Jumat, 06 Desember 2024

Abu Nawas dan Keadilan Raja

Abu Nawas dikenal sebagai tokoh yang cerdas, penuh humor, dan sering menggunakan akalnya untuk menyelesaikan masalah, termasuk dalam situasi politik. Berikut adalah salah satu cerita Abu Nawas yang berkaitan dengan politik dan kekuasaan:

Abu Nawas dan Keadilan Raja

Suatu hari, Raja Harun al-Rasyid ingin menguji kecerdasan dan keberanian Abu Nawas dalam menghadapi persoalan politik. Raja memanggil Abu Nawas ke istananya.

"Abu Nawas," kata Raja, "Aku mendengar keluhan dari rakyat bahwa ada seorang pejabat istana yang bertindak sewenang-wenang. Tapi aku tidak tahu siapa yang dimaksud. Aku ingin engkau mencari tahu dan menyelesaikan masalah ini."

Abu Nawas pun mengangguk dengan tenang. Ia tidak langsung menyelidiki, melainkan memikirkan cara untuk mengetahui siapa pejabat tersebut tanpa menimbulkan konflik.

Keesokan harinya, Abu Nawas datang ke istana dengan membawa seekor ayam dan berkata kepada Raja, "Tuanku, saya akan mencari tahu siapa pejabat yang dimaksud, tetapi saya memerlukan izin untuk membuat pengumuman di istana."

Raja mengizinkan, dan Abu Nawas pun berdiri di tengah-tengah istana sambil memegang ayam. Ia berkata kepada semua pejabat yang hadir, "Wahai para pejabat, ayam ini adalah ayam ajaib. Ia dapat mendeteksi siapa di antara kalian yang berbuat curang dan sewenang-wenang. Barang siapa menyentuh ayam ini, ayam akan berkokok jika orang tersebut bersalah."

Para pejabat menjadi gelisah, terutama yang merasa bersalah. Satu per satu mereka diminta menyentuh ayam itu, tetapi ayam tersebut tidak pernah berkokok. Setelah semua selesai, Abu Nawas berkata kepada Raja, "Tuanku, saya sudah menemukan pelakunya."

Raja terkejut. "Bagaimana kamu tahu? Ayam itu tidak berkokok sama sekali."

Abu Nawas tersenyum dan menjelaskan, "Saya sebelumnya mengoleskan jelaga pada ayam ini. Orang yang tidak bersalah pasti akan berani menyentuh ayam, tetapi orang yang bersalah akan menghindar karena takut ayam berkokok. Lihatlah tangan para pejabat, siapa yang tangannya bersih, itulah pelakunya."

Raja memeriksa tangan para pejabat, dan benar saja, salah satu pejabat memiliki tangan yang bersih karena tidak berani menyentuh ayam. Ia pun mengaku bersalah dan dihukum oleh Raja.

Pesan Moral:
Cerita ini menggambarkan kecerdasan Abu Nawas dalam menghadapi persoalan politik dengan cara yang tidak langsung, tetapi efektif. Ia menunjukkan bahwa keadilan dapat ditegakkan dengan kebijaksanaan dan akal sehat.

Tidak ada komentar:

NAMA YANG MENJADI TAKDIR

Matahari bersinar malu-malu di Desa Lubuk Alai Kecamatan Sindang Beliti Ulu. Angin berhembus lembut, seakan membelai dedaunan yang menari pe...