Berikut adalah cerita tentang Abu Nawas dan Si Tukang Fitnah, yang menggambarkan kecerdasan Abu Nawas menghadapi orang yang suka menyebarkan fitnah.
Abu Nawas dan Si Tukang Fitnah
Di suatu desa, ada seorang pria yang iri hati terhadap Abu Nawas. Karena kebijaksanaan dan kecerdasan Abu Nawas membuatnya dihormati banyak orang, pria itu merasa tersaingi. Ia memutuskan untuk menjatuhkan nama baik Abu Nawas dengan menyebarkan fitnah.
Pria itu berkata kepada banyak orang di pasar,
"Abu Nawas bukanlah orang bijaksana seperti yang kalian pikirkan! Dia adalah pencuri yang licik! Barang-barangku hilang, dan aku yakin Abu Nawas pelakunya."
Berita ini tersebar dengan cepat, dan banyak orang mulai meragukan Abu Nawas. Ketika berita ini sampai ke telinga Abu Nawas, ia tidak marah. Sebaliknya, ia dengan tenang mendatangi pria tersebut.
Abu Nawas berkata dengan senyum,
"Kudengar kau menuduhku mencuri barang-barangmu. Apakah kau punya bukti?"
Pria itu tidak bisa menjawab. Namun, untuk mempertahankan kebohongannya, ia berkata,
"Aku tidak punya bukti sekarang, tetapi aku tahu kau pelakunya!"
Abu Nawas tetap tenang dan menjawab,
"Jika begitu, kita harus meminta keadilan. Mari kita bawa kasus ini kepada hakim."
Di hadapan hakim, Abu Nawas berkata,
"Yang Mulia, pria ini menuduh saya mencuri barang-barangnya. Saya ingin dia menunjukkan bukti atau saksi atas tuduhannya."
Hakim pun bertanya kepada pria itu,
"Apakah kau punya bukti bahwa Abu Nawas mencuri barang-barangmu?"
Pria itu terdiam, tidak dapat menjawab. Hakim kemudian memutuskan,
"Jika kau tidak punya bukti, maka tuduhanmu adalah fitnah. Hukumannya adalah denda dan permintaan maaf kepada Abu Nawas."
Setelah mendengar keputusan itu, pria tersebut memohon ampun kepada Abu Nawas dan berkata,
"Maafkan aku, Abu Nawas. Aku hanya iri terhadapmu. Aku tidak benar-benar kehilangan barang apa pun."
Abu Nawas tersenyum dan berkata,
"Iri hati hanya akan membawa kehancuran. Jadilah orang yang jujur dan berhenti menyebarkan fitnah. Kehidupanmu akan menjadi lebih baik."
Pria itu pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Pesan Moral: Cerita ini mengajarkan bahwa fitnah adalah perbuatan tercela yang akan berbalik mencelakai si pelaku. Kejujuran dan kebijaksanaan adalah cara terbaik untuk menghadapi orang-orang seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar