RAPORT

Untuk menunjukkan kemajuan proses belajar para murid, setiap pendidik wajib membuat laporan hasil belajar, atau raport.

Biasanya ini jadi laporan yang ditunggu-tunggu nih oleh orang tua dan peserta didik.

Ibu-bapak masih ingatkah pengalamannya dulu ketika mendapat raport dari sekolah ?

Ingat rasa penasaran atau harap-harap cemas melihat nilai akhir yang kita dapatkan ?

Tapi,apakah hasil belajar cukup hanya disampaikan dalam bentuk nilai angka saja ?

Apakah angka tersebut sudah cukup menjelaskan tercapaian peserta didik?

Lalu bagaimana caranya menaruh arti pada angka tersebut ?

Pada prinsipnya, laporan hasil belajar atau raport perlu berisi informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik.

Dalam prinsip asesmen, ada empat kriteria laporan hasil belajar yang baik yaitu:

ü  Sederhana dan informatif

ü  Memberikan informasi yang bermanfaat

ü  Berisi kompetensi yang ingin dicapai

ü  Terdapat strategi atau rekomendasi tindak lanjut bagi pendidik ,satuan pendidikan dan orang tua.

Menurut ibu- bapak,apakah raport angka saja cukup untuk menggambarkan hasil belajar peserta didik ?

 Jika memperhatikan prinsip asesmen, tentunya raport angka saja tidak cukup ya,

Ibu Bapak,jika raport hanya berupa angka, bagaimana peserta didik dan orang tua mengetahui kompetensi apa saja yang sudah atau belum mereka capai ?

Lalu, apa solusinya ?

Bisa dengan memberikan deskripsi,agar memberikan makna pada angka-angka yang ada di raport.

Bagaimana  cara menyusun deskripsi dalam raport?

Ada tiga cara yang bisa dipilih.Yuk,mari kita latihan !

Pada paparan ini kita akan praktik menyusun deskripsi raport mata pelajaran IPA (Kimia) di fase E.

 

Terdapat tiga cara dalam menyusun deskripsi raport,yang mengacu kepada :

ü  Capaian pembelajaran

ü  Alur tujuan pembelajaran

ü  Poin-poin penting yang sudah di berikan

 

Mari  berlatih membuat deskripsi raport dengan menggunakan cara

1)     Capaian Pembelajaran

Yuk lihat capaian pembelajaran mapel Kimia Fase E berikut ini:

 

 

 

 

 

 

Dari hasil pengolahan asesmen, kompetensi yang sudah dicapai Putra diantaranya mengidentifikasi,mengajukan gagasan dan mengkomunikasikan.

Namun Putra perlu meningkatkan kompetensi dalam merancang solusi dan mengambil keputusan.

Untuk bisa membuat deskripsi yang lebih spesifik, silahkan Bapak Ibu lihat pada dokumen pencapaian pembelajaran per fase,khususnya di bagian CP per fase berdasarkan Elemen.

Dengan demikian, deskripsi yang dituliskan dalam raport adalah sebagai berikut:

2)     Alur tujuan pembelajaran

 Menulis deskripsi raport berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Mari perhatikan alur tujuan pembelajaran dalam mata pelajaran Kimia berikut ini:

Langkahnya sama seperti cara pertama, yaitu menentukan kompetensi mana yang sudah dicapai,dan mana yang masih perlu ditingkatkan.

Namun yang membedakan,yang dianalisa di sini adalah kompetensi yang lebih spesifik berdasarkan ATP.

