Sabtu, 07 Desember 2024

Abu Nawas dan Si Tukang Iri

Berikut adalah cerita tentang Abu Nawas dan Orang yang Iri, yang menunjukkan bagaimana Abu Nawas mengatasi orang yang iri padanya dengan kecerdasan dan kebaikan hati.

Abu Nawas dan Si Tukang Iri

Suatu hari, Abu Nawas sedang menikmati waktu di pasar. Ia dikenal sebagai orang yang bijak, lucu, dan sering membantu orang yang membutuhkan. Namun, ada seorang pria di desa itu yang sangat iri kepada Abu Nawas. Pria itu merasa terganggu dengan perhatian yang selalu diberikan orang-orang kepada Abu Nawas.

Pria tersebut berkata kepada teman-temannya,
"Abu Nawas bukanlah orang hebat! Semua orang memujinya, tetapi sebenarnya dia hanyalah seorang penipu!"

Ia pun menyusun rencana untuk mempermalukan Abu Nawas di depan umum. Pria itu datang kepada Abu Nawas dengan membawa sekantong uang, lalu berkata,
"Abu Nawas, aku ingin mengetes apakah kau benar-benar bijak. Jika kau bisa menyelesaikan teka-teki ini, uang ini akan menjadi milikmu. Tapi jika kau gagal, aku akan menyebarkan bahwa kau bukan orang yang cerdas."

Abu Nawas, yang mengerti maksud iri hati pria itu, tetap tenang dan menerima tantangan tersebut. Ia bertanya,
"Apa teka-teki yang ingin kau ajukan kepadaku?"

Pria itu tersenyum licik dan berkata,
"Bisakah kau menjawab apa yang lebih berat: satu kilogram kapas atau satu kilogram besi?"

Semua orang yang mendengar pertanyaan itu tertawa, berpikir bahwa pria itu telah menjebak Abu Nawas. Namun, Abu Nawas dengan tenang menjawab,
"Keduanya sama berat, yaitu satu kilogram. Tetapi, jika kau memikulnya bersama rasa iri, maka kapas akan terasa lebih berat dari besi."

Orang-orang terdiam mendengar jawaban Abu Nawas yang cerdas dan penuh makna. Pria itu merasa malu, tetapi Abu Nawas tidak berhenti di situ. Ia berkata kepada pria itu,
"Iri hati hanya akan membuat hidupmu penuh beban. Sebaliknya, jika kau belajar untuk menerima dan berbagi, hidupmu akan jauh lebih ringan dan bahagia."

Pria itu tersentuh oleh kata-kata Abu Nawas. Dengan penuh penyesalan, ia meminta maaf dan berjanji untuk tidak lagi merasa iri kepada siapa pun.

Pesan Moral: Cerita ini mengajarkan bahwa rasa iri hanya akan membebani hidup seseorang. Dengan belajar menerima kelebihan orang lain dan berbagi kebahagiaan, hidup akan menjadi lebih damai dan bermakna.

Tidak ada komentar:

Makna Hutang Dalam Usaha

Makna Hutang Dalam Usaha  -------------------------------------------- Bagi orang kaya, utang bukan sekadar beban, melainkan alat strategis ...