Selasa, 17 Desember 2024

SUKU BASEMAH VERSI LEGENDA

SUKU BASEMAH VERSI LEGENDA 

Sejarah Suku Basemah (juga disebut Besemah atau Pasemah) di Indonesia memiliki akar yang kuat dalam budaya lisan dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. Suku Basemah mendiami dataran tinggi Pasemah di wilayah Sumatera Selatan, terutama di sekitar Pagaralam, Lahat, dan sebagian Bengkulu.

Berikut adalah versi legenda atau cerita rakyat tentang asal-usul Suku Basemah:

1. Legenda Si Puyang Beraksa

Dalam cerita rakyat Suku Basemah, leluhur mereka dikenal dengan sebutan "Puyang Beraksa" atau "Puyang Basemah". Puyang adalah istilah untuk leluhur atau nenek moyang yang dihormati dalam masyarakat Basemah.

Awal Mula Kedatangan Puyang Beraksa

Dikisahkan bahwa Puyang Beraksa adalah sosok yang sakti dan bijaksana. Ia dipercaya turun dari kayangan atau datang dari negeri jauh. Puyang Beraksa mencari tempat yang subur untuk dijadikan tempat tinggal dan akhirnya tiba di Dataran Tinggi Basemah, sebuah wilayah yang dikelilingi pegunungan, tanah subur, serta sungai-sungai yang jernih.

Ketika pertama kali datang, Puyang Beraksa melihat gunung Dempo menjulang tinggi. Ia menganggap gunung ini sebagai tempat yang suci dan memberi berkah bagi masyarakat sekitar. Karena itu, ia memilih menetap dan membangun kehidupan di kaki Gunung Dempo.

2. Asal Nama "Basemah"

Menurut legenda, nama "Basemah" berasal dari dua versi utama:

Versi Pertama
Nama "Basemah" diambil dari kata "Semeh", yang dalam bahasa lokal berarti "berserah diri" atau "bersembah" kepada Tuhan. Puyang Beraksa mengajarkan masyarakat untuk selalu bersyukur atas karunia alam yang diberikan dan hidup dalam kedamaian.

Versi Kedua
Nama "Basemah" diambil dari "Besar dan Emah", yang berarti tanah yang besar dan subur. Hal ini menggambarkan wilayah Basemah sebagai tanah yang kaya dan makmur.

3. Kehidupan di Dataran Tinggi

Setelah menetap di Dataran Tinggi Basemah, Puyang Beraksa mengajarkan masyarakat cara:

Bertani di lahan subur lereng gunung, khususnya menanam padi, kopi, dan sayuran.

Berburu di hutan yang masih lebat.

Membangun rumah panggung khas Basemah yang disebut "rumah baghi".

Puyang Beraksa juga diyakini memperkenalkan sistem sosial dan adat istiadat yang masih dijalankan hingga kini, seperti musyawarah, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur.

4. Mitos Gunung Dempo dan Kaitan dengan Suku Basemah

Gunung Dempo memiliki peran penting dalam legenda Suku Basemah. Dikisahkan bahwa gunung ini adalah tempat tinggal makhluk gaib atau roh leluhur yang menjaga masyarakat Basemah.

Menurut cerita, di puncak Gunung Dempo terdapat "danau sakti" yang dihuni oleh sosok gaib bernama Putri Penunggu Gunung. Masyarakat Basemah meyakini bahwa jika mereka hidup dalam harmoni dan menjaga alam, Putri Penunggu akan memberikan berkah berupa panen yang melimpah dan kehidupan yang damai. Namun, jika ada yang melanggar aturan adat atau merusak alam, bencana bisa datang sebagai hukuman.

5. Tradisi dan Warisan Budaya dari Legenda

Legenda tentang Puyang Beraksa dan Gunung Dempo masih hidup dalam tradisi Suku Basemah. Beberapa warisan budaya yang lahir dari cerita ini antara lain:

Bahasa Basemah
Bahasa Basemah adalah bagian dari rumpun bahasa Melayu yang memiliki dialek khas.

Adat Istiadat
Masyarakat Basemah sangat menghormati adat, seperti:

Pesta adat sedekah bumi, sebagai bentuk syukur atas hasil panen.

Ritual penghormatan leluhur, terutama pada Puyang Basemah.

Karya Seni dan Megalitikum
Wilayah Basemah terkenal dengan peninggalan budaya megalitikum seperti:

Batu megalit yang berbentuk manusia atau binatang.

Arca batu yang dipercaya sebagai tempat pemujaan leluhur.

Rumah Baghi (Rumah Adat Basemah)
Rumah panggung tradisional ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Basemah yang menghargai alam dan kehidupan komunal.

Kesimpulan

Legenda asal-usul Suku Basemah berkisah tentang kedatangan Puyang Beraksa sebagai leluhur yang sakti dan bijaksana. Ia menetap di Dataran Tinggi Basemah, mengajarkan cara hidup selaras dengan alam, dan memperkenalkan nilai-nilai budaya yang masih dijunjung tinggi hingga kini. Gunung Dempo, sebagai simbol kesucian dan kemakmuran, menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Basemah.

Cerita rakyat ini memperkaya identitas Suku Basemah sebagai masyarakat yang memiliki hubungan erat dengan alam, adat istiadat yang kuat, dan warisan budaya megalitikum yang masih lestari di Sumatera Selatan.

(Sumber: Google Perpustakaan Nasional)

Tidak ada komentar:

LEGENDA DESA TANJUNG AGUNG: Batu Lebag dan Puyang Ketua

Legenda Desa Tanjung Agung: Batu Lebag dan Puyang Ketua Di tengah lembah hijau yang dikelilingi bukit-bukit tinggi, terdapat sebuah desa ya...