Berdasarkan analisa, capaian kompetensi yang sudah dicapai Putra, yaitu :

Ø  "Menyajikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan garis miring atau fungsi permasalahan isu global"

Ø  "Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau isu global "

 

Kemudian selanjutnya capaian kompetensi yang masih perlu ditingkatkan oleh putra yaitu :

Ø  "Menganalisa suatu fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar kimia "

Ø  "Merancang, melaksanakan serta mempresentasikan percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar kimia "

 

Dengan demikian,deskripsi yang dituliskan dalam raport adalah sebagai berikut;

 

Kimia:

Ø  Menunjukkan penguasaan yang baik dalam menjadikan rumus kimia dan nama senyawa kimia yang berkaitan dengan sumber dan/atau solusi permasalahan isu global; dan

Ø  Menuliskan persamaan reaksi kimia yang lengkap setara yang berkaitan dengan fenomena alam sehari-hari atau isu global.

Perlu penguatan dalam menganalisis suatu fenomena alam secara kuantitatif berdasarkan hukum dasar kimia, merancang, melaksanakan serta memperselesaikan percobaan kimia dalam penerapan hukum-hukum dasar kimia.

 

 

 

 

 

 

3)     Poin-poin penting dari materi yang sudah diberikan

 yaitu membuat deskripsi raport berdasarkan poin penting dari materi yang sudah di berikan.

Untuk menuliskan deskripsi raport menggunakan cara ini, ibu bapak bisa melihat data kumpulan pengolahan nilai sumatif yang sudah dilakukan.

Berdasarkan data pengolahan nilai,dalam lingkup materi apa putra mendapatkan nilai tertinggi ?

Ya,capaian kompetensi tertinggi dapat terlihat pada materi pemanasan global.

Selain itu,apakah ada materi lain yang juga menunjukkan hasil yang tinggi ?

Betul sekali ,dalam materi penulisan reaksi kimia , Putra juga mendapat nilai yang tinggi.

Selanjutnya, dalam lingkup materi apa Putra mendapatkan nilai terendah?

 

Ya, dalam lingkup materi mengenai analisa fenomena alam,Putra mendapat nilai terendah.

Dengan demikian,deskripsi raport dapat di tulis sebagai berikut :

Bagaimana Ibu Bapak? apakah sudah siap untuk menulis deskripsi raport ?

Setiap satuan pendidikan memiliki kebebasan dalam memilih tiga cara dalam menuliskan deskripsi seperti yang telah dibahas dalam paparan ini.

Tentunya ibu bapak bisa memilih pilihan yang paling mudah untuk diterapkan di satuan pendidikan ibu bapak masing-masing.

Apapun metode yang ibu bapak pilih,dibuat prinsipnya tetap sama,yaitu :

Selalu menggunakan kalimat yang positif dan memotivasi peserta didik untuk menjadi lebih baik, Tambahkan umpan balik dari capaian yang telah dicapaian anak, usulkan perbaikan apa yang perlu dilakukan ke depan.

Selamat menulis deskripsi raport ibu bapak. Semoga dalam pembagian raport nanti, peserta didik dan orang tua bisa mendapatkan  laporan hasil belajar yang lebih bermakna dari sekedar deretan angka.

 

Ingat…

"Raport dibuat bukan hanya untuk menampilkan angka-angka, namun dibuat untuk menjadi bukti pembelajaran yang bermakna. "

 

BAB XVI MENGOLAH HASIL ASESMEN UNTUK RAPORT

 

BAB XVI

MENGOLAH HASIL ASESMEN UNTUK RAPORT

Setelah kita belajar mengolah nilai untuk suatu tujuan pembelajaran.

Selanjutnya kali ini kita belajar mengolah nilai-nilai tersebut untuk menjadi nilai akhir atau nilai rapor.

Yuk, mari kita bahas !

Dalam pengolahan hasil asesmen untuk raport. Kita dapat memanfaatkan dua jenis data yakni:

1)     Data kuantitatif

2)     Data kualitatif

Pertama mari kita coba lihat contoh pengolahan nilai raport yang menggunakan data kuantitatif sebagai berikut :

Ibu Tiwi telah merekap hasil nilai sumatif selama satu semester seperti ini

Rekap nilai ini terdiri dari sumatif tujuan pembelajaran dan sumatif akhir semester.

Nilai sumatif tujuan pembelajaran didapatkan dari pengolahan hasil asesmen yang dilakukan setelah menyelesaikan suatu tujuan pembelajaran.

Sedangkan nilai sumatif akhir semester didapatkan melalui assesmen yang dilakukan pada akhir semester.

Pelaksanaan sumatif akhir semester ini sifatnya pilihan dan bertujuan untuk konfirmasi.Bentuknya pun bisa berupah tes atau non tes.

Satuan pendidikan dan pendidik berhak menentukan apakah perlu melakukan sumatif akhir semester atau tidak.

Karena pendidik yang paling mengerti tentang pencapaian peserta didik di mata pelajarannya.

Saat mengolah hasil asesmen,Bu Tiwi menghitung

·       Nilai rerata untuk sumatif tujuan pembelajaran

·       Nilai rerata untuk nilai sumatif akhir semester

 

 

Untuk menentukan nilai akhir guru dapat membuat formula pembobotan. Antara rerata tujuan pembelajaran dengan sumatif akhir semester.

Misalnya: pada contoh ini guru membuat pembobotan 70% untuk nilai akhir sumatif dan 30% untuk sumatif akhir semester maka formula penghitungan nilai akhir seperti berikut dan di dapat hasil akhir sebagai berikut:

Selain dengan data kuantitatif.Kita dapat mengolah hasil asesmen dalam bentuk data kualitatif.

Mari kita perhatikan ilustrasi berikut :

Pak Dewa telah melakukan simulasi hasil asesmen IPAS untuk siswa kelas 4. seperti tabel berikut ini :

 

Berupa penilaian praktik seperti tergambar dalam tabel.

Setiap akhir tujuan pembelajaran Pak Dewa menuliskan deskripsi capaian belajar peserta didiknya.

Setelah satu semester Pak dewa merangkul penilaian yang berupa deskriptif tersebut dengan mengkategorikan pada tujuan pembelajaran mana yang sudah tercapai dan bagian mana yang perlu ditingkatkan kembali. Sehingga ia menuliskan deskripsi nilai rapor seperti dalam tabel

Nah ibu dan bapak guru itulah tadi cara mengolah hasil asesmen untuk nilai raport dengan data berupa kuantitatif dan kualitatif l.

Satuan pendidikan diberi kemerdekaan untuk memilih jenis pengolahan hasil asesmen yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan masing-masing.

Ibu dan bapak guru nilai rapor perlu menjadi dokumen yang menggambarkan kondisi peserta didik dalam memenuhi capaian pembelajarannya.Agar angka-angka tersebut memberikan makna maka perlu disertai dengan umpan balik dalam bentuk deskripsi.

Nah, bagaimana cara menyajikan deskripsi akan kita pelajari pada bahasan berikutnya.

 

 

 

Selamat belajar !

 

"Nilai rapot bukanlah angka tak bermakna yang bertugas menghakimi kemampuan anak, namun lebih dari itu nilai raport adalah sebuah bentuk penghargaan atas kerja keras belajar dalam kurun waktu tertentu. "

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Contoh Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor

1.     Contoh Pengolahan Hasil Asesmen Data Kuantitatif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.     Contoh Pengolahan Hasil Asesmen Data Kualitatif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB XV MENGOLAH HASIL ASESMEN DALAM SATU TUJUAN PEMBELAJARAN

 

BAB XV

MENGOLAH HASIL ASESMEN

DALAM SATU TUJUAN PEMBELAJARAN

Salam dan bahagia untuk ibu dan bapak guru!

Pada materi-materi sebelumnya,kita sudah mempelajari cara melaksanakan asesmen.Nah, dalam bahasan kali ini kita akan belajar tentang bagaimana cara mengolah hasil asesmen yang telah kita lakukan ?

