Jumat, 13 Mei 2022

Merdeka Mengajar "Sistem Among"(Modul : Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan )

 Sistem Among


Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam keadaan sehat dan dapat terus belajar bersama-sama.

Pada kesempatan ini kita akan membahas materi tentang "Sistem Among", agar kita dapat memahami konsep sistem Among yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, dan merefleksikannya Dalam proses pembelajaran.

Ilustrasi Cerita


Guru: 
"Anak-anak, sebelum Bapak akhiri pembelajaran kali ini bapak akan memberikan kalian tugas Bahasa Indonesia. Kalian diminta untuk mencari minimal lima buah cerita sejarah tanah Papua. Kalian baca, kalian pahami, lalu jangan lupa kalian tuliskan kembali rangkuman dari beberapa ceritanya.



Sampai jumpa minggu depan Bapak tutup dulu zoom-nya ya."

Murid Putra:
"Baik,Pak Terima Kasih. Ih ini tugas bahasa Indonesia banyak sekali, bapak guru harus kasih waktu cuma satu minggu. Tugas pelajaran lain banyak lagi. (Menelepon Murid Putri) halo indah, kamu dengar tugas dari Pak Wanggai tadi?

Murid Putri (Indah)
"Ya nih... Gimana ya caranya supaya kita bisa mengerjakan semua tugasnya tepat waktu?

Murid Putra:
"dulu aku pernah mengerjakan tugas bahasa Indonesia Pak Wanggai dengan seadanya, habis aku bingung, Pak Wanggai nggak kasih tahu kita panduan mengerjakan tugasnya. Pak Wanggai mau kita cari tahu sendiri dari berbagai sumber. Akhirnya nilaiku jelek di bawah KKM. Tugas aku juga jadi double, membetulkan tugas sebelumnya yang salah, sama dikasih tugas tambahan supaya nilai aku mencapai KKM.

Murid Putri (Indah) :
 (Melihat pesan Wa) Ya ampun, belum selesai yang satu sudah bertambah lagi,

Murid Putra:"hah tugas lagi..... Tugas sebanyak ini bagaimana bisa menyelesaikannya?


Ibu dan bapak guru,Dengan memberikan tugas dan meminta murid mencari tahu sendiri apakah dapat dikatakan pembelajaran sudah berpihak dan memerdekakan murid ?

Dari cerita pendek tersebut, kita sebagai pendidik diingatkan bahwa penekanan pada proses belajar murid amatlah penting bagi tumbuh kembang murid.Terkadang kita lupa pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid.ketika ia mengerjakan sesuatu tidak sekedar menilai hasil apa yang ditugaskan.

Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem Among sebagai suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan :

Ing ngarso sung tulodo 
ing madyo Mangun Karso 
Tut Wuri Handayani.

Ing ngarso sung tulodo di depan memberi teladan yaitu bagaimana guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.

Madya Mangun Karso di tengah membangun kanda yaitu guru diharapkan mampu membangkitkan semangat bersua karsa dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog dengan murid berperan sebagai narasumber dan penutun

Tut Wuri Handayani di belakang memberi dorongan yaitu guru tidak sekedar memberikan motivasi tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta rasa karsa dan karyanya.

Sistem Among didasarkan pada dua hal yaitu 
  • Kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid 
  • Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin murid hingga dapat mencapai selamat dan bahagia.

Dalam bahasa Jawa "Momong" berarti merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentranformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan.

Sementara "Among" yaitu memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang merdeka dengan dasarnya.

Sedangkan "Ngemong "Adalah proses untuk mengamati merawat dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya dan disiplin berdasarkan nilai-nilai telah diperoleh sesuai dengan kodratnya .

Dan begitupun dengan falsafah dari beragam daerah-daerah di Indonesia. Yang pada intinya anak atau murid harus dituntut untuk mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensinya dengan kasih sayang yang tulus seni merawat dan menjaganya serta doa dan harapan untuknya.

Maka Guru tidak hanya memandang sistem Among sebagai suatu metode saja tetapi lebih dari itu sebagai cara berpikir among juga penting disadari oleh kita sebagai pendidik.

Guru yang mempunyai karakter kredibel dan dihormati murid, guru yang memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan kemampuan sosial emosional yang baik dengan murid kemitraan dan guru yang memiliki tutur kata yang mudah dipahami murid dengan sistematis dan logis.

Sebagai contoh saat proses pembelajaran guru dapat bertanya dan membuka dialog dengan murid tentang kesulitan belajarnya mendengarkan keluh kesah dan perasaannya dengan berbagai cara seperti melalui gambar tulisan dan lain-lain yang membuat murid nyaman mengutarakannya sehingga murid mungkin dapat merasakan perhatian kasih sayang dari guru yang dapat membangkitkan semangat belajarnya.

Guru dapat menuntun murid untuk memahami bahwa wajar untuk melakukan kesalahan selain itu murid juga mungkin melihat sosok gurunya tersebut sebagai contoh berperilaku kepada orang lain dengan perhatian dan kasih sayang.

Contoh lain guru juga dapat mengajak dan melibatkan murid untuk menentukan tujuan, dengan menanyakan kesukaannya keinginan belajarnya dan lain-lain yang murid merasa dihargai dan didengarkan.

Mari kita renungkan bersama Apakah kita sebagai pendidik sudah menekankan pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid?

Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik untuk dapat berpihak kepada murid dan memfasilitasi kebutuhan potensi dan nya ?

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat !

salam dan bahagia!


Kesimpulan




Sistem Among kita, yaitu menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita Didik titik agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri.~Ki Hajar Dewantara.




Tidak ada komentar:

SALAH KAPRAH ANTARA GURU DAN MURID TENTANG PANTAT

SALAH KAPRAH ANTARA GURU DAN MURID TENTANG PANTAT  Pak Miko adalah seorang guru asal Jawa Tengah yang baru saja ditugaskan di sebuah desa di...