Malam ini saya mulai melirik lagi,group menulis gelombong 10 yang di buat Om Jay.dalam satu minggu ini saya mulai menulis di blog,hanya materi perkulihan S2 jurusan Manajemen Administrasi Pendidikan.O,ya sudah satu minggu saya mengikuti perkulihan di Universitas Bengkulu melalui Media Zoom dan youtube.karena masih di Era Covid-19.
Saya sudah lima bulan Vakum (terhenti)menulis di blog,bahkan melirik group menulis melalui WA pun,tidak sempat karena musim Kopi.kebetulan saya tinggal di Pedesaan,selain Kepala Sekolah,saya bisnis Kopi,Sahang/Lada dan lain Sebagainya.Saya hanya membaca Peluang demi menghasilkan uang.
Pada malam ini saya terinspirasi dengan sebuah cerita di WA group
#RAHASIA JUARA Oleh Yusran Darmawan
Cerita Yusran Darmawan
Pernah ada masa beliau rajin kirim opini ke media. Namun pernah pula ada masa ketika Yusran rajin mengikuti lomba menulis.Beliau gampang tergiur kalau hadiahnya besar. Iman beliau mudah goyah kalau melihat ada lomba yang hadiahnya puluhan juta rupiah.
Ikut lomba menulis adalah memasuki dunia penuh tantangan. Di situ tak ada nama besarmu sebagai penulis yang menghasilkan banyak buku. Tak penting kamu lulus di mana. Tak laku embel2 dan gelar akademik. Karya tulismu yang akan menunjukkan siapa dirimu.Itulah ungkapan Yusran
Percaya atau tidak, Yusran sering menang lomba yang berhadiah besar itu. Kalau tak percaya,beliau bisa kasih beberapa tautan. Tapi cukuplah tautan di bawah ini.Yusran mulai menemukan rumus untuk menang lomba.
Apa rahasianya?
Pertama, berani berpikir out of the box. Jangan berpikir dalam arus-arus besar. Maksudnya, jangan ikut-ikutan bahas apa yang rame di media sosial dan televisi. Jangan ikut trending topic. Temukan sesuatu yang beda.hemmm
Para juri lomba-lomba berhadiah besar kebanyakan tinggal di kota besar. Mereka ingin menemukan kisah yang tidak biasa. Mereka bosan dengan apa yang setiap hari dibahas media. Kalau kamu ikut-ikut bahas itu, maka karyamu tidak dilirik.
Maka beruntunglah Anda yang tinggal di kampung, jauh dari kota. Segala hal di sekitar bisa menjadi inspirasi. Bagi sesama orang kampung, hal yang ditulis itu mungkin biasa saja. Tapi bagi orang kota, bisa jadi itu hal yang tidak biasa. Jangan minder jadi orang kampung.
Kalimat tersebut membuat saya penasaran karena saya tinggal di pedesaan,malahan Kepala Sekolah Daerah Terpencil alias Terisolir.Saya terus membaca cerita beliau yang di teruskan oleh Om Jay.
Bahkan pengalaman beliau bertemu nelayan yang bisa membaca bintang di langit pun bisa jadi kisah yang menarik menurut Yusran. Sama menariknya pengalaman menikmati kopi bersama petani kopi di tengah kebun kopi di pedalaman, pengalaman berjumpa orang sakti yang menentukan kapan bibit harus ditanam, juga perjumpaan dengan mereka yang tinggal di lereng gunung tinggi dan jarang ke kota.Saya terus membaca cerita beliau karena tambah penasaran.
Kedua, perkaya dengan bacaan2. Penulis yang baik adalah seorang pembaca yang lapar. Seorang teman pernah terheran-heran karena demi satu lomba menulis,Yusran membeli banyak buku dan mengunduh jurnal-jurnal ilmiah, kemudian membacanya satu per satu.
Menurut Yusran,Perspektif yang unik hanya lahir dari pengamatan yang kuat, serta kemampuan untuk melihat celah-celah atau sesuatu yang tidak terpikirkan. Makanya, para periset perlu membaca banyak jurnal sebab mereka perlu melihat mana yang sudah ditulis, mana yang belum, mana celah dan bukan celah, serta apa sisi-sisi paling menarik dari satu karya.
Namun saat menulis, bebaskan dirimu dari semua kutipan-kutipan. Jangan ikut2an para periset yang minderan dan merasa gagah kalau mengutip para pemikir dan karya-karya hebat. Jangan ikut-ikutan memamerkan mewahnya bacaanmu, lalu membuat pembacamu merasa bodoh dan gagal paham. Berpikir dan menulis sederhana untuk hal-hal yang besar. Tulislah kenyataan dengan lugu, dari sudut pandang sebagai orang biasa.
Dalam dunia persilatan, seorang pendekar yang ke mana-mana membawa pedang sakti justru tidak keren. Jauh lebih keren orang biasa, berpenampilan biasa, tetapi ketika bertarung, ranting pun bisa diubahnya jadi pedang. Ini juga berlaku dalam dunia menulis.
Ketiga, selalu selipkan pembelajaran atau hikmah dalam kisah yang ditulis. Dalam setiap artikel atau kisah, selipkan pesan. Minimal ajukan cara pandang yang luas dan menyerap hikmah dari siapa pun.
Kata seorang guru, jangan berniat menjadi polisi, jaksa, dan hakim dalam tulisanmu. Maksudnya, jangan jadikan artikelmu sebagai arena untuk menghujat, menyidik, mencaci, atau menghakimi pandangan orang lain.
Jadikanlah artikelmu sebagai satu telaga bening di mana orang bisa singgah dan sesaat istirahat di tengah kian penatnya hidup. Biarkan orang-orang sejenak mengambil air bening di situ, kemudian disimpan dalam tumbler lalu berangkat lagi ke tujuan berikutnya.
Jika menulis itu adalah sebuah perjalanan, niatkan tulisanmu sebagai jalan silaturahmi. Selipkan harapan, siapa pun yang singgah dan membaca, selalu akan tersenyum bahagia. Di titik itu, kamu sudah berbagi bahagia dengan orang lain. Tak penting lagi juara dan tidak juara. Kamulah juara sejati.
Itulah cerita Yusran Darmawan,yang di teruskan Om Jay,melalui group menulis gelombang 10.Mungkin dengan menulis ulang cerita beliau sudah bertolak belakang karena saya sudah mengutip cerita beliau.Padahal menurut beliau jangan mengutip cerita hebat Orang lain tapi buatlah ceritamu sendiri.
Tapi dengan membaca sekilas saya ingin sekali,menulis ulang supaya menjadi cerita menarik blog saya dan menjadi Inspirasi saya untuk menulis kembali di blog.karena saya tinggal di daerah pelosok.Semoga Si Pelosok ini,bisa menjadi seorang penulis dan menginspirasi orang lain juga amin..
O,ya karena Jam sudah menunjukkan pukul 23.03 Wib.Sudah waktunya mata ini terlelap tidur.Sampai jumpa untuk membaca dan menikmati cerita berikutya.
Salam Penulis Pemula
Usman Alamsyah
2 komentar:
Mantul sang juara
https://penamrbams.id/daftar-pemesan-buku-menciptakan-pola-pembelajaran-yang-efektif-dari-rumah/
thanks Om Jay...
Posting Komentar