Senin, 24 Februari 2025

ES BALON DAN MIMPI SEORANG ANAK KECIL

ES BALON DAN MIMPI SEORANG ANAK KECIL

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, seorang bocah bernama Usman Alamsyah tumbuh dengan semangat yang menyala-nyala. Sejak duduk di bangku kelas tiga SD, Usman bukan hanya bintang kelas karena kecerdasannya, tetapi juga anak yang penuh tanggung jawab.

Suatu hari, rumah kecilnya kedatangan benda ajaib—sebuah lemari es yang dibeli oleh sang bunda. Pada masa itu, memiliki lemari es adalah sesuatu yang langka di desanya. Mata Usman berbinar saat melihat bundanya mengeluarkan cetakan kecil berisi air berwarna-warni dari dalamnya. "Nak, kita akan berjualan es balon," ujar sang bunda sambil tersenyum penuh harap.

Es balon adalah sebutan bagi es yang dibekukan dalam kantong plastik kecil, diikat kencang, lalu disajikan dengan berbagai rasa buah. Bagi Usman, ini bukan sekadar es, melainkan peluang untuk membantu keluarganya dan memperoleh uang jajan sendiri.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Usman mengambil termos besar berisi es balon dan berangkat ke sekolah dengan dua tugas: belajar dan berjualan. Saat istirahat, ia berjalan dari satu teman ke teman lain, menawarkan es balon dengan senyum lebar. "Es... Es... Balon-balon!" serunya riang. Anak-anak pun berlomba-lomba membeli es buatannya.

Namun, perjuangan Usman tak berhenti di sekolah. Usai pulang, ia menelusuri jalan-jalan desa, berjalan kaki menembus terik matahari, menyusuri pematang sawah, hingga mencapai perbukitan yang dikenal sebagai Dusun Palembang Kecil di Desa Lubuk Alai. Di setiap gelangang judi sabung ayam, ia dengan berani menjajakan dagangannya di antara orang-orang dewasa yang asyik menonton ayam bertarung. Kadang-kadang, ia harus menunggu lama sampai seorang penjudi meliriknya dan membeli es. Namun, Usman tak pernah mengeluh.

Harga es balonnya hanya Rp100,- per bungkus, dan dari setiap es yang terjual, ia menyetor Rp50,- kepada bundanya. Jika 100 es laku terjual, ia berhasil mengumpulkan Rp5.000,- untuk jajan dan menabung sedikit demi sedikit.

Malam itu, saat ia duduk di depan rumah bersama bundanya, ia berkata lirih, "Bu, suatu hari nanti, aku ingin menjadi orang sukses, supaya kita tak perlu berjualan es lagi. Aku ingin membangun rumah besar untuk Ibu dan membeli lemari es yang lebih bagus."

Bunda Usman tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ia mengelus kepala putranya dengan penuh kasih sayang. "Nak, kerja keras dan kejujuran akan membawamu ke tempat yang lebih baik. Ibu percaya, suatu hari nanti, kamu akan menggapai impianmu."

Usman menggenggam kata-kata itu erat-erat di dalam hatinya. Es balon mungkin hanya benda kecil yang meleleh dalam genggaman, tetapi usaha dan ketekunannya adalah fondasi kokoh bagi masa depannya. Dan dalam setiap langkah kecilnya, Usman tahu bahwa mimpinya semakin mendekat.

Tidak ada komentar:

ES BALON DAN MIMPI SEORANG ANAK KECIL

ES BALON DAN MIMPI SEORANG ANAK KECIL Di sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, seorang bocah bernama Usman Alamsyah tumbuh de...