Cerita ini dimulai pada 01 Agustus Tahun 2005.Pada saat itu tuntutan ilmu menutun Dang Usman harus menjadi guru honorer, setidak-tidaknya supaya ilmu di bangku perkuliahan tidak hilang dan mencari pengalaman baru.Dang Usman wisuda Desember 2004 jurusan Diploma II ( DII) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) di Universitas Bengkulu.
Sudah tentu dari latar belakang pendidikan, keahlian Dang Usman sebagai guru pendidikan jasmani dan kesehatan.Waktu melamar di SD Negeri 41 Karang Pinang,sebagai Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Tetapi beliau di tugaskan oleh Kepala Sekolah tidak bisa hanya mengajar bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan karena sekolah tersebut kekurangan Tenaga Pengajar ( Guru).Dengan penuh pertimbangan dan mengingat keadaan Sekolah kekurangan Guru,jadi beliau merangkap tugas,selain beliau honor sebagai guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang sering dikenal Masyarakat Guru Olah Raga,beliau juga mendapat tugas menjadi wali kelas.Kebetulan Wali Kelas VI tidak ada.jadi Dang Usman Mengajar Penjaskes Kelas I s.d Kelas VI di tambah mengajar Kelas VI (guru Kelas/Wali Kelas VI).Perjalanan menjadi Guru Honorer mulai Dang Usman jalani.
Dang Usman mulai mengabdikan diri di SD Negeri 41 Karang Pinang ,Terhitung Mulai tanggal 01 Agsutus Tahun 2005.Pada saat itu dengan keadaan seadanya, waktu peralihan antara dana dari komite ke Dana Bantuan Operasional Sekolah yang dikenal dengan sebutan Dana BOS.Waktu beliau Honor dari bulan Agustus sampai Desember Tahun 2005.Dang Usman belum mendapatkan gaji karena peralihan antara ada Dan Tiada nya Dana Bantuan Operasional Sekolah .Jadi tetap menunggu.Pada saat itu SK honor Dang Usman dari Kacabdin. Kadangkala ada sedihnya ada juga sukanya. Sukanya ilmu yang beliau dapat di perkuliahan bisa tersalurkan,sedihnya saat melihat Guru yang PNS gajian..ahu...ahu..ahu..sediiih
Kemudian mengajar sebagai wali kelas VI dan Guru Penjaskes.Untuk Pelajaran lain seperti mata pelajaran IPA,IPS,Bahasa Indonesia ,Matematika dan Pelajaran lainnya yang harus di ajar karena Wali Kelas di SD mengajar segala Bidang Study.Dang Usman membuka lagi catatan waktu di SMP,SMA.Di baca kembali sebagai pendalaman materi.Bagi Dang Usman tidak terlalu susah, kebetulan pada saat itu Dang Usman sering membuka buku mata pelajaran yang beliau dapat waktu di SMP dan di SMA karena di perkuliahan materi yang diajarkan berhubungan dengan gerak dan kesehatan kemudian waktu Dang Usman honor terpaksa belajar lagi pelajaran seperti IPA, IPS. PPKN ,bahasa Indonesia dan Matematika yang jelas sebagi wali kelas kelas VI.Harus bisa mengajar segala Bidang Study.
Sebagai Wali kelas VI,Dang Usman harus mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi Ujian Nasional.Pada saat itu Dang Usman tidak terlalu kewalahan walaupun guru kelas harus menguasai segala bidang studi karena guru di SD kecuali guru PAI dan PJOK semua bidang studi harus diajar oleh guru kelas atau wali kelas. Kebetulan Dang Usman dari SD sampai SMA selalu peringkat 3 besar. Peringkat 3 Dang Usman raih waktu kelas 1 SD peringkat 2 Dang Usman Raih waktu kelas 1 SMP catur wulan 1 dan kelas 1 SMP di caturwulan 3 sedangkan sisanya Alhamdulillah Dang Usman peringkat satu dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMA.
Pada masa-masa Dang Usman honor menjadi wali kelas VI di SD Negeri 41 Karang Pinang.Pengalaman seru yang ingin Dang Usman ceritakan yaitu itu Dang Usman ketemu dengan murid yang pada saat itu bernama Supianto. Ini cerita yang paling seru dan juga paling menyedihkan yang Dang Usman alami selama menjadi guru di mana anak yang bernama Supianto ini di bukunya hanya di tulis dengan namanya sendiri. Cerita ini membuat Dang Usman kadang-kadang tertawa sendiri kadang-kadang berurai air mata.
Anak tersebut di setiap lembar buku catatannya hanya tulisannya nama sendiri setiap baris, alinea per alinea Semuanya di tulis namanya sendiri seperti ini tulisan yang Dang Usman baca di buku catatannya" Rara Ruru Supianto, Riri riri Supianto, Rere Rere Supianto, hahaha supianto, hehehe Supianto huhuhuhu,Supianto Suprianto hehehe huhuhu hehehe supianto, SupiantoSupianto ,supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto ,supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto ,supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto ,supianto, Supianto Supianto supianto, Supianto Supianto "
Begitulah tulisan anak tersebut di buku catatannya sampai berlembar-lembar sampai habis satu buku semuanya ditulis nama Supianto. Lalu Dang Usman selidiki ,tanya dengan teman-teman sebangku anak tersebut, bersebelahan bangkuanak tersebut, ternyata eh ternyata anak tersebut hanya bisa menulis namanya sendiri tidak tahu tulisan yang lain.Ia hanya tahu namanya sendiri dan menulis namanya sendiri yaitu” Supianto”. Anak tersebut tidak bisa membaca tidak bisa mengeja hanya bisa duduk diam memperhatikan guru lalu menulis namanya sendiri.Kalau kita lihat matanya tertuju ke papan tulis saat guru menjelaskan yang pada kenyataannya pikirannya menerawang kemana mana karena sesuai dengan tulisan yang dia tulis di buku catatannya yaitu namanya sendiri.
Pada saat itu terpikir dalam pikiran Dang Usman untuk mengajar anak tersebut seperti metode mengajar anak kelas 1 SD. kebetulan pada saat itu Dang Usman menggunakan metode belajar membaca atau mengeja .pada saat itu yang terbesit dalam pikiran Dang Usman jangan sampai anak tersebut tidak bisa baca tulis masalah yang lain itu nomor sekian karena pada dasarnya di desa-desa tujuan anak sekolah bisa baca tulis .
Metode pertama Sebelum Dang Usman memulai mengajar Dang Usman selalu mengajar anak tersebut untuk mengeja seperti “a-b-a “dibaca “aba,i-t-u ‘ dibaca itu,” i-n-i” dibaca ini,” m-a-k-a-n” dibaca makan dan seterusnya .Lalu setelah mengajar anak tersebut, baru Dang Usman masuk ke materi pembelajaran. Setelah jam pulang Dang Usman selalu menyempatkan memberi minimal 1 buah buku pelajaran Kelas 1 untuk anak tersebut supaya bisa belajar mengeja dan mengenal abjad.
Anak tersebut sangat aneh dan beda daripada yang lain. dalam pemberian materi pembelajaran anak tersebut sangat susah menangkap materi kemudian setelah dapat materi anak tersebut sangat mudah lupa jadi Dang Usman berkesimpulan bahwa anak tersebut kategori anak “ Susah Nangkap Mudah Lupa”. Setelah metode pemberian buku. Dang Usman mengajar anak tersebut belajar mengeja selalu menyempatkan minimal setengah jam mengajar anak tersebut sebelum memulai materi pembelajaran.
Setelah berjalan sekitar 1 bulan ternyata metode yang Dang Usman terapkan masih belum bisa memancing minat anak tersebut untuk belajar baca tulis masih menulis namanya sendiri di buku catatannya.
Lalu Dang Usman mencoba menulis sebuah tulisan di papan tulis, yang anak tersebut harus bisa menulis ulang dibukunya " Supianto anak yang rajin" Dang Usman suruh anak tersebut menulis di rumah 50 baris. Pada pertemuan Berikutnya Dang Usman koreksi tulisan anak tersebut hanya 40 baris Jadi kurang 10 baris supaya ada kemauan dan efek Jera harus menuruti perintah yang Dang Usman berikan karena anak tersebut kurang 10 baris Dang Usman suruh keliling lapangan 10 keliling.
Ternyata dalam waktu tiga bulan anak tersebut akhirnya bisa membaca dan menulis selain namanya sendiri, walaupun keberhasilannya dalam membaca masih mengeja tetapi menurut Dang Usman bisa di anggap suatu keberhasilan .Karena yang selama ini tidak bisa mengeja menjadi bisa ,yang selama ini hanya bisa menulis namanya sendiri akhirnya bisa menulis catatan pelajaran.
Sejujurnya mungkin Metode yang Dang Usman gunakan tergolong agak keras.karena hanya itu yang terbesit dalam pikiran Dang Usman ditengah kepanikkan yang sebentar lagi anak kelas VI akan menghadapi Ujian.Biasanya waktu melanjutkan ketingkat SMP,Jika anak tidak bisa baca tulis,Guru SD terutama Wali Kelas VI lah yang disalahkan.Itulah motde yang diterapkan oleh Dang Usman untuk anak”Susah Nangkap Mudah Lupa” bagaimana dengan Metode Anda ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar