Sabtu, 28 Mei 2022

Perencanaan Pembelajaran"Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pematik"(Modul:Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar)

 

PEMAHAMAN BERMAKNA

DAN PERTANYAAN PEMATIK


Salam dan bahagia,
ibu dan bapak guru !
Selamat datang di modul membuat dan memodifikasi Modul Ajar.

Pada materi pertama di modul ini, kita akan membahas :
Bagaimana merumuskan pemahaman bermakna dan pertanyaan pematik.


Ibu dan bapak guru, agar hasilnya maksimal, ibu dan bapak guru dapat ikut mencoba merumuskan sambil menyimak materi ini.

Kelak dalam membuat pemahaman bermakna, pertanyaan pematik. ibu dan bapak bisa bekerja sama bersama guru lain yang mengajar pada satu fase.

Ibu dan bapak guru,kita mengingat kembali Yuk masa-masa Ketika kita muda dan menjadi murid dahulu.

Pelajaran apa yang paling ibu dan bapak guru sukai ?


Apakah ada satu pelajaran menyenangkan yang masih ibu dan bapak guru ingat dan bisa digunakan hingga sekarang?


Atau justru ada pelajaran yang sampai saat ini kita tidak paham untuk apa kita belajar hal tersebut?


Lalu mari kita kembali pada peran kita sebagai guru.
Apa saja cara yang sudah ibu dan bapak guru lakukan agar murid memahami maksud pembelajaran dan manfaatnya untuk kehidupan mereka?


Pemahaman dapat membantu kita menjelaskan manfaat pembelajaran dan tujuan mempelajari sebuah materi ajar.


Sebagai pendidik kita berharap jika murid mengetahui tujuan mereka mempelajari sebuah materi, makan motivasi intrinsik mereka pun akan tumbuh.

Sementara itu pertanyaan pematik merupakan pertanyaan yang seharusnya mampu dijawab murid setelah mereka mempelajari materi ajar.


Pertanyaan pemantik dapat berupa satu pertanyaan untuk satu unit materi.Bisa juga berbeda-beda setiap pertemuannya bergantung dengan konsep yang sedang dipelajari,Yang penting pertanyaan pemantik yang dibuat memenuhi kriteria.

Pertanyaan pemantik merupakan rangkaian pertanyaan mengenai hal paling penting dalam satu topik pembelajaran.


Contoh:




Pertanyaan ini diturunkan dari pemahaman bermakna dan didiskusikan bersama murid-murid sebelum memulai topik atau kelas.Pertanyaan pemantik ini digunakan untuk membantu murid mencapai pemahaman bermakna.


Pemahaman bermakna ini adalah pemahaman yang kita ingin murid-murid capai Setelah mempelajari topik tertentu.


Ibu dan bapak guru Yuk kita coba membuat pertanyaan pemantik.
Pada materi kali ini kita menggunakan mapel IPAS di fase B yang telah dibahas di modul sebelumnya yaitu itu materi perubahan wujud zat.


Tahap 1 :
Menulis kan semua ide yang terlintas di pikiran terkait topik pelajaran.


Maka, kita tuliskan semua ide yang berkaitan dengan perubahan wujud zat, misalnya: air menjadi uap bila dipanaskan ,Air menjadi es bila didinginkan,dan ide-ide lainnya.



Tahap 2 :
dari ide-ide terkait topik yang telah dituliskan ibu dan bapak guru dapat merumuskan pertanyaan pemantik dengan kriteria:



Dengan kriteria tadi,maka kita dapat membuat pertanyaan esensial untuk topik perubahan wujud zat seperti contoh berikut.perhatikan kolom sebelah kanan pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan pertanyaan pemantik mengapa?


Wiggins dan McTighe dalam bukunya "The Understanding by Design" menyatakan bahwa setiap pertanyaan semacam ini hanya mencari jawaban "resmi"dan benar sesuai dengan buku teks.Pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban dan penyelidikan yang mendalam.


Pertanyaan seperti ini akan mempersingkat proses penyelidikan yang sebetulnya diperlukan sebagai jantung pemahaman mendalam.


Setelah mendapatkan pertanyaan pemantik, ibu dan bapak guru dapat melakukan.

Tahap 3 yaitu :
menyusun pemahaman bermakna dengan menjawab pertanyaan berikut:



Berikut adalah contoh pemahaman bermakna untuk topik perubahan wujud zat.Pernyataan nomor 2 di kolom kanan bukan merupakan pemahaman bermakna karena tidak dapat menjawab kedua pertanyaan kunci di atas.


Menurut wiggins dan Mctighe dalam bukunya"The Understanding by Design" pemahaman bermakna merupakan kalimat lengkap yang mencerminkan kesimpulan dan dapat diperoleh hanya melalui proses terpandu di mana murid dibantu untuk membuat mengenali atau memverifikasi kesimpulan.
Bukan hanya dengan" diajar"atau disampaikan begitu saja.



Pernyataan nomor 2 merupakan kesimpulan yang bisa diajarkan begitu saja pada murid-murid tanpa melalui proses pencarian belajar.


Pada pelaksanaannya tahapan ini tidak harus dikerjakan secara berurutan bila merasa lebih mudah menentukan pemahaman bermakna dahulu baru masuk ke pertanyaan pemantik boleh saja dilakukan.Tergantung mana yang paling memudahkan.

Proses merumuskan pertanyaan pemantik dan pemahaman bermakna ini tidak selalu mudah mengingat "campaian pembelajaran yang beragam dari tiap mata pelajaran" agar lebih dapat membayangkannya kita simak yuk cerita pendek berikut ini:

Cerita Pendek

Murid Laki-laki
"Bu,sebenarnya untuk apa ya kita belajar aljabar ?"


Ibu Guru:"Ya,ilmu aljabar memang bukan sesuatu yang sering kalian gunakan atau lihat secara langsung 
seperti berhitung atau geometri,tapi ilmu ini banyak digunakan oleh para insinyur."

Murid Perempuan (Bella):
"Ayahku insinyur Bu!

Ibu Guru:
" nah nanti Ibu coba cari tahu ya, Apakah ayah Bella bisa bantu jelaskan fungsi dari rumus aljabar di profesinya."
  

Keesokan harinya....


Ibu Guru:
"Anak-anak ,perkenalkan ini Pak Janot. Pak janot adalah ayahnya Bella. Beliau seorang insinyur teknik sipil .Beliau akan menjelaskan manfaat aljabar silakan Pak.

Pak Janot:
" Aljabar digunakan untuk membuat rumus-rumus penghitungan proyek infrastruktur. Misalnya,untuk menghitung kapasitas produksi sebuah bulldozer. caranya dengan mengalihkan kapasitas alat dengan faktor efisiensi, lalu membaginya dengan jarak busur yang sudah dihitung dengan kecepatan laju ,kecepatan mundur, dan waktu ganti perseneling. Nilai-nilai yang dihasilkan diganti dengan variabel untuk membuat rumus penghitungan, yang merupakan inti dari ilmu aljabar. Karena itu, dengan ilmu aljabar saya dapat menghitung lama penggunaan bulldozer. Dari situ,saya bisa mengusulkan durasi penyewaan bulldozer yang tepat untuk membuat anggaran biaya pengerjaan proyek yang efektif."

Ibu Guru:
"Nah anak-anak, apakah ada yang memiliki minat bekerja sebagai insinyur ?

Tamat....


Ibu dan bapak guru, melalui cerita Bu Aneta tadi, kita belajar bahwa bisa saja ada tantangan untuk mengaikkan topik pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari murid.

Solusinya,kita harus mencari cara lain dalam memberikan pemahaman bermakna. Dalam kasus Bu Aneta,Ia mengaitkannya dengan profesi yang menggunakan topik itu dalam pekerjaannya.

jika menemukan tantangan seperti kasus tadi,ibu dan bapak juga bisa mencoba mencari tahu di internet, berdiskusi dengan sesama rekan,atau berkolaborasi dengan praktisi langsung, seperti yang dilakukan Ibu Anita.


Ibu bapak bisa berkolaborasi dengan orang tua murid komunitas institusi dan lain-lain.Dengan mengetahui manfaat atau aplikasi ilmu yang dipelajari, murid-murid akan menjadi lebih rispek terhadap ilmu tersebut.Juga terbuka dengan ragam profesi yang ada di dunia profesional.

Nah, ibu dan bapak guru,merumuskan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik mungkin hal yang baru yang menantang bagi kita semua.

Namun sesuai namanya,hal ini diharapkan akan memantik semangat belajar murid-murid kita dan memberi makna pada pemahaman yang berusaha mereka pelajari bersama-sama dengan kita di kelas.

Selamat belajar,
Ibu dan Bapak Guru hebat !
Salam dan bahagia




Minggu, 22 Mei 2022

ASESMEN,Contoh Pengolahan Data Hasil Asesmen - Alternatif 3,Pdf

ASESMEN,Contoh Pengolahan Data Hasil Asesmen - Alternatif 2,Pdf

ASESMEN,Contoh Pengolahan Data Hasil Asesmen - Alternatif 1,Pdf

ASESMEN,Contoh Lembar Amatan,Pdf

ASESMEN,Contoh Rubrik Penilaian (PJOK),Pdf

ASESMEN,Contoh Pertanyaan Refleksi Terkait Asesmen,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Memiliki Keluwesan Berpikir dan Mencari Alternatif Solusi Permasalahan,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Menghasilkan Karya dan Tindakan yang Orisinal,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Menghasilkan Gagasan yang Orisinal,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Refleksi Pemikiran dan Proses Berpikir,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Memperoleh dan Memproses Informasi dan Gagasan,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Regulasi Diri,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Pemahaman Diri dan Situasi yang Dihadapi,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen berbagi,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Kepedulian,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Kolaborasi,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Berkeadilan Sosial,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Refleksi dan Bertanggung Jawab terhadap Pengalaman Kebinekaan,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Komunikasi dan Interaksi Antarbudaya,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA ,Alur Perkembangan Elemen Mengenal dan Menghargai Budaya,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Akhlak Bernegara,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen kepada Alam,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Teknik 'MATA' untuk Membangun Empati di Kelas,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA Alur Perkembangan Elemen Akhlak kepada Manusia,Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Akhlak Pribadi Pdf

PROFIL PELAJAR PANCASILA,Alur Perkembangan Elemen Akhlak Beragama,Pdf

Kamis, 19 Mei 2022

Merumuskan ATP dan TP SD

 Merumuskan ATP dan TP SD


Salam dan bahagia ibu dan bapak guru Selamat datang kembali di modul kurikulum operasional satuan pendidikan.Pada materi kali ini,kita akan belajar mempraktekkan.

Bagaimana menurunkan capaian pembelajaran sampai jadi alur tujuan pembelajaran di jenjang SD?

Ibu dan bapak guru bisa langsung mempraktekkan sambil menyimak materi ini agar bisa mendapatkan hasil yang optimal ya.Sebelum mulai ibu dan bapak guru bisa menyiapkan hal-hal berikut:


Seperti yang sudah kita pelajari,ATP disusun untuk membantu murid mencapai CP secara bertahap.Saat merumuskan ATP,akan lebih baik jika kita menggunakan pendekatan desain mundur.

Dalam modul ini,kita akan belajar langkah yang bisa ibu dan bapak guru gunakan dalam merumuskan ATP dan TP.Yuk kita coba pelajari satu-satu..

Pertama-tama,kita harus memahami terlebih dahulu rasional, tujuan,dan karakteristik mata pelajaran.

Pada langkah pertama ini kita akan mempelajari dulu isi dari dokumen CP

Setiap dokumen CP pasti akan memuat rasional atau latar belakang,tujuan,dan karakteristik dari mata pelajaran tersebut.


Pemahaman terhadap ketiga hal tersebut akan menjadi fondasi dan kerangka berpikir kita dalam menentukan TP dan merancang kegiatan pembelajaran :


Ada beberapa pertanyaan kunci yang bisa membantu di langkah ini.

Pertanyaan kunci dalam mempelajari capaian pembelajaran yaitu :



Silahkan ibu dan bapak guru  membuka dokumen yang telah disiapkan dan memahami rasional,tujuan dan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan.

Setelah memahami rasional,tujuan dan karakteristik mata pelajaran,kita beranjak ke tahap kedua yaitu :

Cara menguraikan CP

Untuk satu fase, setiap CP akan memuat 2 hal berikut:

Pertama,
Kompetensi yang diharapkan Dalam setiap elemen Mapel.

Kedua,
Konten esensial yang menjadi roda untuk mencapai kompetensi 

Pada kurikulum yang lalu kita mengenal kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan secara terpisah.

Pada pembelajaran paradigma baru "semua kompetensi digambarkan sebagai sebuah kesatuan yang termuat dalam CP (sampeyan pembelajaran)".

Ibu dan bapak guru perlu membaca dan menemukan kompetensi-kompetensi yang diharapkan dari murid pada akhir fase serta konten esensialnya.

Mari kita perhatikan contoh capaian pembelajaran untuk mapel  IPAS.Ada dua elemen pada mata pelajaran IPA yaitu 
  1. Pemahaman sains dan
  2. Keterampilan proses (keterampilan inkuiri)
Setiap elemen memuat kompetensi yang diharapkan Dalam satu fase.

Contohnya elemen pemahaman sains di fase untuk lebih memudahkan kita dapat menguraikan kalimat-kalimat kompetensi dalam CP.

Langkah selanjutnya pengelompokan berdasarkan konten esensial untuk semua kalimat dalam CP.




Kalimat ini mengandung kompetensi untuk dua konten yang berbeda langkah ini dilakukan untuk semua kalimat dalam CP.




Sampai kita berhasil mengelompokkan semua kompetensi dan konten esensial pada CP.



Selanjutnya mari kita uraikan kembali elemen berikutnya.

Perlu diperhatikan bahwa pada mapel IPAS,elemen keterampilan proses menjadi kompetensi yang perlu dimiliki oleh murid hal ini bertujuan untuk menunjang pemahaman sains.sehingga kita dapat menguraikannya menjadi seperti berikut :


Keterampilan proses menjadi karakteristik mata pelajaran IPAS.Saat kita menguraikan CP untuk mata pelajaran yang lain,maka hasilnya akan berbeda. karena karakter serta elemennya juga berbeda.

Oleh karena itu,penting bagi kita untuk memahami karakter dan elemen mata pelajaran saat di langkah pertama.

Sekarang,silahkan ibu dan bapak guru membuka dokumen CP yang telah disediakan kembali dan mencoba menguraikannya untuk 1-2 kompetensi.

Selanjutnya mari 

"Menentukan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)"

Setelah menguraikan CP dan materinya, selanjutnya kita bagi kompetensi tersebut ke dalam jenjang kelas 1 fase dan alokasi waktunya.





Tujuannya adalah untuk membentuk sebuah alur.

ingat, perhatikan total waktu dalam 1 tahun saat menentukan alokasinya.

Untuk satu kompetensi pemahaman, bisa saja ditarikan di satu jenjang kelas.
atau dibagi ke dalam dua jenjang karena ada pertimbangan seperti kompleksitas atau tahapan perkembangan murid.

Hal ini diserahkan kepada guru masing-masing yang paling memahami kebutuhan muridnya.

Sekarang silakan ibu dan bapak guru coba tentukan alokasi waktu dan kelas untuk CCP yang sudah diuraikan pada langkah ke-3.

Setelah itu, guru pada fase A-C disarankan untuk berkumpul dan saling berbagi ATP yang sudah disusun.

Tujuannya adalah agar dapat melihat kesinambungan antar fase.

Langkah berikutnya "Merumuskan tujuan pembelajaran (TP) pada alur tujuan pembelajaran (ATP) yang sudah disusun."

Ada beberapa pertanyaan kunci yang dapat membantu kita saat melakukan tahap ini.

Misalnya : 
Apa pemahaman bermakna yang bisa dipelajari dari materi ini?

Pemahaman bermakna dapat membantu kita menjelaskan manfaat pembelajaran dan tujuan mempelajari sebuah materi ajar.

Misalnya murid memahami bahwa perubahan wujud benda banyak terjadi di sekitar mereka kemudian dari pemahaman tersebut murid dapat mengidentifikasi berbagai proses perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.


Kemudian, dari pemahaman tersebut, murid dapat mengidentifikasi berbagai proses perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.
Para murid pun menggunakan konsep tersebut dalam kesehariannya.
Langkah selanjutnya,merumuskan TP untuk mencapai kompetensi akhir.

Contohnya dari tabel tani dapat dirumuskan sebagai berikut:


Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana pembagian ruang lingkup materinya?

Adakah materi inti yang perlu diketahui untuk memahami konsep tertentu?

Untuk itu kita perlu menentukan ruang lingkup materinya. Tujuannya adalah untuk mendukung murid mencapai tujuan pembelajarannya.

Sebaiknya guru juga melihat fase-fase di bawahnya untuk mengetahui pengetahuan yang sudah murid dapatkan sebelumnya.

Contohnya agar murid dapat memahami konsep perubahan wujud maka perlu dulu untuk memahami konsep wujud benda dan karakteristiknya sehingga ruang lingkup materinya adalah dua hal berikut:



Langkah selanjutnya adalah "menentukan rencana asesmentnya"

Untuk membuktikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai ,maka tentukanlah indikator pencapaian kompetensi yang akan murid tunjukkan.

Indikator ini bisa ditentukan dalam bentuk produk akhir misalnya sebagai berikut:



Saat menentukan produk akhir,berikan kebebasan kepada murid untuk menentukan sendiri proses pembuatan produk dan bagaimana ia akan menjelaskannya.

Misalnya,murid dapat membuat perbandingan dan skema dengan berbagai cara.

Murid bisa memilih benda yang akan ia amati proses perubahan wujudnya dan memilih cara ia menceritakannya.

Misalnya melalui video,lagu,komik dan lain sebagainya.

Selanjutnya" menentukan metode pengajaran"

setelah menentukan rencana asesment langkah terakhir adalah menentukan metode pengajaran yang akan dipakai.

Misalnya,untuk mencapai indikator ini, maka metode pengajaran yang akan dipakai adalah sebagai berikut


Untuk metode yang dilakukan secara berkelompok,guru dapat mengelompokkan murid berdasarkan minat atau tingkat kemampuannya.



Nantinya, hal ini akan memudahkan guru untuk melakukan pendampingan.

Ibu dan bapak guru melalui langkah 1 -6, kita dapat melihat gambaran bagaimana CP diturunkan menjadi alur dan tujuan pembelajaran.

Yuk praktekkan langkah 1 sampai 6 untuk semua kompetensi yang termuat dalam CP untuk satu fase.

Dengan begitu,ibu dan bapak guru akan memiliki gambaran rencana pembelajaran dalam satu fase.

Ibu dan bapak guru juga dapat mempelajari cara merumuskan ATP dan TP untuk contoh mata pelajaran lain yang tersedia di modul ini.

Semoga langkah-langkah yang telah disampaikan dalam materi ini dapat membantu ibu dan bapak guru dalam menyusun alur tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu murid.

Selamat belajar dan mencoba ibu dan bapak guru hebat!

Salam dan bahagia!

Kesimpulan

Alur tujuan pembelajaran (ATP) disusun untuk membantu murid mencapai kompetensi dasar dalam pencapaian pembelajaran (CP) secara bertahap

Kumpulan Modul"Merdeka Mengajar"

Contoh ATP dan TP Seni Rupa Fase E Pdf

Contoh ATP dan TP PPKNn Fase D pdf

Contoh ATP dan TP IPAS Fase B,pdf

Panduan Umum Merumuskan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Tujuan Pembelajaran (TP)

 

Perencanaan Pembelajaran"Lingkungan Belajar yang Nyaman "(Modul: Kurikulum Operasional Sekolah)

 Lingkungan Belajar yang Nyaman


Salam dan bahagia ibu dan bapak guru!


Halo selamat datang pada modul "Kurikulum Operasional Sekolah".

Ibu dan bapak guru,pada materi sebelumnya kita sudah belajar mengenai salah satu karakteristik satuan pendidikan yaitu visi dan misi sekolah.

Pada materi kali ini kita akan belajar lebih banyak mengenai beberapa variabel yang mendukung terciptanya lingkungan belajar sekolah yang nyaman.Kenyamanan ini untuk menciptakan pembelajaran murid yang berkualitas.


Ilustrasi Cerita

Pak Yori:
"Bu Polin Apa kabar ?"

Bu Polin:
"Halo Pak, baru selesai kelas Pak! bagaimana tadi kelasnya?"

Pak Yori:
" itu si Asep tidak hadir di kelas Kimia.Dia memang tidak masuk sekolah ya,Bu?

Bu Polin:
"Loh, sebelumnya dia hadir di kelas Ekonomi Pak."

Pak Yori:
"kalau begitu nanti saya skors saja ya Bu, biar jera dan tidak mengulangi."

Bu Polin:"
Maaf Pak, Apakah tidak sebaiknya kita coba tanyakan dulu ke muridnya ? supaya kita tahu alasannya kenapa ia tidak hadir di kelas kimia.Kenapa langsung diskors ?

Pak Yori:
"Biasanya kan juga langsung skor, Bu.

Bu Polin:
"Tapi kok Saya jadi khawatir itu tidak akan membuat jera ya,pak ?Mungkin saja Asep punya permasalahan yang perlu kita bantu ?Untuk menumbuhkan tanggung jawab sesuai dengan visi sekolah, murid kita sangat perlu dibantu,Pak.

Pak Yori:
"Oh begitu,saya jadi ingat lagi nilai menghormati dan tanggung jawab milik sekolah kita.Tetapi kan menumbuhkan tanggung jawab bisa melalui efek jera Bu ?Kalau ia menyesal, Ia tidak akan mengulanginya lagi.

Bu Polin:
"Menurut saya,belum tentu Pak.Bisa saja loh murid setelah dihukum akan mengulangi kesalahannya,bahkan lebih lihai.Bagaimana kalau kita ubah sistem hukum ini ?Daripada kita menghukum murid, mari kita tumbuhkan motivasi dan tanggung jawabnya melalui lingkungan belajar yang positif."

Pak Yori:
"Kadang-kadang saya pesimis Bu.Eh tapi jadi ingat ada murid yang malah lebih lihai dalam berbuat kesalahan."

Bu Polin:
"Nah,murid malah bisa menjadi lebih lihai ya.Kalau kita lihat lagi memang banyak guru yang melakukan skorsing. tetapi pelanggaran tidak menurun.Dengan hukuman,tidak menjamin Murid memiliki kesadaran diri dan bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar.

Pak Yori:
"iya nih,Jadi bagaimana,Bu?

Bu Polin:
"Kadang-kadang saya juga suka berpikir pesimis seperti Pak Yori.Tetapi Saya merenung lagi, apakah hukuman yang keras itu efektif ?Saya mengubah pandangan saya dan mencoba menciptakan lingkungan belajar menyenangkan.Saya meyakinkan diri bahwa pada dasarnya murid itu berniat baik.Hanya,terkadang mereka mengalami kendala atau permasalahan. Peran kita adalah membantu mereka mengatasi kendala dan permasalahan tersebut.

Pak Yori:
"Begitu ya,Bu.Perlakukan dan persepsi kita terhadap murid penting ya.
Sepertinya ini dulu yang harus saya ubah untuk membantu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. kira-kira apalagi ya Bu,faktor yang mempengaruhi ?"

Bu Polin:
"Kalau dari pengalaman saya, keterlibatan semua pihak itu penting, Pak.Dalam artian kita mengikutsertakan semua warga sekolah dalam setiap kegiatan.Lalu ada faktor budaya sekolah yang perlu kita perhatikan dalam membangun lingkungan yang nyaman."

Pak Yori:
" Budaya sekolah itu bagaimana maksudnya Bu?"

Bu Polin:
"Budaya sekolah itu merupakan pola asumsi-asumsi dasar, nilai norma dan keyakinan yang dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah.Jadi seperti tadi bertanggung jawab dan saling menghormati.Itu adalah nilai dari budaya sekolah kita pak?

Pak Yori:
"Kapan kita menentukan budaya sekolah ini Bu ?Apa budaya sekolah ini ada kaitannya dengan lingkungan belajarnya nyaman ?

Bu Polin:
"Untuk menentukan budaya sekolah, perwakilan seluruh warga sekolah berkumpul untuk berdiskusi.Pemikiran atau asumsi dasar warga sekolah akan dikumpulkan dan dianalisis,kemudian ada nilai dan norma yang kita yakini bersama.Jadi,untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, kita perlu saling memahami dan menghargai pemikiran dan nilai-nilai yang diyakini semua orang.

Pak Yori:
"Iya betul juga ya Bu.Kalau saya pikir-pikir,apabila dihargai keunikannya, iya akan lebih termotivasi untuk belajar."

Bu Polin:.
"Nah, benar kan.Jika kita menegakkan aturan dengan mempertimbangkan keragaman situasi dan karakter murid maka semua warga sekolah menjadi nyaman.Bukan cuma murid, kita juga sebagai guru merasa nyaman.Apabila ada murid yang tidak menaati aturan, kita investigasi dulu penyebabnya agar murid sadar tentang makna dan tujuan aturan tersebut."

Pak Yori:
"Oh, begitu. terus terang saja saya suka tidak sadar kalau ternyata tindakan saya tidak memberikan rasa aman dan nyaman pada murid.Saya pikir ada betulnya kita mengajak Asep untuk bertemu dan menanyakan alasannya bolos kelas Kimia.

Bu Polin:
"Betul Pak Yori.memang kita sebagai guru dibesarkan dengan zaman yang berbeda dengan murid ,sehingga cara kita menghadapi masalah pun berbeda.
Saya juga suka bertindak tidak tepat terhadap murid ,tetapi saya ingat lagi bahwa saya harus memahami murid dengan baik.

Saya senang dengan kita berdiskusi seperti ini kita dapat bertukar informasi tentang latar belakang murid dan permasalahan yang mungkin mereka hadapi. Seringkali, murid bersikap berbeda pada setiap guru.

Akhirnya,informasi yang dimiliki guru tentang latar belakang murid pun berbeda.Semakin sering kita berdiskusi tentang murid,semakin mudah kita membantu satu sama lain."

Pak Yori:
"Wah,Terima kasih banyak Bu.
Saya akan mencoba mengubah cara interaksi saya dengan murid.semoga nanti saya bisa membangun hubungan yang lebih positif."

Bu Polin:
 "Semangat ya Pak Yori. saya juga masih perlu banyak belajar.Sebagai guru,kita terus belajar bersama-sama murid.Kita perlu menciptakan lingkungan belajar nyaman bagi murid.Jika lingkungan sudah nyaman dan aman, kegiatan belajar pun akan berjalan efektif."

Pak Yori:
"Dengankita berdiskusi tentang topik ini, saya jadi ingat profil pelajar Pancasila,Bu."

Bu Polin:
"Bagaimana maksudnya,Pak ?

Pak Yori:
" Di dalam pelajar profil Pancasila kan ada 6 dimensi Bu.Misalnya, dimensi bergotong-royong tercermin saat pembentukan kesepakatan dengan murid dan budaya sekolah.

Dengan kita mempunyai nilai dan norma,Saya rasa ini termasuk cerminan dimensi beriman,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Lalu, dimensi Mandiri,bernalar kritis dan kreatif juga hadir saat kita melibatkan murid dan proses pembelajarannya.


Bu Polin:
"Wah,Terima kasih infonya,Pak Yori.
.Ternyata ini juga merupakan bukti penguatan profil Pancasila pada lingkungan sekolah.Saya belajar banyak hari ini.

Pak Polin:
" sama-sama Bu Polin.Saya juga  belajar banyak.



Ibu dan bapak guru, kita belajar banyak dari ibu polin dan Pak Yori hari ini.

Mudah-mudahan ibu dan bapak guru juga ikut termotivasi ya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
Tadi sudah disebutkan beberapa variabel yang mempengaruhi lingkungan belajar yang nyaman.

Mari kita berefleksi kira-kira variabel apalagi ya yang dapat mempengaruhi murid agar kita belajar dengan nyaman dan aman.Tetap semangat.

selamat belajar Ibu dan bapak guru hebat !
salam dan bahagia!


Kesimpulan

"Jika lingkungan sudah nyaman dan aman, kegiatan belajar pun akan berjalan efektif"

Rabu, 18 Mei 2022

Merdeka Belajar "Peran Keluarga,Sekolah dan Masyarakat"(Modul:Pendidikan Yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan)

 Peran Keluarga,Sekolah dan Masyarakat


Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat Selamat datang kembali di modul pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.

Kali ini kita akan mengulas materi tentang peran alam keluarga alam perburuan dan alam pergerakan pemuda atau masyarakat dalam pendidikan agar kita dapat memahami peran ketiga alam tersebut dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran.

Momen menjalani pendidikan di lembaga sekolah merupakan momen yang dinanti-nantikan bagi sebagian orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya.Ada orang tua yang benar-benar menyerahkan segala urusan Didik mendidik murid kepada guru dan sekolah sebagai satu-satunya wadah karena kesibukannya bekerja, tapi ada juga orang tua yang ikut proaktif mendampingi tumbuh kembang anaknya, dengan berkolaborasi dengan guru dan sekolahnya agar apa yang diberikan guru di sekolah selaras dengan apa yang dilatihkan di rumah.

Tidak jarang orang tua menganggap guru sebagai faktor utama keberhasilan belajar murid, sehingga guru dianggap berhak melakukan apapun kepada murid asalkan murid berhasil dididik dalam belajarnya.Seakan-akan beban berat hanya ada di punggung guru dalam mendidik murid, padahal orang tua atau keluarga lah yang menjadi contoh teladan dan berkewajiban mendidik anak-anaknya.

Selain itu bagian yang juga berdampak pada perkembangan murid adalah, lingkungan sekitar atau masyarakat karena di sanalah murid berperan dan berinteraksi langsung menjadi bagian dari masyarakat.Maka apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik agar lingkungan pembelajaran murid memberikan dampak dan berkontribusi terhadap tumbuh kembang murid ?

Tri Sentral pendidikan adalah 3 wadah dasar proses pembentukan pendidikan murid yang terdiri dari alam keluarga alam perguruan dan alam pergerakan pemuda atau komunitas atau masyarakat.


Ketiganya berperan dan berkontribusi mengembangkan pengetahuan, nilai nilai dan keterampilan murid.

Kita tidak cukup hanya membantu murid dengan wawasan ilmu pengetahuan dan teladan sikap, tetapi juga dapat membantu murid untuk dapat menemukan suasana (atmosfer) di mana ia hidup dan berada.

"Menghidupkan, menambah dan menggembirakan perasaan kesosialan tidak akan dapat terlaksana jika tidak didahului oleh pendidikan diri (pendidikan individu kurang tutup karena inilah dasarnya pendidikan budi pekerti yang akan dapat menimbulkan rasa kemasyarakatan atau rasa sosial".-ki Hajar Dewantara

Guru bersama orang tua membantu murid untuk menemukan dan memiliki budi pekerti luhur yang siap digunakan dalam mengembangkan rasa sosial murid di lingkungan di mana ia berada

Maka, hubungan antara alam keluarga, dalam perguruan dan alam pergerakan pemuda (masyarakat) perlu dikeluarkan dan diwujudkan dalam pembelajaran murid-murid kita.

Sekarang, mari kita bahas satu persatu buah pada dasar proses pendidikan tersebut. balai wiyata ;

Alam keluarga

Merupakan sistem kecil di mana anak tinggal dan mendapatkan pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya.

Pada alam keluarga lah anak mendapatkan dasar pendidikan budi pekerti dan pendidikan sosial. Karena secara naluri, baik disadari atau tidak manusia memiliki kecakapan dan keinginan untuk mendidik anak-anaknya secara rohani dan jasmani.

Sebagai contoh, kasih sayang, cinta, dan perasaan-perasaan lain dapat tumbuh dalam hidup keluarga anak yang berperan penting menemukan pendidikan budi pekerti yang kuat itu.

Pendidikan sosial juga dapat muncul dari tercermin dari interaksi antar anggota keluarga seperti, tolong-menolong antar mereka, membantu dan menjaga anggota keluarga yang sedang sakit, bersama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban dalam keluarga, dan lainnya menjadi modal pendidikan sosial yang berasal dari alam keluarga.

Keluarga di sini bukan berarti keluarga inti (ayah ibu, kakak, adik) saja, melainkan lebih luas dari itu yaitu orang-orang dewasa yang merawat, memelihara, melindungi dan peduli terhadap tumbuh kembang anak.

Alam perguruan

Merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas .


Alam perguruan ini meliputi semua jenis dan bentuk satuan pendidikan yang berperan dalam mengembangkan kecakapan murid.

Di sinilah kecakapan murid dapat terus diasah melalui pendidikan intelektual, akan tetapi Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan kita bahwa semakin cakap kemampuan berpikir dan luasnya pengetahuan, semakin kuat pula ego dan Budi ke duniawian (materealisme), akibatnya dapat menghasilkan jiwa antisosial murid.