Kita sudah mempelajari dua jenis asesmen yaitu :

1)     Asesmen Formatif

2)     Asesmen Sumatif

Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak mencampur perhitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif

Karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Asesmen Formatif

Untuk memberikan umpan balik pada proses pembelajaran sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir

Asesmen Sumatif

Sedangkan asesmen Sumatif digunakan untuk memastikan ketercapaian dari suatu tujuan pembelajaran.

Hasil asesmennya akan kita olah dalam pembelajaran sampai nantinya menjadi nilai akhir adalah hasil asesmen Sumatif

Mengolah hasil asesmen dapat dilakukan dengan membandingkan hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Hasil belajar diperoleh dari data hasil asesmen Sumatif baik berupa kualitatif maupun kuantitatif

Sedangkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran didapatkan dari indikator yang disusun oleh peserta didik sebagai standarisasi seorang peserta didik mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Mari kita lihat contoh berikutnya ini Bu Sri, guru Bahasa Indonesia kelas 4 fase B.

Pada materi membaca puisi,Bu Sri menetapkan tujuan pembelajarannya adalah peserta didik dapat membaca puisi dengan intonasi dan ekspresi yang tepat.

Untuk pencapaian tujuan pembelajaran yaitu

1.     Suara dan intonasi

2.     Ekspresi dan penghayatan

Sebagai asesmen Sumatif, peserta didik diminta membaca puisi satu per satu ke depan.Bu Sri menyusun kriteria ketercapaian pembelajaran dengan pendekatan rubrik yang ditambah interval nilai.

Ia membagi menjadi empat kategori dengan rentang nilai seperti tabel.

 

Bu Sri menetapkan kriteria ketercapaian  tujuan pembelajaran pada level berkembang untuk setiap indikator.

Hal ini berarti bahwa peserta didik dikatakan mencapai tujuan pembelajaran. Jika setiap indikator mencapai minimal level berkembang.

Setelah pembelajaran berlangsung Bu Sri melakukan penilaian membaca puisi dengan dua cara :

1.     Penilaian antar teman dan

2.     Penilaian oleh guru

Dengan hasil sebagai berikut :

·       Dewi membaca puisi di depan kelas akan dinilai oleh teman dan saya sebagai gurunya

·       Pada indikator satu yakni suara dan intonasi Dewi mendapat nilai 85 oleh teman dan 80 oleh guru

·       Lalu, saya merata-rata nilai tersebut dan menentukan nilai untuk suara dan intonasi yakni 82,5 atau kategori cakap

·       Sementara untuk indikator dua yakni ekspresi dan penghayatan Dewi memperoleh nilai 80 dari teman dan 80 dari saya.Sehingga rata-rata menjadi 80 atau kategori berkembang.

·       Dari hasil-hasil ini maka saya mendeskripsikan hasil belajar Dewi sebagai berikut:

"Dewi mampu membaca puisi dengan lantang dengan dinamika yang dinamis namun kadang belum sesuai dengan makna puisi serta menunjukkan ekspresi namun masih monoton".

·       Dari pengolahan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Dewi telah mencapai tujuan pembelajaranKarena sesuai dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh saya.

 

Ibu dan bapak guru, contoh Bu Sri tadi merupakan cara untuk mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran.

Hasil pengolahan ini nantinya akan digunakan untuk mengolah nilai akhir pada raport.

Caranya akan dipelajari pada pembahasan selanjutnya.

Sebagai peserta didik,kita harus menyadari bahwa segala bentuk pengolahan hasil asesmen bukan untuk mengadili kemampuan peserta didik.

Melainkan untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik agar mereka tetap merasa percaya diri atas kemampuan yang dimiliki.

 

 

Selamat mencoba

"Pengolahan asesmen peternasi mata mengakhiri kemampuan peserta didik namun menumbuhkan keinginan memperbaiki hingga mencapai versi terbaik dari dirinya "

Contoh Pengolahan Hasil Asesmen

Dalam Satu Tujuan Pembelajaran

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...