Minggu, 10 Mei 2020

Batu Banicing ( Batu Cing )



Cerita Rakyat Nusantara

Cerita Rakyat Indonesia

Batu Banicing ( Batu Cing )

Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera dan berbatasan dengan Sumatera Selatan,Sumtera Barat.dan Lampung .Kisah ini di ceritakan Rakyat Rejang Lebong,Sindang Beliti Ulu tepatnya di Desa Lubuk Alai.


Alkisah, di sebuah di Desa Lubuk Alai,Sindang Beliti Ulu,Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Putri. Mereka tinggal di gubuk yang terletak di ujung desa. Sejak ayah Putri meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah putri  tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, ibu putri bekerja mengumpulkan udang dan kepiting di sungai,lalu di jual dengan penduduk kampung.


Sementara Si Putri, seorang  anak yang penurut.Apapun perintah Ibunya pasti di turuti  .Selain penurut, ia juga seorang gadis yang rajin. Kerjanya hanya membantu dan menemani ibunya saat mencari udang dan kepiting. Setiap Pagi ibu putri selalu menjaring udang dan kepiting di sungai.Putri anak yang sederhana jarang berkumpul dengan anak seusianya.Ia orangnya agak minder.


Tiap hari Ibu putri dan  putri menjaring udang dan kepiting di sungai.setelah mendapat udang dan kepiting,mereka berdua keliling kampung. menawarkan udang dan kepiting.Hasil dari menjual udang dan kepiting itulah mereka bisa membeli keperluan bahan pokok.Tiada hari tanpa mencari udang dan kepiting..lama kelamaan akhirnya sungai tempat Ibu putri dan putri mencari udang dan kepiting.tidak ada lagi udang dan kepiting karena di jaring tiap hari.dengan kejadian itu mereka berencana mencari sungai lain yang belum pernah di jaring udang dan kepitingnya.


Pada suatu hari mereka menemukan sungai baru.Nama sungai tersebut Sungai Beliti.Seketika Ibu putri menjaring udang dan kepiting.sedangkan putri duduk di atas batu menuggu ibunya menjaring udang dan kepiting.Ternyata udang dan kepiting sangatlah banyak di sungai tersebut.Sehingga ibu putri lupa akan waktu dan juga lupa memperhatikan putri.Batu tempat putri duduk ternyata bisa meninggi karena ibunya tidak memperhatikan putri.


Si Putri "beredui"(berbicara dengan Nada mendayu)"adoi indouk cakiiing geee  kuu betuuu baaaniciiing hiiin tinggiii"(aduh ibu ambilah aku batu banicing tambah tinggi) jawab ibunya "Nilek dai nak ! udangtam gi benyak ninya"(Nanti dulu nak ! udang dan kepiting masih sangat banyak) "nyuuut"batu bertambah tinggi 


Si putri "beredui lagi"( berbicara dengan Nada mendayu) "adoi indouk cakiiing geee  kuu betuuu baaaniciiing hiiin tinggiii"(aduh indouk ambilah aku batu banicing tambah tinggi) jawab ibunya lagi "Nilek dai nak ! udangtam gi benyak ninya"(Nanti dulu nak ! udang dan kepiting masih sangat banyak)"nyuuuut"batu semakin tinggi.


Si putri"beredui lagi"( berbicara dengan Nada mendayu) "adoi indouk cakiiing geee  kuu betuuu baaaniciiing hiiin tinggiii"(aduh ibu ambilah aku batu banicing tambah tinggi) jawab ibunya lagi "Nilek dai nak ! udangtam gi benyak ninya"(Nanti dulu nak ! udang dan kepiting masih sangat banyak)"nyuuuut"batu semakin tinggi sampai ke langit.Baru ibunya menoleh tapi apa hendak di kata putri sudah naik ke langit.bergegas ibunya menendang batu tersebut sampai patah tiga.


Konon Cerita patahan Batu tersebut.satu berada di Rejang Kepahiang,satunya lagi berada di selangit.sedang" Umbinya"(dasarnya) berada di Lubuk Alai.Ibunya hanya bisa menangis tersedu sedu Karena Putri sudah naik ke langit tidak bisa turun lagi.

Tamat



Penulis


Usman Alamsyah

Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...