Oleh karena itu, alam perburuan sebisa mungkin dapat selaras dan berkesinambungan, dengan hidup dalam keluarga dan tidak boleh terpisah, agar murid mendapatkan kecerdasan kecakapan berpikir dan juga kecakapan sosial emosional.

Alam perguruan dianggap sebagai media perantara dari kesinambungan tiga wadah dasar proses pendidikan (alam keluarga, alam perguruan dan alam pemuda/masyarakat).

 Alam perguruan atau balai wiyata yang dulu menjadi tempat satu-satunya mengasah kecakapan intelektual, saat ini, bentuk dan cara menuntun murid pun menyesuaikan zaman.

Sebagai contoh guru menyelenggarakan pembelajaran daring dengan menggunakan berbagai media. Murid mencari tahu informasi dan pengetahuan yang membuatnya penasaran, melalui mesin pencari pada gawainya, kemudian didiskusikan bersama guru dan teman-temannya.

Maka guru perlu memahami konteks kebutuhan dan cara belajar murid, pada masa sekarang juga sekaligus menjadi mitra kolaborasi dengan keluarga.


Alam pergerakan pemuda/masyarakat

Merupakan wadah yang memfasilitasi murid untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan watak.

Alam pergerakan pemuda atau masyarakat inilah sebagai penguat pendidikan, baik itu untuk kecerdasan budi pekerti dan sosial-emosional murid.

Masyarakat merupakan lingkungan pembelajaran murid, atau dapat dikatakan sebagai laboratorium pendidikan murid menumbuh kembangkan, apa yang telah ia dapat di keluarga dan perguruan.

Di masyarakat pula murid membangun koneksinya dengan lingkungan dan alam sekitar dimana ia berada untuk mengetahui siapa dirinya dan perannya di dalam masyarakat.

Sama dengan apa yang terjadi pada alam perguruan, majunya teknologi, terhubungnya setiap warga negara dengan warga negara lain, melalui jaringan internet membuat kita berpikir kembali tentang.

Definisi alam masyarakat yang semakin luas, tidak hanya berada di lingkungan sekitar tetapi juga meluas bagian dari dunia yang tanpa sekat.

Hadirnya teknologi juga membuat terbentuknya wadah-wadah baru dalam proses pendidikan murid, proses belajar murid.

Sebagai contoh alam digital atau Maya, alam algoritma ,alam data dan wadah atau alam-alam lain yang dibentuk dari majunya teknologi mempengaruhi cara belajar, berperilaku dan aktualisasi diri murid-murid kita.

Maka, bukan hanya definisi alam pemuda atau masyarakat yang semakin luas, melainkan juga cara pandang kita sebagai pendidik, dalam memahami bagaimana murid terhubung dengan lingkungannya.

"Proses pendidikan yang menggunakan kuatnya hubungan antar alam-alam inilah yang akan mengantarkan murid untuk dapat menghidupkan, menambah, dan menggembirakan perasaan hidup bersama dalam masyarakat (Sosial), yang pada akhirnya menuju pada kecerdasan budi pekerti yang berdasarkan adab kebangsaan dan semakin menguatkan hubungan antar keluarga perguruan dan pergerakan pemuda/masyarakat".-. Ki Hajar Dewantara

Sebagai contoh, keluarga menanamkan nilai kemandirian pada anak sejak dini, artinya sedapat mungkin anak diberi kepercayaan untuk dapat mengeksplorasi dan mengerjakan banyak hal secara mandiri.

Selain itu keluarga juga menanamkan prinsip-prinsip kolaborasi, keterbukaan dan dialog. Orang tua atau keluarga dapat membantu anda untuk mencari sumber-sumber pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Apabila kemudian menemui kesulitan maka orang tua bisa mengajak anak untuk mendiskusikannya bersama guru di sekolah.

Apabila kemudian pengetahuan dan pengalaman guru di sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan belajar anak, maka bisa bersama-sama bertanya atau mencari narasumber lainnya yang ada di sekitar.

Guru dan murid dapat belajar bersama menggunakan mesin pencari dan sasaran lain, yang ada di luar sana yang bisa membantu memfasilitasi kebutuhan belajar anak .

Ibu dan bapak guru, mari kita refleksikan bersama,

Apakah kita sudah memahami peran keluarga, perguruan dan masyarakat dan menerapkannya dalam pembelajaran yang kita rencanakan?

Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat mempraktikkan peran-peran tersebut dalam proses pembelajaran untuk murid-murid kita?

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat !

Salam dan bahagia!


Kesimpulan

Di dalam hidupnya anak-anak adalah 3 tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda (masyarakat).~Ki Hajar Dewantara


Merdeka Belajar "Membimbing Murid,memperbaiki bangsa"(Modul:Pendidikan Yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan)

 Membimbing Murid,Memperbaiki Bangsa





Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat .
Halo ibu dan bapak guru kali ini kita akan mengulas materi murid memperbaiki bangsa agar kita dapat memahami prinsip dan praktik pembelajaran yang mandiri dan kontekstual sesuai karakteristik dan kekhasan di daerah murid kita berada.

Murid seringkali merasa senang dan bangga ketika guru mengkonversi pemahaman pengetahuannya dalam belajar dengan angka-angka penilaian.

Semakin tinggi nilai angka semakin dianggap pintar dan cerdas sebaliknya semakin rendah nilai angka semakin dianggap tidak pintar atau tidak cerdas.

Hal ini dapat berdampak pada motivasi belajar murid yang cenderung fokus mendapatkan penilaian antar tinggi dari guru dan berkompetisi atau bersaing dengan teman-temannya.

Belum lagi sistem pemerintahan kelas yang dilakukan oleh guru itu juga menjadi salah satu pengaruh motivasi belajar murid.Sebenarnya ingat apresiasi kepada murid bukanlah hal yang buruk jika dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berpihak pada anak atau murid.

Akan tetapi masih banyak dari kita pendidik yang belum memahami prinsip berpihak pada murid tersebut.bagaimana pasar murid ketika ia mendapatkan peringkat paling bawah di kelasnya, mau mendapatkan nilai ujian yang paling rendah, kemudian diumumkan di dalam kelas tanpa pengertian atau penguatan dari guru dengan tepat ?

Kecenderungan mengandalkan ujian atau evaluasi sumatif, tanpa dapat menjadi bumerang dan sangat merugikan murid bahkan dapat melemahkan potensi dan kekuatannya.Proses demi proses yang dilalui murid dalam mencari dan membangun pengetahuan dan pemahamannya juga sebaiknya menjadi perhatian utama para guru.

Dari sana guru dapat melakukan penilaian proses belajar (formatif), yang juga dapat digunakan untuk membantu merefleksikan pembelajaran yang disusunnya. Sehingga, semangat "perbaikan" terus-menerus dapat diinternalisasikan dalam diri dan menjadi pegangan pada setiap pendidik.

Budaya-budaya seperti memberikan nilai dengan angka dan membuat peringkat kelas, sebaiknya dapat diubah dengan sistem penilaian dan apresiasi, yang tidak membuat harkat dan martabat Ana atau murid terkoyak, dan memahami tujuan pengukuran atau penilaian itu sendiri.

Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid.Maka, murid sebagai pusat pembelajaran bukan hanya sebatas "semboyan atau jargon"tetapi juga dapat termanifestasikan ke dalam proses belajar murid sehari-hari.

Misalnya, membimbing murid untuk membangun koneksi dan konteks belajar, terhadap dirinya sehingga ia mampu menentukan tujuan belajarnya, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga murid berani bertanya dan berpendapat.

Ketika ia ingin mengetahui, dan memaknai sesuatu dapat difasilitasi dengan baik, bukan sebaliknya dilemahkan dengan stigma bahwa bertanya merupakan ciri murid yang tidak pandai atau tidak cerdas,Dan mendorong murid untuk mengembangkan keterampilan kerjasama dan gotong royong membantu murid lain yang mengalami kesulitan belajar.

Dengan demikian, bukan hanya kecerdasan pikiran yang murid dapatkan, melainkan juga iya dapat mengembangkan kecerdasan sosial emosional melalui pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Penumbuhan dan pengembangan karakter murid kadang terabaikan dan tertutupi, oleh pengembangan kecerdasan kognitif dalam proses pembelajaran.Padahal pendidikan karakter sama pentingnya dengan kecakapan kognitif murid yang dapat menjadi modal dalam kehidupan dan penghidupan yang kelak.

Karakter yang berisikan nilai-nilai, yang diyakini dan menjadi ciri khas setiap murid, menjalani hidupnya agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.Kesadaran untuk berani bertanya dan berpendapat merupakan salah satu karakter yang perlu dimiliki murid untuk mengaktualisasikan diri di mana ia berada.

Dengan karakter berani bertanya dan mengemukakan pendapat, iya akan terus mengasah keterampilan berpikir kritis yang, mengembangkan kepekaannya pada lingkungan sekitar, dan memajukan bangsa dan negaranya.Untuk mewujudkan itu, mustahil murid akan mampu melakukannya sendiri,kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain tidak mungkin bisa dihapus.

Oleh karenanya, karakter khas bangsa Indonesia yang didasarkan juga atas kodrat sebagai makhluk sosial yaitu gotong royong atau bekerja sama menjadi salah satu karakter penting. Yang murid dapat temukan dalam pengalaman belajarnya.

Gotong royong atau bekerja sama merupakan budaya ciri khas bangsa Indonesia, sehingga membimbing murid untuk menemukan kesadaran bahwa gotong royong/kerjasama penting dan bermanfaat, secara tidak langsung menanamkan, melestarikan dan memperbaiki budaya bangsa Indonesia.

Maka, kita sebagai pendidik dapat mendampingi murid untuk menemukan, menumbuhkan dan mengembangkan karakter tersebut sebagai bekal kehidupan, dan penghidupannya sekaligus merupakan bagian dari kebudayaan kita.

Dalam pembelajaran misalnya kita dapat melihat bagaimana guru, membuka kesempatan kepada murid seluas-luasnya untuk bertanya hal yang murid ingin ketahui dan menempatkan dirinya sebagai partner diskusi (bertukar pikiran).

Selain itu, guru juga dapat memberikan apresiasi terhadap segala pertanyaan, dan pendapat yang dikemukakan oleh murid tanpa membeda-bedakan antara murid yang satu dengan murid yang lainnya.

Contoh lain, ketika guru merencanakan pembelajaran dengan melibatkan murid untuk menentukan tujuan belajarnya, melibatkan murid dalam proses belajarnyadan melibatkan murid dalam mengevaluasi belajarnya dengan formulir penilaian dirinya 

Misalnya:

Sebagai orang dewasa, kita hanya dapat membimbing murid untuk memunculkan karakter-karakter yang menurutnya sesuai dengan nilai dan prinsip yang diyakininya.

Mari kita refleksikan bersama,

Apakah kita sudah memahami bahwa mengajar dan mendidik adalah bagian dari kebudayaan?

Lalu apa yang dapat kita lakukan agar dapat berkontribusi membentuk budaya bangsa yang kuat dan menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan?

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat!

Salam dan bahagia!


Kesimpulan 

Mengajar dan mendidik adalah bagian dari kebudayaan titik pendidikan dak nya menciptakan praktek pembelajaran yang mandiri dan konseptual sesuai karakteristik murid.






TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...