Berikut adalah cerita tentang Abu Nawas dan pegawai yang arogan:
Abu Nawas dan Pegawai yang Arogan
Suatu hari, seorang pegawai kerajaan yang terkenal arogan sedang berjalan di pasar. Ia sering memamerkan kekuasaannya dan merendahkan orang-orang di sekitarnya. Ketika melewati pasar, ia bertemu dengan Abu Nawas yang sedang berbincang dengan pedagang-pedagang kecil.
Pegawai itu mendekati Abu Nawas dengan angkuh dan berkata, “Abu Nawas, aku dengar kau ini orang cerdik. Tapi aku yakin aku lebih pintar darimu. Beranikah kau menerima tantanganku?”
Abu Nawas, dengan senyum khasnya, menjawab, “Tentu saja, Tuan. Tantangan apa yang Anda maksud?”
Pegawai itu berkata, “Aku akan memberikan teka-teki. Jika kau tidak bisa menjawabnya, kau harus mencium kakiku di depan semua orang. Namun, jika kau bisa menjawabnya, aku akan mencium kakimu.”
Abu Nawas menyetujui tantangan itu. Pegawai arogan tersebut berkata, “Katakan padaku, di mana sebenarnya pusat dunia ini?”
Abu Nawas berpikir sejenak, lalu dengan santai mengambil tongkatnya. Ia menusukkan tongkat itu ke tanah dan berkata, “Pusat dunia ada tepat di sini, di tempat tongkatku berdiri. Jika kau tidak percaya, kau boleh mengukur dunia ini sendiri.”
Pegawai itu terdiam, tidak bisa membantah jawaban Abu Nawas yang cerdik dan logis. Ia tidak punya pilihan selain mengakui kekalahannya. Dengan malu, ia menunduk dan mencium kaki Abu Nawas di hadapan orang-orang pasar.
Semua orang di pasar bersorak dan tertawa. Mereka memuji kecerdikan Abu Nawas yang berhasil mengalahkan keangkuhan pegawai itu. Sementara pegawai tersebut pergi dengan wajah merah padam, belajar untuk tidak lagi meremehkan orang lain.
Pesan Moral
Cerita ini mengajarkan pentingnya kerendahan hati dan bagaimana kecerdasan bisa mengalahkan kesombongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar