INOVASI DAN PARADIGMA BARU
PENDIDIKAN |
LAPORAN
Disampaikan untuk memenuhi sebagian dari syarat
Memenuhi Mata Kuliah Inovasi dan Paradigma Baru Pendidikan
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Dosen Dr.Connie,M.Pd
OLEH :
USMAN ALAMSYAH
NIM:A2K020040
PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA FKIP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN 2020
LATIHAN UNTUK TUGAS INDIVIDU
Mata Kuliah |
: |
INOVASI DAN PARADIGMA BARU PENDIDIKAN |
SKS/ Kelas |
: |
2 SKS/ KELAS B |
Pengampu |
: |
Dr.Connie,M.Pd |
Mahasiswa |
: |
Usman Alamsyah |
NIM |
: |
A2K020040 |
PETUNJUK
1.Jawablah
pertanyaan di bawah ini pada lembar
jawaban yang telah disediakan.
2.Untuk
menjawab disarankan dengan menggunakan
rujukan literatur.
3.Kerjakan
sendiri, antara mahasiswa yang satu dengan yang lain harus berbeda redaksional
jawabannya.
SOAL
1.Inovasi
pendidikan amat diperlukan bagi dunia pendidikan, utamanya di sekolah. Banyak
manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan inovasi. Berikanlah rasional
mengapa inovasi pendidikan itu amat penting bagi sekolah?
Jawab
Dapat
kita rasakan, perubahan zaman pada saat ini begitu pesat. Namun, sistem
pendidikan di Negara kita hanya sedikit yang mengalami perubahan. Tidak
dipungkiri banyak sekolah yang masih menggunakan metode atau cara pembelajaran
tradisional (lama). Padahal, sekarang ini kita berada di zaman informasi.
Pemenangnya adalah yang dapat menguasai informasi dan mampu menggunakannya
dalam kehidupan. Untuk itu, perlu adanya usaha untuk menyetarakan sistem
pendidikan di Negara kita dan diharapkan dapat menyaingi Negara – Negara
lainnya.
Dalam
kenyataan, pembelajaran terlihat berjalan statis dengan kegiatan pembelajaran
monoton yang berakibat pada ketidakberkembangan pengetahuan peserta didik, sehingga
banyak terjadi kesenjangan antara harapan yang dicita – citakan dengan
kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran. Maka dari itu, diperlukan upaya
untuk lebih mengarah kepada sesuatu yang diharapkan. Keberhasilan suatu
pembelajaran ditentukan oleh guru, dapatkah guru tersebut menciptakan suasana
yang kondusif dan menarik. Tidak jarang peserta didik merasa jenuh dengan
penyampaian materi oleh guru yang selalu monoton dan tidak pernah ada perubahan
dalam pembelajarannya.
Jika
dilihat dari kajian post modern teori otak, pembelajaran dapat disetarakan
dengan mendesain otak secara alami yang disebut Pembelajaran Berbasis Otak. Hal
ini dilakukan agar otak dapat berkembang dengan baik dan selalu dapat membuat
keputusan secara alamiah. Selain itu, pembelajaran berbasis otak juga
mempertimbangkan bagaimana peserta didik dapat selalu menggunakan otaknya
dalam pembelajaran.Namun perlu kita ingat, setiap peserta didik itu pribadi
yang unik, baik perkembangan, pemikiran maupun otaknya yang masing – masing memiliki
cara belajar tersendiri.
Disinilah
dapat kita lihat betapa pentingnya inovasi dalam dunia pendidikan. Adanya
inovasi pendidikan ini diperlukan agar mampu menyetarakan pendidikan kita
dengan realita kehidupan yang semakin maju. Pentingnya inovasi dalam dunia
pendidikan karena perkembangan zaman yang sangat pesat serta kebutuhan manusia
yang mengalami peningkatan. Inovasi inilah yang harus dicari oleh seorang guru
agar kemampuan – kemampuan yang ada dalam diri peserta didik dapat lebih
ditonjolkan.
