Berikut adalah kisah Abu Nawas yang terkenal saat ia harus berhadapan dengan orang licik dan penuh intrik:
Abu Nawas dan Pedagang Licik
Suatu hari, seorang pedagang kaya yang terkenal licik mendengar tentang kecerdikan Abu Nawas. Pedagang itu merasa yakin bahwa ia bisa mengalahkan Abu Nawas dalam adu kecerdikan. Ia pun mendatangi Abu Nawas dan berkata,
"Abu Nawas, aku mendengar engkau sangat cerdik. Bagaimana jika kita bertaruh? Jika aku menang, kau harus bekerja untukku seumur hidup. Jika kau menang, aku akan memberikan setengah kekayaanku."
Abu Nawas, yang menyadari niat licik pedagang itu, setuju dengan taruhan tersebut, tetapi dengan syarat:
"Baiklah, tapi kita akan bermain di depan Sultan agar ia menjadi saksi."
Pedagang setuju, dan mereka pergi ke istana Sultan Harun Al-Rasyid. Di hadapan Sultan, pedagang itu mengeluarkan sebuah kantong kecil yang di dalamnya terdapat biji-bijian kecil berwarna putih. Ia berkata:
"Abu Nawas, tebaklah berapa jumlah biji dalam kantong ini. Jika jawabanmu salah, kau kalah."
Abu Nawas tersenyum dan menjawab dengan tenang:
"Tunggu sebentar. Aku tidak bisa menebak begitu saja. Izinkan aku menghitung dengan cara yang benar."
Abu Nawas kemudian mengambil kantong itu dan menuangkan isinya ke lantai. Ia menghitung satu per satu biji-bijian itu di depan semua orang. Setelah selesai, ia berkata:
"Jumlah biji-bijian ini adalah 157."
Pedagang itu terkejut karena ia tidak menyangka Abu Nawas akan menghitungnya secara langsung. Sultan pun tertawa melihat kepintaran Abu Nawas. Namun, pedagang itu tidak mau menyerah begitu saja. Ia berkata:
"Abu Nawas, aku punya satu pertanyaan lagi. Jika kau salah menjawab, kau tetap kalah. Tebak apa yang ada di dalam kantong ini!"
Abu Nawas melihat kantong itu dengan cermat, lalu berkata:
"Di dalam kantong itu ada seekor serangga kecil."
Pedagang itu tertawa puas dan berkata:
"Salah! Tidak ada apa-apa di dalam kantong ini. Kantong ini kosong!"
Abu Nawas kembali tersenyum dan berkata:
"Kalau begitu, kau baru saja mengaku bahwa kantong itu kosong. Jadi, aku benar, karena kantongmu memang 'berisi kehampaan'!"
Sultan yang menyaksikan adu kecerdikan itu tertawa terbahak-bahak. Ia memutuskan bahwa Abu Nawas adalah pemenangnya. Pedagang itu merasa malu dan tidak berani lagi mencoba menipu orang lain.
Pesan moral: Orang yang licik dan penuh intrik tidak akan bisa mengalahkan kecerdasan dan kebijaksanaan yang jujur dan kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar