Rabu, 18 Mei 2022

Merdeka Belajar "Membimbing Murid,memperbaiki bangsa"(Modul:Pendidikan Yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan)

 Membimbing Murid,Memperbaiki Bangsa





Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat .
Halo ibu dan bapak guru kali ini kita akan mengulas materi murid memperbaiki bangsa agar kita dapat memahami prinsip dan praktik pembelajaran yang mandiri dan kontekstual sesuai karakteristik dan kekhasan di daerah murid kita berada.

Murid seringkali merasa senang dan bangga ketika guru mengkonversi pemahaman pengetahuannya dalam belajar dengan angka-angka penilaian.

Semakin tinggi nilai angka semakin dianggap pintar dan cerdas sebaliknya semakin rendah nilai angka semakin dianggap tidak pintar atau tidak cerdas.

Hal ini dapat berdampak pada motivasi belajar murid yang cenderung fokus mendapatkan penilaian antar tinggi dari guru dan berkompetisi atau bersaing dengan teman-temannya.

Belum lagi sistem pemerintahan kelas yang dilakukan oleh guru itu juga menjadi salah satu pengaruh motivasi belajar murid.Sebenarnya ingat apresiasi kepada murid bukanlah hal yang buruk jika dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berpihak pada anak atau murid.

Akan tetapi masih banyak dari kita pendidik yang belum memahami prinsip berpihak pada murid tersebut.bagaimana pasar murid ketika ia mendapatkan peringkat paling bawah di kelasnya, mau mendapatkan nilai ujian yang paling rendah, kemudian diumumkan di dalam kelas tanpa pengertian atau penguatan dari guru dengan tepat ?

Kecenderungan mengandalkan ujian atau evaluasi sumatif, tanpa dapat menjadi bumerang dan sangat merugikan murid bahkan dapat melemahkan potensi dan kekuatannya.Proses demi proses yang dilalui murid dalam mencari dan membangun pengetahuan dan pemahamannya juga sebaiknya menjadi perhatian utama para guru.

Dari sana guru dapat melakukan penilaian proses belajar (formatif), yang juga dapat digunakan untuk membantu merefleksikan pembelajaran yang disusunnya. Sehingga, semangat "perbaikan" terus-menerus dapat diinternalisasikan dalam diri dan menjadi pegangan pada setiap pendidik.

Budaya-budaya seperti memberikan nilai dengan angka dan membuat peringkat kelas, sebaiknya dapat diubah dengan sistem penilaian dan apresiasi, yang tidak membuat harkat dan martabat Ana atau murid terkoyak, dan memahami tujuan pengukuran atau penilaian itu sendiri.

Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid.Maka, murid sebagai pusat pembelajaran bukan hanya sebatas "semboyan atau jargon"tetapi juga dapat termanifestasikan ke dalam proses belajar murid sehari-hari.

Misalnya, membimbing murid untuk membangun koneksi dan konteks belajar, terhadap dirinya sehingga ia mampu menentukan tujuan belajarnya, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga murid berani bertanya dan berpendapat.

Ketika ia ingin mengetahui, dan memaknai sesuatu dapat difasilitasi dengan baik, bukan sebaliknya dilemahkan dengan stigma bahwa bertanya merupakan ciri murid yang tidak pandai atau tidak cerdas,Dan mendorong murid untuk mengembangkan keterampilan kerjasama dan gotong royong membantu murid lain yang mengalami kesulitan belajar.

Dengan demikian, bukan hanya kecerdasan pikiran yang murid dapatkan, melainkan juga iya dapat mengembangkan kecerdasan sosial emosional melalui pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Penumbuhan dan pengembangan karakter murid kadang terabaikan dan tertutupi, oleh pengembangan kecerdasan kognitif dalam proses pembelajaran.Padahal pendidikan karakter sama pentingnya dengan kecakapan kognitif murid yang dapat menjadi modal dalam kehidupan dan penghidupan yang kelak.

Karakter yang berisikan nilai-nilai, yang diyakini dan menjadi ciri khas setiap murid, menjalani hidupnya agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.Kesadaran untuk berani bertanya dan berpendapat merupakan salah satu karakter yang perlu dimiliki murid untuk mengaktualisasikan diri di mana ia berada.

Dengan karakter berani bertanya dan mengemukakan pendapat, iya akan terus mengasah keterampilan berpikir kritis yang, mengembangkan kepekaannya pada lingkungan sekitar, dan memajukan bangsa dan negaranya.Untuk mewujudkan itu, mustahil murid akan mampu melakukannya sendiri,kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain tidak mungkin bisa dihapus.

Oleh karenanya, karakter khas bangsa Indonesia yang didasarkan juga atas kodrat sebagai makhluk sosial yaitu gotong royong atau bekerja sama menjadi salah satu karakter penting. Yang murid dapat temukan dalam pengalaman belajarnya.

Gotong royong atau bekerja sama merupakan budaya ciri khas bangsa Indonesia, sehingga membimbing murid untuk menemukan kesadaran bahwa gotong royong/kerjasama penting dan bermanfaat, secara tidak langsung menanamkan, melestarikan dan memperbaiki budaya bangsa Indonesia.

Maka, kita sebagai pendidik dapat mendampingi murid untuk menemukan, menumbuhkan dan mengembangkan karakter tersebut sebagai bekal kehidupan, dan penghidupannya sekaligus merupakan bagian dari kebudayaan kita.

Dalam pembelajaran misalnya kita dapat melihat bagaimana guru, membuka kesempatan kepada murid seluas-luasnya untuk bertanya hal yang murid ingin ketahui dan menempatkan dirinya sebagai partner diskusi (bertukar pikiran).

Selain itu, guru juga dapat memberikan apresiasi terhadap segala pertanyaan, dan pendapat yang dikemukakan oleh murid tanpa membeda-bedakan antara murid yang satu dengan murid yang lainnya.

Contoh lain, ketika guru merencanakan pembelajaran dengan melibatkan murid untuk menentukan tujuan belajarnya, melibatkan murid dalam proses belajarnyadan melibatkan murid dalam mengevaluasi belajarnya dengan formulir penilaian dirinya 

Misalnya:

Sebagai orang dewasa, kita hanya dapat membimbing murid untuk memunculkan karakter-karakter yang menurutnya sesuai dengan nilai dan prinsip yang diyakininya.

Mari kita refleksikan bersama,

Apakah kita sudah memahami bahwa mengajar dan mendidik adalah bagian dari kebudayaan?

Lalu apa yang dapat kita lakukan agar dapat berkontribusi membentuk budaya bangsa yang kuat dan menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan?

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat!

Salam dan bahagia!


Kesimpulan 

Mengajar dan mendidik adalah bagian dari kebudayaan titik pendidikan dak nya menciptakan praktek pembelajaran yang mandiri dan konseptual sesuai karakteristik murid.






Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...