SOAL
2.Deskripsikanlah
konsep-konsep inovasi pendidikan di bawah ini ?
a.Inovasi
b.Invention
c.Discovery
d.Modernisasi
e.Politik
Inovasi
f.Proses
inovasi
g.Tingkatan
inovasi
h.Syarat
Inovasi
Jawab
a.•Inovasi
(innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok
orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi
diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan
suatu masalah tertentu.
•Suatu
ide praktek dan obyek yang dilihatnya sebagai sesuatu yang baru ( Rogers,1962 )
•Karakteristik
(1)ide
atau gagasan atau pengetahuan baru
(2)praktik/
perilaku/metode atau aktivitas baru
(3)
objek atau produk baru
(4)
terdapat unsur yang baru dilihat,dirasakan diucapkan,dan dipraktekkan.
b.Invensi
(invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru,
artinya
hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar
sebelumnya
belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya
penemuan
teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik,
mode
pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas
berdasarkan
hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi
wujud
yang ditemukannya benar-benar baru.
c.Diskoveri
(discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang
ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.
Misalnya
penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama
ada,
tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan
Columbus
menemukan benua Amerika, artinya orang Eropa yang pertama
menjumpai
benua Amerika.
d.Modernisasi
“modern”
dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau
lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan kesejahteraan
atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt
menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah proses perubahan sistem
sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika
Utara dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian telah berkembang pula di
berbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20 berkembang pula ke Amerika
Selatan, Asia, dan Afrika. Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung
secara bertahap, dan tidak semua masyarakat
berkembang
dalam tahap urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya merupakan proses
perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang
lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk
menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan
kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud
agar
dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun
mungkin
juga terjadi kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).
Agar
lebih jelas dan lebih luas wawasan serta pemahaman kita tentang
pengertian,
batasan atau definisi modernisasi, perhatikan beberapa definisi atau
pengertian
modernisasi yang dikemukakan para ahli berikut ini.
1.
Moore. What is involved in modernization is a “total transformation of a
traditional
or pre-modern society into the types of technology and associated
social
organization that characterize the “advanced” economically
prosperous,
and relatively politically stableations of the western world. But
what
exactly does (or should) modernization mean?. Unquestionably, the
people
of the third world nations tend to know very well that people in
industrialized
societies have a higher standard of living, and they tend to want
better
services (such as education, and medical care) and more material
wealth.
Unquestionably, too, the masses and the leaders in these countries
want
political and economic equality with the other nations of the world.
(Donald
P Ely, 1982, Seminar on Educational Change)
2.
Everett Rogers. Modernization in the process by which individuals change
from
a traditional way of life to a more complex, technologically advanced,
and
rapidly changing style of life. (Francis Abraham, 1980:5).
3.
Black. Modernization is the process by which historically evolved institutions
are
adapted to the rapidly change functions that reflect the unprecedented
increase
in man’s knowledge, permitting control over his environment, that
accompanied
the scientific revolution (Francis Abraham, 1980:5).
4.
Lerner. Modernization is simply “ a secular trend unilateral direction from
traditional
to participant life ways”. (Francis Abraham, 1980:5)
5.
Marion Levy, takes “the measure of modernization the rational inanimate to
animate
source of power. The higher that ratio, higher is the degree of
modernization”.
(Francis Abraham, 1980:5)
6.
And Chodak identifies three types of modernization, named (1) Industrial
modernization
which arises out of the necessity, (2) Acculturative.modernization which is the
creation of semi-developmental, buffer culture,
which
result from the super-position of the foreign culture on the traditional
culture;
(3) Induced modernization which consists of organized effort aimed at
infrastructure
building and planned socio-economy development. (Francis
Abraham,
1980:5)
7.
Inkeles, described modernity in terms of a number of psychological variables
that
constitute a kind of mentality characteristic the typical modern man
(Francis
Abraham, 1980:5)
Dari
beberapa definisi atau pendapat tentang modernisasi yang dikemukakan oleh para
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa semuanya sependapat modernisasi adalah
proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke
masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara
tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik
sudah stabil, terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Modernisasi
adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern)
ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern).
e.Politik
Inovasi
Politik
adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian
ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Wikipedia
Inovasi adalah Suatu ide praktek dan obyek yang dilihatnya sebagai sesuatu yang baru (
Rogers,1962 )
Jadi
Politik Inovasi adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik.menyakut yang baru
Politik
Inovasi perlu diketengahkan agar akuisisi dan penguasaan iptek dapat
diakselerasi sebagai kekuatan pembangkit kesejahteraan bersama.
Pakar
inovasi publik Eva Sorensen (2016) menjelaskan bahwa terdapat tiga arena dalam
inovasi politik, yaitu institusi, proses dan kebijakan. Tiga hal tersebut dapat
menunjukkan sejauh mana inovasi politik kita dan arena mana saja yang dapat
di-improve.
Pertama,
pernah inovasi institusi muncul ketika partai politik berani melakukan konvensi
untuk menentukan calon presiden meskipun tak semua bahkan hingga kini
pembaruan-pembaruan dalam tata kelola internal partai belum banyak berubah,
seperti tertutupnya keuangan partai bahkan partai-partai tidak memiliki sebuah
kitab manifesto garis perjuangan mereka yang rigid, semua dapat
terombang-ambing tergantung kepentingan yang dimainkan. Rakyat bingung memilih
partai mana yang akan membela kesejahteraan mereka.
Kedua,
arena inovasi proses politik, jujur saja arena politik memiliki pola
pengambilan keputusan yang sentralistis, semua Pilkada akan menunggu keputusan
pimpinan partai di Jakarta, bahkan untuk semua isu berlaku hal yang sama,
demokrasi masih terpusat dalam partai yang tidak kompatibel dengan logika
desentralisasi selama ini. Ketiga, inovasi kebijakan, arena inovasi kebijakan
yang merupakan hasil akhir nyata dari berbagai perdebatan inovasi institusi dan
proses. Produk regulasi apapun yang dihasilkan tentu bermutu dengan berbagai
metode inovatif untuk mencapainya, tidak ada lagi istilah undang-undang yang baru
ditelurkan ternyata ketinggalan zaman seperti UU No. 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik atupun tiba-tiba muncul inisiatif revisi untuk kepentingan
sementara seperti UU No. 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil negara.
f.Proses
inovasi
(1)Eferett(
1983):Mengetahui masalah,penelitian, pengembangan, komersialisasi, adopsi dan
difusi dan konsekuensi.
(2).Lavidge
dan Steiner (1961):menyadari,mengetahui,menyukai, memilih, mempercayai,membeli.
(3).
Rogers (1962):menyadari,menaruh perhatian,menilai,mencoba,menerima.
(4).
Milo( 1971 ):konseptualisasi,tentatif adopsi,penerimaan sumber,
implementasi,institusionalisasi.
(5).
Sasongko (2009):analisis kebutuhan, menyusun desain ,kajian atau penelitian dan
pengembangan, penerapan skala kecil,evaluasi dan revisi,penerapan skala besar.
g.Tingkatan
inovasi (Sasongko,2009)
(0).
Menolak
(1).
Pengadopsi
(2).
Peniruan
(3).
Imitasi
(4).
Penciptaan asli
h.Syarat
Inovasi
syarat
inovasi:
(1).ada
semangat
(2).jujur
(3).disiplin
(4).modal
Soal
3.Buatlah
ringkasan materi perkuliahan dari suatu sumber referensi yang pernah Anda baca.
Sebutkan: Nama pengarang. tahun. Nama buku/referensi. Kota penerbit: penerbit
(jika dari internet, sebutkan alamatnya)
.
MODUL 1
KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
Modul ini merupakan landasan penting bagi Anda untuk
mempelajari
inovasi pendidikan. Anda tentu telah memahami bahwa
kemajuan dan perubahan
kehidupan sosial yang serba cepat ini merupakan
tantangan dan atau masalah
dalam pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan
bahkan mampu
mengembangkan anak didik agar mereka mampu menghadapi
kehidupan modern
ini?. Bagaimana kurikulum sekolah harus disusun agar
rekevan dengan tantangan
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan?. Bagaimana
mendayagunakan fasilitas
peralatan teknologi untuk mengefektifkan proses
belajar?. Metodologi apa yang
tepat digunakan sesuai dengan perubahan pola kehidupan
dewasa ini?. Masih
banyak lagi permasalahan dalam bidang pendidikan yang
tidak akan pernah habis
karena tantangan kehidupan yang selalu berubah dan
berkembang.
Dalam modul ini, Anda akan mempelajari konsep dasar
inovasi
pendidikan. Dengan memahami inovasi pendidikan, Anda
diharapkan dapat
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan perbedaan pengertian antara
diskoveri, invensi, dan
inovasi.
2. Dapat menjelaskan kaitan antara inovasi dan
modernisasi.
3. Dapat menjelaskan pengertian inovasi pendidikan.
Kemampuan tersebut sangat penting bagi Anda untuk
mengembangkan wawasan
dan pemahaman tentang inovasi pendidikan, yang dapat
menjadi bahan analisis
Anda.
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul
ini, ikuti
petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini
sampai Anda
memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan
kata-kata kunci dan kata-kata
yang Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian
kata-kata kunci dalam
daftar kata-kata sulit modul ini atau dalam kamus yang
ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi
modul ini melalui pemahaman
sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa atau guru
lain dan dengan tutor
Anda.
4. Terapkan pengertian-pengertian inovasi pendidikan
secara imajiner (dalam
pikiran) dan dalam situasi terbatas melalui simulasi
sejawat (peer-group
simulation) pada saat tutorial.
5. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi mengenai
pengalaman simulasi
dalam kelompok kecil atau klasikal pada saat tutorial.
URAIAN MATERI
Kata ”innovation” (bahasa Inggris) sering
diterjemahkan segala hal yang
baru atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972), tetapi
ada yang menjadikan kata
innovation menjadi kata Indonesia yaitu ”inovasi”.
Inovasi kadang-kadang juga
dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang
baru itu hasil penemuan.
Kata penemuan juga sering digunakan untuk
menterjemahkan kata dari bahasa
Inggris ”discovery” dan ”invention”. Ada juga yang
mengkaitkan antara
pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya
membicarakan usaha
pembaharuan.
Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian
inovasi
pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu tentang
pengertian discovery, invention,
innovation, dan modernisasi sebelum membicarakan
tentang pengertian inovasi
pendidikan
A. Pengertian Discovery, Invention, dan Innovation
”Discovery”, ”invention”, dan ”innovation” dapat
diartikan dalam bahasa
Indonesia ”penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut
mengandung arti
ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya
barangnya itu sendiri sudah ada
lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar
baru dalam arti
sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang
baru itu diadakan dengan
maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat
menggunakan diskoveri
atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan
ketiga pengertian tersebut satu
persatu.
Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu
yang sebenarnya
benda
atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.
Misalnya
penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama
ada,
tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan
Columbus
menemukan benua Amerika, artinya orang Eropa yang pertama
menjumpai
benua Amerika.
Invensi
(invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru,
artinya
hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar
sebelumnya
belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya
penemuan
teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik,
mode
pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas
berdasarkan
hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi
wujud
yang ditemukannya benar-benar baru.
Inovasi
(innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang
dirasakan
atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok
orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun
diskoveri.
Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.
Agar
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang pengertian inovasi
dan
juga guna memperluas wawasan perhatian, beberapa definisi inovasi yang
dibuat
para ahli dikemukakan di bawah ini:
1.
An innovation is an idea for accomplishing some recognition social and in a
new
way or for a means of accomplishing some social (Donald P. Ely 1982,
Seminar
on Educational Change).
2.
An innovation is any idea, practice, or mate artifact perceived to be new by
the
relevant unit of adopt. The innovation is the change object. A change is
the
altera in the structure of a system that requires or could be required
relearning
on the part of the actor (s) in response to a situation. The
requirements
of the situation often involve a res to a new requirement is an
inventive
process producing an invention. However, all innovations, since not
everything
an individual or formal or informal group adopt is perceived as
new.
(Zaltman, Duncan, 1977:12)
3.
The term innovation is usually employed in three different contexts. In one
context
it is synonymeus with invention; that is, it refers to a creative process
whereby
two or more existing concepts or entities are combined in some novel
way
to produce a configuration not previously known by the person involved.
A
person or organization performing this type of activity is usually said to be
innovative.
Most of the literature on creativity treats the term innovation in
this
fashion. (Zaltman, Duncan, Holbek, 1973:7)
4.
Innovation is ….. the creative selection, organization and utilization of human
and
material resources in new and unique ways which will result in the
attainment
of a higher level of achievement for the defined goals and
objectives.
(Huberman, 1973:5)
5.
Innovation is a species of the genus “change”. Generally speaking it seems
useful
to define an innovation as a deliberate, novel, specific change, which is
thought
to be more efficacious in accomplishing the goal of system. From the
point
of view of this book (innovation in education), it seem helpful to
consider
innovations as being willed and planned for rather than as accruing
haphazardly.
(Matthew B. Miles, 1964:14).
6.
An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an
individual
or other unit of adoption. It matters little, so far as human behavior
is
concerned, whether or not an idea is “objectively” new as measured by the
lapse
of time since its first use or discovery. The perceived newness of the
idea
for the individual determines his or her reaction to it. If the idea seems
new
to the individual, it is an innovation. (M. Rogers, 1983:11).
Dari
beberapa definisi inovasi yang dibuat para ahli tersebut, dapat
diketahui
bahwa tidak terjadi perbedaan yang mendasar tentang pengertian
inovasi
antara satu dengan yang lain. Jika terjadi ketidaksamaan hanya dalam
susunan
kalimat atau penekanan maksud, tetapi pada dasarnya pengertiannya
sama.
Semua definisi tersebut menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, hal-hal
yang
praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau
dirasakan
sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat).
Hal yang baru itu dapat berupa hasil invensi atau diskoveri, yang
digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.
B.
Inovasi dan Modernisasi
Pada
waktu membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan
tentang
modernisasi, karena antara keduanya tampak persamaan yaitu kedua-
duanya
merupakan perubahan sosial. Agar dapat mengetahui apa perbedaan dan
juga
kaitan antara inovasi dan modernisasi, perlu dipahami apa inovasi dan apa
modernisasi,
baru kemudian dicari kaitan antara keduanya. Inovasi telah
dibicarakan
maka sekarang dibicarakan modernisasi.
Istilah
(term) “modern” mempunyai berbagai macam arti dan juga
mengandung
berbagai macam tambahan arti (connotations). Istilah moden ini
digunakan
tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik,
ekonomi
lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan,
pakaian,
serta bebagai macam kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan
untuk
menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju
dalam
arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan
cara
baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Misalnya
dalam perkembangan transportasi, karena kuda lebih modern daripada
gerobak
yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda,
pesawat
lebih modern daripada mobil. Jadi “modern” dari satu segi dapat
diartikan
sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang
sudah
ada. Baik dalam arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi
kehidupan.
Eissentadt
menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi adalah
proses
perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di
Eropa
Barat dan Amerika Utara dari abad ke 17 sampai abad ke 19, dan kemudian
telah
berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20
berkembang
pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Proses perkembangan
atau
perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat
berkembang
dalam tahap urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya
merupakan
proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika
Utara
telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga
sedang
berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern.
Dengan
kata lain modernisasi adalah bekerja sama dengan dunia dengan maksud
agar
dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun
mungkin
juga terjadi kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).
Agar
lebih jelas dan lebih luas wawasan serta pemahaman kita tentang
pengertian,
batasan atau definisi modernisasi, perhatikan beberapa definisi atau
pengertian
modernisasi yang dikemukakan para ahli berikut ini.
1.
Moore. What is involved in modernization is a “total transformation of a
traditional
or pre-modern society into the types of technology and associated
social
organization that characterize the “advanced” economically
prosperous,
and relatively politically stableations of the western world. But
what
exactly does (or should) modernization mean?. Unquestionably, the
people
of the third world nations tend to know very well that people in
industrialized
societies have a higher standard of living, and they tend to want
better
services (such as education, and medical care) and more material
wealth.
Unquestionably, too, the masses and the leaders in these countries
want
political and economic equality with the other nations of the world.
(Donald
P Ely, 1982, Seminar on Educational Change)
2.
Everett Rogers. Modernization in the process by which individuals change
from
a traditional way of life to a more complex, technologically advanced,
and
rapidly changing style of life. (Francis Abraham, 1980:5).
3.
Black. Modernization is the process by which historically evolved institutions
are
adapted to the rapidly change functions that reflect the unprecedented
increase
in man’s knowledge, permitting control over his environment, that
accompanied
the scientific revolution (Francis Abraham, 1980:5).
4.
Lerner. Modernization is simply “ a secular trend unilateral direction from
traditional
to participant life ways”. (Francis Abraham, 1980:5)
5.
Marion Levy, takes “the measure of modernization the rational inanimate to
animate
source of power. The higher that ratio, higher is the degree of
modernization”.
(Francis Abraham, 1980:5)
6.
And Chodak identifies three types of modernization, named (1) Industrial
modernization
which arises out of the necessity, (2) Acculturative
modernization
which is the creation of semi-developmental, buffer culture,
which
result from the super-position of the foreign culture on the traditional
culture;
(3) Induced modernization which consists of organized effort aimed at
infrastructure
building and planned socio-economy development. (Francis
Abraham,
1980:5)
7.
Inkeles, described modernity in terms of a number of psychological variables
that
constitute a kind of mentality characteristic the typical modern man
(Francis
Abraham, 1980:5)
Dari
beberapa definisi atau pendapat tentang modernisasi yang
dikemukakan
oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa semuanya
sependapat
modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat
tradisional
(yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat
industri
yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju
(modern)
ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil,
terpenuhi
pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Perbedaan
rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya
perbedaan
penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara
menyeluruh,
seperti yang dikemukakan More, Black, and Chodak, mereka ini
mengartikan
modernisasi sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat.
Sedangkan
Rogers, Lerner, dan Inkeles menekankan pada perubahan pribadi
(individu),
artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke
gaya
atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu
terjadi
sebagai akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni dari
masyarakat
tradisional ke masyarakat yang sudah maju (industri).
Inkeles
mengemukakan secara detail tentang ciri-ciri manusia modern,
berdasarkan
penelitiannya pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara
lain
ia mengemukakan bahwa ada 12 aspek yang menjadi tanda (karakteristik)
manusia
modern yaitu:
1.
Bersikap terbuka trehadap pengalaman baru, artinya jika menghadapi
tawaran
atau ajakan hal-hal yang baru yang lebih menguntungkan untuk
kehidupannya
akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya,
tidak
menutup diri terhadap perubahan.
2.
Selalu siap menghadapi perubahan sosial, artinya siap untuk menerima
perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat, misalnya partisipasi
dalam
bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi wanita, perpindahan
penduduk,
pergaulan atau hubungan orang tua dengan pemuda dan
sebagainya.
Manusia modern siap untuk memahami perubahan yang terjadi di
sekitarnya.
3.
Berpandangan yang luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak hanya
berdasarkan
apa yang ada pada dirinya, tetapi mau menerima pendapat yang
datang
dari luar dirinya serta dapat memahami adanya perbedaan pandangan
dengan
orang lain. Ia dapat memahami sikap orang lain yang berbeda dengan dirinya.
4.
Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat. Manusia modern akan selalu
berusaha
memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya
dan
juga informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya.
5.
Manusia modern lebih berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan
datang
daripada masa yang lampau. Manusia modern tidak hanya akan
mengenang
kejayaan atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir
bagaimana
masa sekarang dan yang datang.
6.
Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik
jangka
panjang maupun jangka pendek. Kehidupan manusia moden selalu
direncanakan
sebelumnya melalui perencanaan jangka pendek maupun jangka
panjang.
7.
Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan
pemikiran
manusia daripada takdir atau pembawaan. Ia percaya bahwa
manusia
dapat mengontrol kejadian di sekitarnya.
8.
Manusia modern menghargai ketrampilan teknik dan juga menggunakannya
sebagai
dasar pemberian imbalan.
9.
Wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan
yang
lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan di sekolah
formal
lebih ditekankan untuk menguasai ketrampilan membaca, menulis dan
berhitung
daripada untuk melaksanakan pendidikan agama atau moral, karena
ilmu
pengetahuan dan teknologi yang akan dapat dipakai untuk memecahkan
masalah
kehidupan. Demikian pula manusia modern akan memiliki pekerjaan
yang
dapat memberi keuntungan walaupun mungkin melanggar sangsi
kepercayaan
tradisional.
10.
Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama
orang
yang lemah seperti wanita, anak-anak, dan bawahannya.
11.
Memahami perlunya produksi. Manusia modern dalam mengambil keputusan
akan
mempertimbangkan juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi
dari
suatu industri (ia sebagai pegawai perusahaan ikut menyadari akan
kepentingan
perusahaan).
Berdasarkan
uraian tersebut kini tiba saatnya untuk membicarakan kaitan
antara
inovasi dan modernisasi. Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan
perubahan
sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu.
Inovasi
menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang
baru
bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada
adanya
proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju
ke
yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi
sebagai
tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan
perlu
diadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru bagi
masyarakat,
maka transmigrasi adalah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau
menerima
ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi berarti sudah
memenuhi
ciri masyarakat modern yang siap menghadapi perubahan dan
meninggalkan
pola pikir tradisi yang bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan ora
mangan
yen kumi” artinya meskipun tidak makan asal tetap berkumpul dengan
sesama
saudara.
C.
Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi
untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah suatu ide,
barang,
metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang
atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskaveri,
yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan
masalah
pendidikan.
Pendidikan
adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-
hal
yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam
arti
sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem
dalam
arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional. Mattew B. Miller
menjelaskan
pengertian inovasi pendidikan sebagai berikut: ”To give more
concreteness
the universe called ”educational innovations” some samples are
described
billow. They are organized according to the aspect of a social system
which
they appear to be most clearly associated. In most cases social system
involved
should be taken to be that of a school or cell although some innovations
take
place within the context of many larger systems.”
Berikut
ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen
pendidikan
atau komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B.
Miles,
dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan
dewasa
ini.
-
Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial
tentu
menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang
sesuai
dengan komponen personel misalnya: peningkatan mutu guru, sistem
kenaikan
pangkat, aturan tata tertib siswa, dan sebagainya.
-
Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan
tentang
berapa jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana
wilayah
kerjanya. Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini
misalnya:
berapa ratio guru siswa pada satu sekolah dalam sistem PAMONG
pernah
diperkenalkan ini dengan ratio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200
siswa).
Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan
besar
wilayah kepenilikan, dan sebagainya.
-
Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan
mendayagunakan
berbagai sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan.
Inovasi
pendidikan yang sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan
bentuk
tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perubahan
pengaturan
dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah
dibuka,
sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan
perabot
laboratorium bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun
Terbatas),
dan sebagainya.
Penggunaan
waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan
penggunaan
waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya:
pengaturan
waktu belajar (semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran
yang
dapat memberi kesempatan mahasiswa untuk memilih waktu sesuai
dengan
keperluannya, dan sebagainya.
-
Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang
jelas.
Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan
tiap
jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan
tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan
nasional
dan sebagainya.
-
Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai
tujuan.
Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya:
penggunaan
kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran
individual,
pengajaran kelompok, dan sebagainya.
-
Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan
diperlukan
kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya
pencapaian
tujuan inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya:
peran
guru sebagai pemakai media (maka diperlukan keterampilan
menggunakan
berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan
kelompok,
guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
-
Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu
wawasan
dan perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas.
Kesamaan wawasan dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk
mencapai
tujuan pendidikan yang sudah ditentukan akan mempercepat
tercapainnya
tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya:
wawasan
pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan
proses,
perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran
sangat
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang
disempurnakan,
dan sebagainya.
-
Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan
perlu
ada kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara
bagian
dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang
relevan
dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian tugas
antara
seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar
seksi,
di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan,
fakultas,
dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan
sebagainya.
-
Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan
dalam
beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang
lain.
Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan
usaha
kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen
Kesehatan,
data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan
sebagainya.
Strategi.
Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap
kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.
Adapun
macam dan pola strategi yang digunakan sangat sukar untuk
diklasifikasikan,
tetapi secara kronologis biasanya menggunakan pola urutan
sebagai
berikut:
1)
Desain. Ditemukannya suatu inovasi dengan perencanaan penyebarannya
berdasarkan
suatu penelitian dan obeservasi atau hasil penilaian terhadap
pelaksanaan
sistem pendidikan yang sudah ada.
2)
Kesadaran dan perhatian. Suatu potensi yang sangat menunjang
berhasilnya
inovasi ialah adanya kesadaran dan perhatian sasaran inovasi
(baik
individu maupun kelompok) akan perlunya inovasi. Berdasarkan
kesadaran
itu mereka akan berusaha mencari informasi tentang inovasi.
3)
Evaluasi. Para sasaran inovasi mengadakan penilaian terhadap inovasi
tentang
kemampuannya untuk mencapai tujuan, tentang kemungkinan
dapat
terlaksananya sesuai dengan kondisi situasi, pembiayaannya dan
sebagainya.
4)
Percobaan. Para sasaran inovasi mencoba menerapkan inovasi untuk
membuktikan
apakah memang benar inovasi yang dinilai baik itu dapat
diterapkan
seperti yang diharapkan. Jika ternyata berhasil maka inovasi
akan
diterima dan terlaksana dengan sempurna sesuai strategi inovasi yang telah
direncanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alex
Inkeles and David H. Smith, (1974), Becoming Modern, Individual Change
in
Six Development Countries. Massachusett: Harvard University Press
Cambridge
Roger
M & Shoemaker F. Floyd. (1971). Communication of Innovation. New
York:
The Free Press A Division of Macmillan Publishing Co. Inc.
Everett
M. Rogers. (1983). Diffusion of Innovation. New York: The Free Press A
Division
of Macmillan Publishing Co. Inc
Francis
Abraham (1980). Perspective on Modernization toward General Theory
of
Third World Development. Washington: University Press of America
Gerald
Zaltman, Philip Kolter, Ira Kaufman, (1977). Creating Social Change.
Holt
Rinehart and Winston, Inc New York, Chicago, San Francisco,
Atlanta,
Dallas, Toronto.
Gerald
Zaltman and Robert Duncan (1977). Strategies for Planned Change. A
Wiley-Interscience
Publication John Wiley and Sons, New York. London,
Sydney,
Toronto.
Gerald
Zaltman, Rober Duncan, Johny Holbek. (1973). Innovation and
Organization.
A Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons,
New
York. London, Sydney, Toronto.
Gerald
Zaltman, David H. Florio, Linda a Sikorski. (1977). Dynamic Educational
Change.
New York: The Free Press A Division of Macmillan Publishing
Co.
Inc
R.G.
Havelock & A.M. Huberman. (1978). Solving Educational Problems,
Praegar
Publisher, A Division of Holt, Rinehart and Winston, CBS, Inc,
New
York.
Mattew
B. Miles (1964). Innovation in Education, Bureau of Publication Teachers
College. Columbia University New York
Tidak ada komentar:
Posting Komentar