TUMENGGUNG (Yang Nggung/Puyang Nggung/Puyang Harimau)
Cerita Fiksi/Dongeng/Legenda
Yang Nggung: Penjaga Rimba Air Nau
Di Desa Air Nau, Kecamatan Sindang Beliti Ulu, tersebar sebuah legenda yang berakar dari kisah nenek moyang, tentang sosok manusia harimau bernama Yang Nggung. Ia dikenal sebagai salah satu dari tujuh manusia harimau Sumatra yang melegenda. Namun, bagi warga desa, ia lebih dari sekadar mitos; ia adalah penjaga rimba dan pelindung bagi mereka yang tersesat di tengah belantara.
Hutan yang Membimbing
Pada suatu hari, seorang pemuda desa bernama Amran pergi berburu ke dalam hutan. Ia seorang pemburu handal, tapi hari itu, keinginannya untuk membawa pulang buruan besar membawanya terlalu jauh ke dalam belantara. Matahari mulai tenggelam, dan hutan berubah menjadi labirin gelap tanpa ujung. Amran kehilangan arah.
"Astaga, jalan pulang di mana?" gumamnya. Rasa takut mulai merayap.
Lalu, ia teringat cerita neneknya, tentang Yang Nggung. Menurut cerita, jika seseorang tersesat di hutan, cukup memanggil nama Yang Nggung tiga kali sambil berkata, "Yang Nggung, tolong aku kesasar, tidak tahu jalan pulang."
Dengan suara gemetar, Amran mencoba, "Yang Nggung, tolong aku kesasar, tidak tahu jalan pulang." Ia mengulangi hingga tiga kali. Hutan hening, tapi angin dingin tiba-tiba berembus lembut di sekelilingnya.
Ketika ia melangkah lagi, kakinya berhenti di atas jejak telapak kaki harimau yang besar. Jejak itu memancarkan cahaya samar di tengah kegelapan. Amran merasa aneh, tapi ia memutuskan untuk mengikutinya.
Jejak itu membimbingnya melewati celah-celah pepohonan dan semak-semak lebat, hingga akhirnya ia melihat cahaya obor dari kejauhan—desa Air Nau! Dengan penuh syukur, ia berlari kembali ke rumahnya. Amran yakin, itu semua karena pertolongan Yang Nggung.
Kesaktian yang Melegenda
Dahulu kala, Yang Nggung adalah seorang pendekar sakti yang hidup di desa. Ia adalah penjaga tanah Lembak dan Rejang, pelindung rakyat dari ancaman musuh dan penjajah. Dengan kesaktian mantragunanya, ia mampu berubah wujud menjadi harimau raksasa, melompat sejauh gunung ke gunung, serta menumpas musuh dengan kegesitan seekor macan kumbang.
Namun, Yang Nggung bukan hanya seorang pendekar; ia juga seorang pemimpin bijak. Ia melindungi rakyatnya dengan aturan dan menjaga keseimbangan alam. Hingga akhir hayatnya, ia memilih tinggal di rimba, menyatu dengan hutan dan menjaga daerah Air Nau hingga kini, dalam wujud roh penjaga yang setia.
Konon, keturunan Yang Nggung memiliki ciri khas. Jari telunjuk mereka sedikit bengkok, dan setiap kali berdiri, terdengar bunyi tulang mereka seperti kayu retak, "Krak!" Mereka dianggap memiliki hubungan khusus dengan Yang Nggung dan dipercaya memiliki sedikit warisan kesaktian sang manusia harimau.
Pesan dari Hutan
Legenda ini tetap hidup di hati penduduk Desa Air Nau dan Masyarakat Sindang Beliti Ulu umumnya. Bagi mereka, Yang Nggung adalah pelindung sekaligus pengingat bahwa manusia harus menghormati alam. Tidak sedikit pemburu atau petualang yang bersaksi, bahwa mereka terselamatkan oleh jejak telapak harimau di hutan.
Amran kini menjadi penjaga tradisi desa, sering menceritakan kembali kisah Yang Nggung kepada generasi muda. "Hutan ini bukan hanya rumah bagi hewan-hewan, tapi juga bagi roh yang menjaga kita," katanya suatu malam di perapian.
Legenda Yang Nggung, manusia harimau yang penuh kesaktian dan belas kasih, akan terus mewarnai kehidupan penduduk Desa Air Nau, membimbing mereka agar tetap menghormati rimba, tanah leluhur mereka.
(Jiwangwe)
😁😁😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar