LEGENDA TEMBAKAU AJAIBbl DESA TANJUNG AGUNG
Di suatu desa kecil bernama Tanjung Agung di Kecamatan Sindang Beliti Ulu, hiduplah masyarakat yang sehari-harinya penuh dengan cerita-cerita ajaib dan tingkah laku kocak. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tentang Tembakau Siku Ajaib. Konon katanya, tembakau yang tumbuh di desa itu begitu berkualitas, bahkan ketika dihisap, asapnya sampai "mengalir ke siku" saking nikmatnya.
Episode 1: Si Burung Precit dan Tembakau Ajaib
Pagi itu, seperti biasa, Wak Razik sudah duduk di beranda rumahnya dengan cerutu tembakau di tangan. "Hoaaaah, ini tembakau enaknya luar biasa! Sampai ke siku, cuy!" serunya sambil memamerkan tangannya yang mengeluarkan asap tembakau.
Yan, Firman, dan Andi yang sedang nongkrong di warung sebelah langsung ngakak.
"Kalau sampai siku, itu bukan ngerokok, Wak. Itu ngasapin badan! Siap-siap jadi sate Wak Razik!" ujar Andi sambil memukul-mukul meja.
Tapi, cerita makin seru ketika tiba-tiba Wak Razik berteriak, "Lho, kok pohon tembakau di kebun kita habis?"
Ternyata setiap pagi, ada kawanan burung bernama Burung Precit yang gemar memanen tembakau. Mereka ini burung ajaib—tapi juga super nakal. Mereka memetik daun tembakau, menggulungnya seperti cerutu, dan... hisap di atas dahan pohon! Firman yang melihat langsung geleng-geleng kepala. "Ini burung mau jadi hansip desa atau gimana? Bisa-bisanya ngerokok pagi-pagi!"
Amir Sekdes, yang saat itu kebetulan lewat, mencoba membantu. "Sudah, kita jebak saja burung itu pakai pulut burung. Mereka pasti kena!"
Episode 2: Jebakan Pulut vs Ikan Keli
Rencana pun dibuat. Wak Razik, Yan, Firman, dan Andi memasang jebakan pulut burung di sekitar kebun tembakau. "Habis ini, kita bisa bikin burung Precit pensiun dini," kata Firman penuh percaya diri.
Namun keesokan harinya, yang terjebak bukanlah burung Precit, melainkan... seekor ikan keli besar!
Yan yang pertama kali melihat langsung menjerit, "Weeeh, ikan bisa terbang sekarang? Kapan ada lomba renang di udara?!"
Pak Hansip yang kebetulan lewat langsung ikut-ikutan. "Itu bukan ikan biasa, mungkin ini ikan jaga kebun. Ikan bertugas! Jangan main-main!"
Pak Kades yang mendengar kejadian itu langsung datang dengan wajah serius. "Wah, ini fenomena langka, warga. Mungkin ini pertanda desa kita harus jadi penghasil ikan tembakau terbesar di dunia!"
Episode 3: Tembakau Siku yang Membuat Heboh Dunia
Amir Sekdes memutuskan untuk membawa tembakau ajaib itu ke pasar kecamatan. Di sana, ia memamerkan efek ajaibnya ke para pedagang. "Lihat ini, asap tembakau bisa sampai ke siku! Pasti laris!" katanya sambil memamerkan siku yang mengepul.
Namun, saking enaknya, para pembeli langsung lupa bayar dan malah berebut minta tembakau gratis. Bahkan burung Precit ikut datang ke pasar, bikin rusuh, dan menggondol dagangan Amir!
Kekacauan itu membuat Pak Kades memutuskan: "Mulai sekarang, kita lindungi tembakau ini dengan teknologi jebakan canggih. Tapi jebakannya harus anti ikan keli!"
Epilog
Akhirnya, desa Tanjung Agung menjadi desa ajaib yang terkenal bukan hanya karena tembakaunya, tapi juga karena cerita kocaknya. Burung Precit tetap menjadi legenda, sementara ikan keli malah diangkat jadi maskot desa. Dan Wak Razik? Ia tetap setia dengan cerutunya, membuktikan bahwa tembakau Tanjung Agung memang nikmat sampai ke siku.
Pesan Moral dari cerita ini? Jangan pernah remehkan desa kecil—karena di balik kesederhanaannya, ada kisah-kisah lucu yang bisa bikin dunia tertawa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar