SEJARAH SUKU BASEMAH
Suku Basemah (juga dikenal sebagai Besemah atau Pasemah) adalah salah satu suku asli di wilayah Sumatra Selatan, Indonesia. Mereka mendiami daerah pegunungan dan dataran tinggi di sekitar kawasan Bukit Barisan, terutama di wilayah Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Empat Lawang, serta beberapa daerah di Bengkulu dan Lampung. Berikut adalah sejarah dan informasi lengkap mengenai Suku Basemah:
1. Asal-Usul dan Sejarah Awal
Suku Basemah berasal dari kelompok etnis Melayu yang telah menetap di wilayah Sumatra Selatan selama ribuan tahun. Nama "Basemah" berasal dari kata "Pasemah" atau "Basemah," yang merujuk pada dataran tinggi tempat suku ini tinggal. Kawasan Pasemah dikenal sebagai daerah subur yang cocok untuk pertanian, terutama penanaman padi, kopi, dan sayuran.
Sejarah Suku Basemah terkait erat dengan peradaban Melayu kuno yang berkembang di Sumatra. Menurut beberapa sumber, wilayah Pasemah telah dihuni sejak zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 hingga ke-13), dengan bukti berupa peninggalan arkeologi seperti megalit dan prasasti kuno.
2. Megalitikum di Pasemah
Wilayah Pasemah terkenal dengan situs-situs megalitiknya, yang menjadi bukti peradaban tua masyarakat di sana. Beberapa peninggalan megalitik yang ditemukan meliputi:
Arca megalit berbentuk manusia dan hewan.
Dolmen, tempat pemujaan nenek moyang.
Menhir atau batu berdiri sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur.
Situs megalitik ini menunjukkan bahwa masyarakat Basemah pada masa lalu memiliki kepercayaan yang erat dengan penghormatan terhadap leluhur dan roh alam.
3. Pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
Selama masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 hingga ke-13), wilayah Basemah menjadi bagian dari pengaruh kerajaan ini. Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan dan agama Buddha di Asia Tenggara. Beberapa artefak menunjukkan adanya hubungan dagang dan budaya antara masyarakat Basemah dan Sriwijaya.
Pada abad ke-14, wilayah Sumatra, termasuk Basemah, juga berada dalam pengaruh Kerajaan Majapahit. Hal ini terlihat dari "Kidung Sunda" yang menyebutkan ekspedisi Majapahit ke Sumatra.
4. Masa Kesultanan Palembang
Setelah runtuhnya Sriwijaya dan Majapahit, wilayah Basemah masuk ke dalam pengaruh Kesultanan Palembang Darussalam (abad ke-16 hingga ke-19). Pada masa ini, Islam mulai menyebar di wilayah Basemah melalui hubungan dagang dan pernikahan dengan pedagang Muslim dari Arab, India, dan Minangkabau.
Islam menjadi agama mayoritas di kalangan masyarakat Basemah, tetapi tradisi adat dan kepercayaan leluhur tetap terjaga. Proses islamisasi di wilayah Basemah berlangsung secara damai dan terintegrasi dengan adat setempat.
5. Perlawanan terhadap Kolonial Belanda
Suku Basemah memiliki sejarah panjang perlawanan terhadap penjajah, terutama Belanda. Perlawanan ini disebabkan oleh eksploitasi sumber daya alam dan kebijakan kolonial yang dianggap merugikan masyarakat setempat. Salah satu tokoh terkenal dari wilayah Basemah adalah Demang Lebar Daun, seorang pemimpin adat yang dikenal karena keberaniannya melawan Belanda.
Selain itu, perang gerilya yang dipimpin oleh para pemimpin lokal Basemah menjadi salah satu bentuk perlawanan aktif terhadap kolonialisme hingga abad ke-20.
6. Bahasa dan Budaya
Suku Basemah memiliki bahasa sendiri, yaitu Bahasa Basemah, yang merupakan salah satu dialek dari rumpun bahasa Melayu. Bahasa ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun sebagian besar masyarakat juga fasih berbahasa Indonesia.
Budaya Basemah kaya dengan tradisi, antara lain:
Tari tradisional, seperti Tari Pagar Pengantin yang sering ditampilkan dalam acara pernikahan.
Rumah adat Basemah, yang dikenal dengan arsitektur khas panggung.
Kesenian lisan, seperti pantun, guritan (puisi), dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.
Masyarakat Basemah juga dikenal dengan tradisi gotong-royong dalam kehidupan sosial, terutama dalam kegiatan seperti panen, pembangunan rumah, dan acara adat.
7. Sistem Kepercayaan
Sebelum Islam datang, masyarakat Basemah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka percaya pada roh nenek moyang dan kekuatan alam. Beberapa tradisi lama masih bertahan hingga kini, seperti penghormatan terhadap leluhur melalui upacara adat.
Setelah Islam masuk, sistem kepercayaan masyarakat Basemah mulai bergeser. Namun, unsur adat yang berkaitan dengan tradisi leluhur tetap dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya.
8. Mata Pencaharian
Masyarakat Basemah hidup dengan mengandalkan alam. Mata pencaharian utama mereka meliputi:
Pertanian, terutama padi, kopi, dan lada. Kopi Basemah terkenal berkualitas tinggi.
Peternakan, seperti sapi, kerbau, dan kambing.
Perdagangan hasil bumi, yang menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat sejak zaman Sriwijaya.
Selain itu, masyarakat juga mengembangkan kerajinan tangan seperti anyaman, kain songket, dan ukiran kayu.
9. Populasi dan Penyebaran
Saat ini, Suku Basemah tersebar di beberapa wilayah utama, yaitu:
Kota Pagar Alam
Kabupaten Lahat
Kabupaten Empat Lawang
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Bengkulu Selatan (di Provinsi Bengkulu)
Jumlah populasi Suku Basemah sulit dipastikan secara akurat, tetapi mereka merupakan salah satu kelompok etnis besar di Sumatra Selatan.
10. Tantangan Modern
Suku Basemah menghadapi beberapa tantangan di era modern, seperti:
Modernisasi, yang dapat mengikis tradisi dan bahasa lokal.
Kerusakan lingkungan, akibat eksploitasi sumber daya alam.
Urbanisasi, yang menyebabkan generasi muda Basemah meninggalkan kampung halaman untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar.
Namun, pemerintah daerah dan masyarakat lokal terus berupaya melestarikan budaya Basemah melalui pendidikan, festival budaya, dan pengembangan wisata berbasis budaya.
Kesimpulan
Suku Basemah adalah bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan sejarah panjang yang mencakup peradaban kuno, pengaruh Sriwijaya, islamisasi, hingga perlawanan terhadap kolonialisme, Suku Basemah memiliki identitas budaya yang kuat. Melalui upaya pelestarian adat, tradisi, dan bahasa, Suku Basemah diharapkan dapat terus bertahan dan berkembang di tengah perubahan zaman.
(Sumber: Google Perpustakaan Nasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar