Pada tulisan kali di mana masa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)karena Covid-19.Saya akan mencerita sesosok Ibu Wasriah,S.Pd.yang akrab kami sapa dengan sebutan "bu Sri"beliau adalah seorang guru honorer,yang mengabdi dari tahun 2006.Wanita tangguh,memiliki Dua orang anak satu putra dan satu orang putri,sedang suami seorang buruh Tani.
https://youtu.be/wIdy2Lvdbqk
Pada masa covid-19 ini ,pola beliau mengajar sangat berbeda, Kalau yang seperti dijelaskan kan oleh Bapak Profesor Eko indrajit di mana pembelajaran banyak menerapkan online yaitu melalui Zoom meeting ,YouTube dan Google sedangkan di SDN 163 Rejang Lebong itu tidak bisa diterapkan.Pola mengajar di SDN 163 Rejang Lebong hanya bisa menerapkan metode door to door atau guru memberi tugas kepada siswa ke rumah-rumah kemudian mengambil kembali tugas siswa ke rumah-rumah itu metode yang pertama, metode yang kedua guru memanggil siswa ke sekolah satu persatu di mana tidak ada tatap muka guru hanya mengambil atau memberikan tugas kepada siswa-siswa bergantian.Pola belajar kami yaitu hari senin kami menerapkan kelas 1 untuk sekolah untuk pengambilan tugas, itupun tidak boleh sekaligus harus satu-satu mengambil tugas kepada guru lalu pulang dilanjutkan siswa berikutnya,kemudian di hari-hari biasa guru keliling untuk memberi tugas dan mengontrol siswa Apakah belajar di rumah atau tidak.
https://youtu.be/FEmSkPCqtVE
Bu Sri walau hanya guru honor, begitu antusias dan bersemangat demi anak bangsa karena menurut beliau ini adalah tantangan.Beliau sering curhat dan sering terdengarkan di telinga saya. Dia Honor dari tahun 2006 yang sampai saat ini belum tahu apakah akan diangkat menjadi guru PNS atau akan selamanya menjadi guru honorer, wajah yang murung dan mata yang rada berair, terlihat harapan besar untuk kedepan bisa diangkat menjadi guru Pegawai Negeri Sipil.Tetapi Setelah mendapat motivasi dan masukkan dari Sahabat dekatnya Bu Satrianah(Guru Pendidikan Agama Islam)dan saya selaku kepala sekolah.Semangatnya bangkit kembali.
Sekolah di daerah terpencil sangat berbeda dengan sekolah-sekolah yang berada di kota, karena sekolah di daerah terpencil di mana jaringan internet susah, kemudian kemampuan orang tua siswa .Suatu hari Bu Sri mengumpulkan siswa dan bertanya,Kepada kelas 1 sampai kelas 6 Sebelum masa covid-19.Siapakah di antara kalian yang memiliki HP Android ?kemudian Bu Sri menyuruh siswa-siswi menunjuk tangan ,lalu hanya 6 orang yang menunjuk tangan kelas 6 pula,yang memiliki HP Android ,yang lainnya tidak memiliki HP android,kemudian Bu Sri bertanya kepada orang tua murid Apakah kalian memiliki HP Android ?wali murid menjawab mereka hanya memiliki HP jadul yang hanya bisa digunakan untuk SMS dan telepon, karena wali murid SDN 163 Rejang Lebong lebih memilih beras ketimbang membeli HP dan laptop.Sekolah di daerah terpencil ,mayoritas rumah warga masih 70% masih kategori pondok.
SDN 163 Rejang Lebong merupakan salah satu Sekolah yang dikategorikan daerah khusus atau daerah terisolir atau daerah 3T.SDN 163 Rejang Lebong , beralamatkan di Desa Nau Kecamatan Sindang Beliti Ulu Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.Pada awalnya Desa Air Nau ini masih Dusun ,masih menginduk Kepada Desa apur dalam beberapa tahun ini Dusun Nau dimekarkan menjadi Desa.
Menurut Bu Sri dan Guru yang lain,yang mayoritas honorer.Pembelajaran Online bisa di terapkan apabila ada jaringan Internet.Itu bisa di peroleh apabila ada bantuan Wi-Fi yang Super canggih dari Pemerintah,kalau Wi-Fi biasa.Itu bisa menjadi bahan pajangan belaka karena Daerah 3T jauh dari Tower .Kemudian bantuan bayaran Wi-Fi,karena jumlah siswa sedikit,sedangkan sumber satu-satunya Pendanaan di Sekolah yaitu dari dana BOS,yang nominalnya tergantung jumlah siswa.
Selanjutnya menurut beliau,bantuan berupa Laptop,Hp android,tablet atau alat IT lainnya.Karena orang Tua harus memikirkan isi perut dulu ketimbang Beli Laptop,hp android atau tablet untuk anaknya.Dan tidak lupa juga bangunan sekolah yang layak,rata-rara keadaan bangunan Sekolah 3T sudah tidak layak.Saat ini bu Sri berperinsip pokoknya anak belajar,kemudian penyederhanaan kurikulum di Pandemi Covid-19.
Itulah ungkapan sesosok guru honorer yang mengabdi demi bangsa di daerah 3T.Sampai di sini dulu cerita guru 3T.kita akan sambung lagi di lain waktu.Semoga Allah memberi kemudahan untuk sekolah yang berada di 3T aminn.
Wasalam
Salam Penulis
Usman Alamsyah
1 komentar:
Tetap semangat pak.... Tetap berkarya ditengah keterbatasan...
Posting Komentar