DASAR
MENULIS
Menulis merupakan suatu aktivitas atau
kegiatan menciptakan catatan atau informasi di suatu media dengan
menggunakan aksara atau huruf.
Menulis biasa dilakukan pada media kertas dengan menggunakan alat-alat seperti
pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis
dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada
zaman Mesir Kuno dulu.
Adapun Dasar Menulis yaitu: Kata,Kalimat dan Paragraf.perlu kita
telusuri dulu definisi kata,kalimat dan paragrap.Kata adalah satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian.sedangkan Kalimat merupakan satuan
bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap.Lalu Paragraf yaitu Paragraf adalah
kesatuan pokok pikiran yang terdiri atas beberapa kalimat. Sebuah paragraf terdiri
atas satu pokok pikiran atau satu gagasan utama.
Pada kesempatan kali
ini mendapat materi hebat,muda dan berpretasi yaitu Bapak Imam Fitri Rahmandi.Menurut
beliau
Semua orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan
Facebook, atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram.
Tulisan bisa menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis
secara personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan
penulisan tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk
keperluan akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.Mengapa ?
Pada kesempatan ini yang
akan beliau bahas tentang pemilihan kata, penulisan kalimat, dan
penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal, maupun
akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau
menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh
para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk
menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para
akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan
penelitian, atau artikel jurnal.
Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat memberikan
gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata, penulisan
kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang perlu
dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah dikuasai,
kita akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami sesuai
dengan tujuan dan konteks penulisan.
Beberapa strategi dalam tulisan ini di sarikan dari pengalaman
pribadi beliau selama belajar menulis, dan terutama ketika mengikuti berbagai pelatihan
bahasa Inggris untuk keperluan akademik, yang biasa disebut dengan english
for academic purposes . Adaptasi strategi penulisan dari bahasa Inggris saya
lakukan karena ternyata rumusan yang digunakan jauh lebih sederhana dan mudah dipahami daripada teori yang diambil
dari Bahasa Indonesia. Tidak ketinggalan, penjelasan materi dalam tulisan juga
dilengkapi dengan contoh nyata.
Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal
pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan
dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal,
dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan
untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai
contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan
kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara ngobrol-ngobrol,
berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar
informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol
terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata
berdiskusi terasa lebih akademik.
Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan
klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai
menjadi dua, yaitu general English dan academic
English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan
kosa kata akademik atau academic words. Pada bahasa Indonesia,
sepertinya belum ada kamus khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus
cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan jika ingin menulis lebih
formal atau akademik.
Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang
pertama: gue, aku, dan saya,yang memiliki rasa tersendiri jika
dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa sangat
personal, sedangkan saya terasa lebih formal. Lalu bagaimana untuk
penulisan akademik?
Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama,
kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat aktif menjadi
kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan
penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti
ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Kata yang benar adalah kata yang digunakan sesuai dengan tujuan
dan konteksnya. Kata yang baik adalah kata yang bisa menyampaikan informasi
sesuai yang diinginkan oleh penulis sesuai dengan target pembaca. Pemilihannya
berati disesuaikan dengan tujuan, konteks, dan target pembaca.
Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali diksi dalam
tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal, atau bahkan
sangat akademik?
Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket,
Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar
(SD). Apakah anda masih ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja kita membayangkan sebuah
kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan
predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan
di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis, bahwa juga
terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda
supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat,
dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan keempat rumusan
kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu menggunakan
rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan akademik
yang jauh lebih sederhana.
Selain kalimat sederhana (simple sentence), dalam
bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain, yaitu kalimat gabungan (compound
sentence) dan kalimat kompleks ( complex sentence ) . Kalimat gabungan dibuat dengan
menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS : for (untuk),
and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau),
yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai
dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah),because (karena),since (sejak),although (meskipun),
while (sementara), dan lainnya. Supaya lebih jelas, seperti ini
contohnya:
Kalimat
sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat
sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di
blog untukmenambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat
sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang
bekerja dari rumah.
Satu
lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan kalimat kompleks yang kemudian
disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di
blog untuk menambahpengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang
bekerja dari rumah.
Kalimat
campuran adalah gabungan dari kalimat gabungan dan kalimat kompleks. In
rumusnya:
Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari
singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or
(atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan
menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena),
since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya.
Jadi, kita harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap
paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca . Variasi
kalimat ini berlaku untuk penulisan personal , formal, dan akademik. Mari kita
simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan di jelaskan penerapan
variasi kalimat dalam sebuah paragraf.
Apalagi tentang paragraf, pasti kita sudah sering mendengar
penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu
kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan
utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting
sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain,
sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa
anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika
dibutuhkan.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf deduktif
dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama
pada kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus.
Sedangkan paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir
dalam paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak
dibaca dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah
paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di
awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam
sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan
ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak di baca dan
mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam sebuah
paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan mudah
dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian
lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat
topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana
mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan
gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat
penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung.
Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan
beberapa kalimat berikut:
Kalimat
topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan
dan kelebihan.
Beberapa
kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal
kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila
dijadikan paragraf yang semua merupakan kalimat sederhana, maka jadinya seperti
ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan
dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu
jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak
nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi
lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk
biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun,
jika a melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi,
menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan
dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal
kerja tidak begitu jelas sehinggakaryawan harus membuat jadwal jam kerja
sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada
sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih
fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain
itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk
biaya transportasi tetapi jugamenghemat biaya operasional kantor.
Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf
yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph yang berisi variasi
kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar
kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga
paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Satu
hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan . Masih banyak yang
kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam paragraf.
Baik, cara gampang untuk membuatnya, adalah pastikan kita meletakkan ide
pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya
seperti kalimat topik di atas: “Bekerja
dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan
kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan
dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan
pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa
kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Cara-cara
rahasia dalam menulis
1. Proses dan rahasia kreatif di lakukan adalah dengan *membaca*.
Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan merenung di bawah
pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika kita ingin menulis,
berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum outputnya ditulis.
2.
Hambatan terbesar mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum
ditulis oleh orang lain. ini disebut sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti,
tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian kita.
3.
Literasi digital generasi milenial masih sangat minim. Gerakan literasi digital
di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber
bullying, pornografi, dan lainnya. Justru yang kurang adalah literasi digital
untuk keperluan akademin sebagai bekal generasi milenial untuk belajar di era
digital. Belum ada gerakan literasi digital yang mengarah ke situ. Tahun
kemarin Pak Imam meneliti literasi digital untuk keprluan akademik bagi
mahasiswa generasi milenial dengan hibah PDP Dikti. Senang jika ada yang
meneruskan penelitian itu.
Setidaknya
ada 2 model yang bisa membantu bagaimana menyusun paragraf yang baik:
Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya.
Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya.Untuk
menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur sebuah artikel.Jadi, dalam
pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu.
Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu
nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel
nyambung semuanya.
Jadi, dilihat, kalau kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan
konjungsi: namun, padahal, dan lainnya.
Apa
bisa kita menggunakan bahasa Lokal ?
Bisa. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian
dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan
tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa
indonesia semua orang sudah paham kalau itu istilah di luar bahasa
indonesia.Bagaimana kalau bahasa Asing.?
Dalam tata bahasa indonesia yang resmi pun kata asing boleh
dimasukkan dengan cara penulisan tersendiri. Biasanya dengan dicetak miring.Semua
tergantung konteks dan terget pembaca sebetulnya. Penerbit besar seperti
Elexmedia, naskah teman Pak Imam diterbitkan di sana dengan gaya bahasa elu
gue. Tidak msalah karena target pembaca anak alay.
Bagaimana menyusun dan mengoreksi tulisan Orang lain ?
Kalau membenarkan tulisan orang lain yang banyak kesalahannya memang cukup
rumit. Mending ditulis ulang dengan kata sendiri. Ibarat penjahit, lebih suka
jahit baju dari awal daripada harus benerin baju yang salah jahit.Namun, jika
dasar-dasar menulis sudah dikuasai, akan mudah mengoreksi tulisan orang lain.
Bagaimana
Penulisan Artikel ?
Artikel bebas atau artikel populer bisa menggunakan antara kata personal atau
formal. Yang pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam penulisan akademik.
Dalam konteks blog, Pak Imam dan kita masih termasuk formal,
para blogger profesional banyak menggunakan kata ganti itu. Aku dan kamu bisa
digunakan juga supaya terasa lebih personal. Jadi, lihat kembali siapa
pembaca.Secara umum,Penulisan dengan kata personal,formal dan akademik boleh
semuanya.
Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah
dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam
penulisan artikel jurnal juga seperti itu.
Sejauh Pengamatan Pak Imam, penerapan paragraf deduktif,
induktif atau campuran, itu hanya diaplikasikan dalam reading atau naskah
bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah.Namun, praktek dalam menulis, yang
banyak digunakan adalah paragraf deduktif.Bagaimana Pemilihan diksi ?
Pemilihan diksi tergantung target pembaca.Dalam konteks buku
pelajaran sebaiknya gunakan diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika
diksi terlalu akademik.Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau
kalangan akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi
akademik.
Menulis itu Sederhana, mengutip judul lagunya almarhum Glen
Fredly, "terserah . . ." Sesuka penulisanya jika ingin menulis
fiksi.Namun, ada satu hal yang tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf
pasti ada inti pesan yang ingin disampaikan meskipun dalam penulisan
fiksi.Tetapi, dalam penulisan paragraf tersebut tidak seketat penulisan
non-fiksi.
Tulisan yang baik dan menarik adalah yang ditulis sesuai dengan
kaidah penulisan, terutama ini dalam konteks penulisan formal dan akademik.
Tips
dan trik Menulis :
1)Perbanyak input: membaca
2)Berlatih: mencoba sedikit demi sedikit beberapa dasar menulis yang sudah kita
pelajari.
Intinya Menulis: rajin menulis
Pengalaman
Pak Imam
1. Mulai rajin menulis sejak kuliah S1 dengan mengikuti salah satu komunitas
menulis tentang narasi lokal di sini:
Jenuh sesekali datang. Caranya tutup laptop, jalan keluar. Baru balik lagi
dengan pikiran yang fresh
2.
Pernah tidak menghargai tulisan sendiri, jangankan orang lain, Imam juga pernah
tidak menghargai tulisan Dia sendiri .
Menulis merupakan sebuah proses yang lambat laun kita akan suka dengan tulisan
kita sendiri. Selama proses tersebut, "bodo amat" saja dengan semua
kata orang. Silakan baca tulisan saya 7 tahun silam, jelek banget.
Seperti semangat yang selalu disampaikan Omjay, menulis saja
terus dan buktikan apa yang terjadi.Yang lebih penting, temukan motivasi
internal dalam diri kenapa harus menulis. Kalau motivasi internal sudah kuat,
gak peduli kata orang, menulis tetap jalan terus.Jika kita sendiri sudah suka
dengan tulisan sendiri, itu sudah jauh dari cukup ketimbang ambil hati komen
orang lain.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup
untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal,
formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan
memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf
yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil
menulis.
Semoga tulisan ini dapat bermanfat bukan hanya sebagai landasan
teoretis tetapi juga landasan praktis bagi siapa saja yang sedang belajar
menulis baik dalam gaya personal, formal, maupun akademik.semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar