Hujan di Ujung Doa
-----------------------------
Di sebuah desa kecil di kaki bukit, hiduplah seorang lelaki bernama Harun. Sejak muda, ia bercita-cita ingin mengubah nasib keluarganya. Namun, kehidupan selalu memberinya jalan yang tak mudah. Sawahnya sering gagal panen karena hama, ternaknya mati saat musim kemarau, bahkan anak pertamanya jatuh sakit dan harus berobat ke kota dengan biaya besar.
Sering kali, Harun duduk di teras rumah bambunya, memandangi langit. “Apakah ini takdirku, Ya Allah? Apakah hidupku akan selamanya begini?” gumamnya lirih.
Namun di balik keluh kesah itu, Harun tidak pernah berhenti berusaha. Setiap pagi, ia tetap turun ke sawah, menanam kembali benih jagung meski tahu tanahnya kerap ditinggalkan hujan. Setiap malam, ia tidak pernah lupa menengadahkan tangan, berdoa agar keluarganya diberi kekuatan.
Suatu sore, seorang tetangga yang lebih muda berkata kepadanya, “Pak Harun, untuk apa terus bekerja? Toh nasib tidak pernah berpihak pada kita. Lebih baik pasrah saja.”
Harun tersenyum, lalu menjawab pelan, “Nak, pasrah bukan berarti berhenti berusaha. Ikhlas bukan berarti menyerah. Lihatlah nelayan di sungai itu, ia tahu tak semua jala akan penuh ikan, tapi tetap saja ia melabuhkannya. Karena di situlah doa bertemu usaha.”
Hari-hari terus berjalan. Perlahan, sawah Harun mulai menghijau lagi. Meski hasil panennya tak selalu melimpah, ia merasa hatinya lebih tenang. Ia menerima bahwa takdir adalah rahasia, sementara tugasnya hanya berjalan di atasnya dengan ikhlas.
Suatu malam, ketika hujan deras turun setelah kemarau panjang, Harun menatap langit dengan mata basah. “Terima kasih, Ya Allah… Engkau memang menguji, tapi tak pernah benar-benar meninggalkan.”
Sejak saat itu, Harun menjalani hidup dengan damai. Ia tetap berusaha, tetap berdoa, namun hatinya tak lagi memberontak pada nasib. Ia tahu, kebahagiaan bukan soal banyaknya hasil, melainkan ketulusan menerima takdir sambil terus melangkah.
Dan dari wajah Harun, orang-orang desa belajar satu hal: bahwa ikhlas adalah cahaya yang membuat jalan paling gelap pun terasa mungkin untuk dilewati.