Jumat, 16 Desember 2022

Refleksi Sebagai Bagian Dari Pembelajaran di SMP-SMA/SMK

Perencanaan Pembelajaran

Refleksi Dalam Pembelajaran

3.3.Refleksi Sebagai Bagian Dari Pembelajaran di SMP-SMA/SMK


Salam dan Bahagia 
Ibu dan Bapak Guru!

Pada modul kali ini, kita akan membahas mengenai 

"Refleksi Sebagai Bagian dari Pembelajaran Pada Jenjang SMP- SMA /SMK".

Apakah Ibu dan Bapak Guru sudah rutin mengajak muridnya untuk melakukan refleksi di kelas ?

Kegiatan refleksi erat kaitannya dengan dimensi Mandiri pada Profil Pelajar Pancasila.

Untuk itu kebiasaan refleksi harus dibangun dan menjadi bagian rangkaian pembelajaran di kelas.

Kegiatan refleksi bukan dilakukan karena kebetulan ada waktu, tapi kita perlu mengadakan waktu untuk melakukan refleksi.

Dengan demikian murid dapat belajar dari proses belajarnya untuk pembelajaran selanjutnya.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan saat memasukkan refleksi dalam kegiatan pembelajaran:

1.Bagaimana membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid ?
 
2.Kapan refleksi dilakukan

3.Bagaimana guru memfasilitasi muridnya berefleksi? 


Tiga hal inilah yang akan dibahas pada paparan kali ini.


Bagaimana membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid ?

Tentunya perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan murid kita.

Pada jenjang SMP atau fase D, murid diharapkan dapat melakukan refleksi untuk memonitor kemajuan belajar, memprediksi tantangan pribadi dan akademik yang akan muncul berdasarkan pengalamannya, dan mempertimbangkan strategi belajar yang sesuai.

Intinya adalah mengaitkan hasil refleksinya ke dalam proses belajar. Sehingga bentuk pertanyaan bisa mengacu kepada capaian di atas.

Misalnya:Berkaitan dengan 

A.Metode belajar "metode apa yang paling membantumu memahami topik ini?"

B.Kemampuan atau keterampilan baru "Kemampuan apa yang meningkatkan atau baru kamu dapatkan saat melakukan proyek ini? "

C.Target yang ingin dicapai "mau kamu capai pada pembelajaran selanjutnya? "

D.Rencana untuk mencapai target"Apa yang kamu lakukan untuk mencapai target tersebut? "

E.Bantuan yang ia butuhkan "Bantuan apa dari guru yang kamu butuhkan untuk mencapai target tersebut? "


Naik ke jenjang SMA atau SMK, atau Fase E dan F, murid diharapkan dapat melakukan refleksi terhadap umpan balik dari teman,guru dan orang dewasa lainnya.

Termasuk merefleksikan informasi-informasi karir yang akan dipilihnya.

Intinya adalah 
"Mengaitkan hasil refleksinya untuk menunjang karirnya nanti".

Jadi bentuk pertanyaannya dapat dibuat agar menggiring murid dapat melakukan analisis yang dibutuhkan dalam menunjang atau menghambat karirnya di masa depan dapat juga berupa pertanyaan yang menggiring murid untuk mencari umpan balik dari orang lain . Sehingga ia dapat merefleksikan umpan balik tersebut untuk mengenal dirinya dan mengembangkan diri.


a).Karakteristik 
"Tiga hal yang mencerminkan diri saya dari hasil proyek ini yaitu...... "

b).Keterampilan 
"Saat mengerjakan proyek ini, keterampilan apa yang bermanfaat untuk karir yang ingin kamu tekuni nanti? Adakah yang ingin kamu pelajari lebih banyak? "

c). Mencari umpan balik
"Bagaimana pendapat teman kelompok tentang dirimu saat bekerja dalam kelompok? "

d). Merefleksikan umpan balik
"Dari umpan balik teman, apa yang kamu pelajari mengenai kelemahan dan kekuatan dirimu? "

e). Mengembangkan diri
"Adakah yang ingin kamu perbaiki dari kelemahan tersebut? "




Tahapan alur perkembangan pada setiap fase inilah yang menjadi acuan kita dalam membuat pertanyaan refleksi.

Tentunya pertanyaan refleksi juga dapat dikaitkan dengan materi yang dipelajari di kelas.

Misalnya:
Mengaitkan pertanyaan refleksi dengan aksi yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan sekitar saat mempelajari tentang pemanasan global.


Tahapan alur perkembangan pada setiap fase inilah yang menjadi acuan kita dalam membuat pertanyaan refleksi.


Guru juga dapat memanfaatkan respon murid terhadap pertanyaan refleksi untuk menjadi pertimbangan dalam merencanakan kegiatan belajar di kelas.

Misalnya:
Respon mereka saat menjawab hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran atau bantuan yang mereka harapkan dari gurunya.

"Kegiatan mana Di pelajaran kali ini yang membantumu belajar dengan baik?"

"Bantuan apa yang kamu butuhkan dari bapak/ibu untuk mencapai target belajarmu?"


Hasil refleksi ini bisa menjadi pertimbangan kita dalam membuat strategi pengajaran di kelas.

Setelah, membuat pertanyaan lalu Kapan refleksi yang dilakukan ?

Sebenarnya tidak ada ketentuan baku Kapan refleksi dilakukan.Dikembalikan lagi kepada tujuan dari refleksi itu sendiri.

Misalnya:
Saat melakukan refleksi sebagai bagian dari pembelajaran.Kita mengharapkan murid dapat melihat kembali 

"Proses Belajar"

yang dialaminya dan

" Hasil yang mereka berikan"

Berarti refleksi dapat dilakukan ketika proses sedang berjalan dan diakhir saat sudah ada hasil pembelajaran yang dibuat.

Misalnya:
-Di akhir unit pembelajaran 
-Setelah Melakukan Asesmen Formatif -Setelah pembagian tes atau asesmen sumatif 
-Di akhir proyek 


Walaupun pertanyaan sudah kita siapkan, bisa saja murid belum melakukan refleksi dengan mendalam.

Terlebih untuk murid yang belum terbiasa melakukan refleksi.

Lalu bagaimana guru memfasilitasi muridnya berefleksi ?


Salah satu caranya bisa dengan: 1.Memberikan pertanyaan tambahan yang memandu.

Misalnya:
Ibu dan Bapak Guru mengajak muridnya refleksi di akhir suatu unit pembelajaran.

"Metode apa yang paling membantumu Memahami sebuah topik? "

Kemudian salah satu murid kesulitan menjawab pertanyaan refleksi mengenai metode belajar yang paling cocok dengan dirinya.


Ibu dan Bapak Guru dapat membantu dengan memberikan pertanyaan tambahan secara lisan seperti:

"Metode apa yang paling membantumu Memahami sebuah topik?"

1.Apakah dengan menonton video atau membaca?
 
2.Bagaimana ketika kamu membuat catatan atau berdiskusi kelompok?
 

Atau Ibu dan Bapak Guru juga dapat memfasilitasi dengan

" Menciptakan suasana yang mendukung ".


Refleksi memerlukan keterbukaan murid. Ibu dan Bapak Guru masih ingat dengan posisi kontrol guru?


Jika kita masih memerankan posisi kontrol penghukum atau membuat rasa bersalah, akan susah membuat murid terbuka untuk refleksi.


Murid cenderung takut dimarahi atau khawatir di sudutkan.


Jika Ibu dan Bapak Guru ingat kembali "Topik Positif Disiplin"

"Restitusi: metode untuk penyusunan kembali model disiplin di sekolah titik metode ini dapat dipelajari pada Topik Disiplin Positif. "

Restitusi juga merupakan proses refleksi.


Jadi lingkungan belajar yang konstruktif dan budaya positif disiplin penting untuk mendukung kebiasaan refleksi.


Ibu dan Bapak Guru sebaiknya kita

 "Tidak memaksa murid jika ia tidak mau menunjukkan hasil refleksinya"


Ingat,bahwa konsumen utama dari proses refleksi adalah 

"Diri Sendiri"

Murid punya hak untuk menjaga privasi dari hasil refleksinya.


Kita juga perlu memilah pertanyaan-pertanyaan mana yang cukup disimpan oleh murid dalam buku jurnal pribadinya atau pertanyaan yang bisa didokumentasikan dan dijadikan sebagai portofolio kelas.


Terakhir kita perlu 

"Mengenali fase kemampuan murid berada".

Bisa jadi, ada murid-murid kita di fase E yang kemampuan refleksinya masih D atau bahkan C.


jika ini terjadi, Ibu dan Bapak Guru perlu memfasilitasi murid tersebut dengan pertanyaan refleksi yang sesuai dengan kemampuannya.

Murid juga kita bimbing agar bisa mencapai kemampuan sesuai fasenya.

Untuk memfasilitasi murid dengan kemampuan yang masih di jenjang SD.

Ibu dan Bapak Guru dapat melihat video materi 

"Refleksi Sebagai Bagian dari Pembelajaran di SD ".


Sekarang Coba Ingat kembali kebiasaan refleksi yang sudah dilakukan selama ini.

Apakah menurut Ibu dan Bapak Guru sudah sesuai dengan perkembangan murid ?

Apakah lingkungan belajar sudah mendukung ?

kemudian apa yang bisa kita perbaiki untuk mendukung murid kita menjadi pembelajar yang mandiri dan mendapatkan manfaat dari refleksib?

Selamat Belajar dan Mencoba Ibu dan Bapak Guru Hebat!

Salam dan Bahagia.



Ingat......
"Ternyata refleksi penting untuk membantu murid mengenali diri dan menyadari kebutuhannya dalam mengembangkan diri".


(Sumber Video Pelatihan Mandiri di PMM)

Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...