Kamis, 12 Mei 2022

Praktik Budaya Positif - Keyakinan Kelas - Restitusi disiplin positif – Membuat keyakinan kelas (PSP 2)

 

"Aksi Nyata"

Praktik Budaya Positif - Keyakinan Kelas - Restitusi

disiplin positif – Membuat keyakinan kelas

Oleh:Sandy Atmaja Lauwoie

(1)


        Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. Keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif.

Pembentukan Keyakinan Kelas:

  1. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  3. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  4. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  5. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  6. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.

Prosedur Pembentukan Keyakinan Kelas:
  • Mempersilakan murid-murid di kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di kelas.
  • Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas bisa melihat hasil curah pendapat.
  • Menyusun keyakinan kelas sesuai prosedur ‘Pembentukan Keyakinan Kelas’. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
                Contoh
            Kalimat negatif : Jangan berlari di kelas atau koridor.
            Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.
  • Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. mungkin akan mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa peraturan-peraturan. Selanjutnya, mengajak murid-murid untuk menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang menjadi inti dari peraturan tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah tepat waktu bisa disarikan menjadi 1 Keyakinan, yaitu keyakinan untuk Saling Menghormati atau nilai kebajikan Hormat. Keyakinan inilah yang dijadikan daftar untuk disepakati. Kegiatan ini juga merupakan peralihan dari bentuk peraturan ke keyakinan kelas.
  • Meninjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya.
  • Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut, termasuk guru dan semua murid.
  • Keyakinan Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat yang mudah dilihat semua warga kelas.

Refleksi

Hasil yang di dapat dari aksi nyata:
  1. Memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori control
  2. Siswa menunjukkan perilaku disiplin dengan bertindak sendiri atas kemauannya yang didasarkan atas motivasi internal.
  3. Terbentuknya Keyakinan kelas yang digali dari siswa sebagai landasan siswa dan guru dalam berperilaku dan sebagai landasan dalam mengatasi konflik atau masalah.
  4. Memahami bahwa setiap tindakan siswa memiliki tujuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
  5. Proses penyelesaian konflik atau masalah di kelas dapat diselesaikan atas dasar keinginan siswa sendiri dalam memperbaiki tindakannya yang negative sesuai dengan nilai-nilai universal pada keyakinan kelas yang telah dibentuk

Pembelajaran yang di dapat dari Aksi nyata dikelas :
  1.  Motivasi siswa dalam bertindak berbeda-beda, sehingga harus diarahkan untuk dapat bertindak sesuai dengan motivasi yang tumbuh dalam diri berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakininya
  2. Terlihatnya Perilaku positif siswa atas dasar dorongan dalam diri sendiri menunjukkan tertanamnya nilai-nilai kebajikan yang diyakini sebagai motivasinya dalam bertindak dan berperilaku
  3.  Memahami kebutuhan dasar Siswa yang berbeda-beda dapat menempatkan guru pada posisi yang lebih baik dalam mengambil tindakan.
  4. Posisi control manager dapat menciptakan suasana positif dan memberikan kesadaran pada siswa untuk selalu bertindak dan berperilaku positif
  5. Keyakinan kelas yang terbentuk dapat menjadi arah untuk siswa dalam bertindak dan berperilaku serta dapat menjadi landasan untuk memberikan kesadaran positif siswa dalam menyelesaikan konflik.
  6. Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang:
  1.  Konsisten dalam melaksanakan budaya positif di kelas
  2. Berkolaborasi dengan melibatkan kepala sekolah dan rekan guru agar budaya positif dapat tercipta secara keseluruhan di lingkuan sekolah.
  3. Melibatkan orangtua untuk ikut berperan dalam menciptakan budaya positif di sekolah dan di rumah
  4. Secara berkelanjutan meyesuaikan Keyakinan kelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
  5. Membuat catatan perkembangan budaya positif untuk di kembangkan dan perbaikan ke depannya

Dokumen
























Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...