Sabtu, 07 Desember 2024

Abu Nawas dan Si Pemimpi Pemalas

Berikut adalah cerita Abu Nawas bertemu dengan seseorang yang bercita-cita tinggi, tetapi pemalas:

Abu Nawas dan Si Pemimpi Pemalas

Suatu hari, Abu Nawas sedang berjalan-jalan di pasar. Ia bertemu dengan seorang pemuda yang terlihat santai duduk di bawah pohon tanpa melakukan apa-apa. Pemuda itu tampak berpikir keras, tetapi tubuhnya tidak bergerak sama sekali.

Karena penasaran, Abu Nawas mendekatinya dan bertanya:
"Anak muda, apa yang sedang kau pikirkan? Tampaknya kau sibuk dalam pikiranmu sendiri."

Pemuda itu menjawab dengan bangga:
"Aku sedang memikirkan masa depanku, Abu Nawas. Aku ingin menjadi orang terkaya di kota ini. Aku ingin memiliki istana besar, pelayan yang banyak, dan hidup seperti seorang raja."

Abu Nawas tersenyum mendengar cita-cita tinggi pemuda itu, lalu bertanya:
"Bagus sekali cita-citamu. Lalu, apa yang sedang kau lakukan untuk mencapainya?"

Pemuda itu mengangkat bahunya dan berkata:
"Aku hanya menunggu keberuntungan datang. Bukankah orang kaya sering kali mendapat rezeki yang tidak terduga? Jadi, aku pikir aku hanya perlu bersabar dan menunggu giliranku."

Abu Nawas tertawa kecil dan berkata:
"Baiklah, jika kau yakin itu adalah caranya. Tapi bagaimana jika aku menunjukkan jalan pintas agar kau bisa menjadi kaya dengan cepat?"

Pemuda itu terkejut dan bersemangat:
"Benarkah? Bagaimana caranya, Abu Nawas?"

Abu Nawas dengan tenang menjawab:
"Aku akan memberimu pekerjaan mudah. Pergilah ke ladangku dan tanamlah benih-benih ini. Dalam waktu singkat, kau akan mendapatkan hasil panen yang melimpah. Aku akan membayar hasil kerjamu dengan upah besar."

Namun, pemuda itu segera mengerutkan dahi dan berkata:
"Menanam benih? Itu terlalu melelahkan. Aku tidak suka pekerjaan kasar. Tidakkah ada cara lain yang lebih mudah?"

Abu Nawas tertawa lebih keras dan menjawab:
"Anak muda, jika kau bahkan tidak mau menanam benih, bagaimana kau bisa berharap menikmati buahnya? Orang yang hanya bermimpi tanpa usaha ibarat menunggu hujan emas di tengah gurun. Tidak ada keberuntungan tanpa kerja keras."

Pemuda itu terdiam, menyadari kebodohan cara berpikirnya. Dengan rasa malu, ia berjanji kepada Abu Nawas bahwa mulai hari itu, ia akan mulai bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya.

Pesan moral:
Cita-cita tinggi hanya akan menjadi angan-angan kosong jika tidak disertai dengan kerja keras. Jangan berharap keberuntungan datang tanpa usaha.

Tidak ada komentar:

Makna Hutang Dalam Usaha

Makna Hutang Dalam Usaha  -------------------------------------------- Bagi orang kaya, utang bukan sekadar beban, melainkan alat strategis ...