BAB II
LINGKUNGAN BELAJAR YANG NYAMAN
Salam
dan Bahagia Ibu dan Bapak Guru!
Halo
selamat datang pada modul "Kurikulum Operasional Sekolah".
Ibu
dan Bapak Guru,pada materi sebelumnya kita sudah belajar mengenai salah satu
karakteristik satuan pendidikan yaitu visi dan misi sekolah.
Pada
materi kali ini kita akan belajar lebih banyak mengenai beberapa variabel yang
mendukung terciptanya lingkungan belajar sekolah yang nyaman.Kenyamanan ini
untuk menciptakan pembelajaran murid yang berkualitas.
Ilustrasi Cerita
Pak
Heki:
"Bu
Sri, Apa kabar ?"
Bu
Sri:
"Halo
Pak, baru selesai kelas Pak! bagaimana tadi kelasnya?"
Pak
Heki:
"
itu si Asep tidak hadir di kelas Kimia.Dia memang tidak masuk sekolah ya,Bu?
Bu
Sri:
"Loh,
sebelumnya dia hadir di kelas Ekonomi Pak."
Pak
Heki:
"kalau
begitu nanti saya skors saja ya Bu, biar jera dan tidak mengulangi."
Bu Sri :
Maaf
Pak, Apakah tidak sebaiknya kita coba tanyakan dulu ke muridnya ? supaya kita
tahu alasannya kenapa ia tidak hadir di kelas kimia.Kenapa langsung diskors ?
Pak
Heki:
"Biasanya
kan juga langsung skor, Bu.
Bu
Sri :
"Tapi
kok Saya jadi khawatir itu tidak akan membuat jera ya,pak ?Mungkin saja Asep
punya permasalahan yang perlu kita bantu ?Untuk menumbuhkan tanggung jawab
sesuai dengan visi sekolah, murid kita sangat perlu dibantu,Pak.
Pak
Heki:
"Oh
begitu,saya jadi ingat lagi nilai menghormati dan tanggung jawab milik sekolah
kita.Tetapi kan menumbuhkan tanggung jawab bisa melalui efek jera Bu ?Kalau ia
menyesal, Ia tidak akan mengulanginya lagi.
Bu
Sri :
"Menurut
saya,belum tentu Pak.Bisa saja loh murid setelah dihukum akan mengulangi
kesalahannya,bahkan lebih lihai.Bagaimana kalau kita ubah sistem hukum ini
?Daripada kita menghukum murid, mari kita tumbuhkan motivasi dan tanggung
jawabnya melalui lingkungan belajar yang positif."
Pak
Heki:
"Kadang-kadang
saya pesimis Bu.Eh tapi jadi ingat ada murid yang malah lebih lihai dalam
berbuat kesalahan."
Bu
Sri :
"Nah,murid
malah bisa menjadi lebih lihai ya.Kalau kita lihat lagi memang banyak guru yang
melakukan skorsing. tetapi pelanggaran tidak menurun.Dengan hukuman,tidak
menjamin Murid memiliki kesadaran diri dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
belajar.
Pak
Heki:
"iya
nih,Jadi bagaimana,Bu?
Bu
Sri :
"Kadang-kadang
saya juga suka berpikir pesimis seperti Pak Yori.Tetapi Saya merenung lagi,
apakah hukuman yang keras itu efektif ?Saya mengubah pandangan saya dan mencoba
menciptakan lingkungan belajar menyenangkan.Saya meyakinkan diri bahwa pada
dasarnya murid itu berniat baik.Hanya,terkadang mereka mengalami kendala atau
permasalahan. Peran kita adalah membantu mereka mengatasi kendala dan
permasalahan tersebut.
Pak
Heki:
"Begitu
ya,Bu.Perlakukan dan persepsi kita terhadap murid penting ya.
Sepertinya
ini dulu yang harus saya ubah untuk membantu menciptakan lingkungan belajar
yang nyaman. kira-kira apalagi ya Bu,faktor yang mempengaruhi ?"
Bu
Sri :
"Kalau
dari pengalaman saya, keterlibatan semua pihak itu penting, Pak.Dalam artian
kita mengikutsertakan semua warga sekolah dalam setiap kegiatan.Lalu ada faktor
budaya sekolah yang perlu kita perhatikan dalam membangun lingkungan yang
nyaman."
Pak
Heki:
"
Budaya sekolah itu bagaimana maksudnya Bu?"
Bu
Sri :
"Budaya
sekolah itu merupakan pola asumsi-asumsi dasar, nilai norma dan keyakinan yang
dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah.Jadi seperti tadi bertanggung jawab
dan saling menghormati.Itu adalah nilai dari budaya sekolah kita pak?
Pak
Heki:
"Kapan
kita menentukan budaya sekolah ini Bu ?Apa budaya sekolah ini ada kaitannya
dengan lingkungan belajarnya nyaman ?
Bu
Sri :
"Untuk
menentukan budaya sekolah, perwakilan seluruh warga sekolah berkumpul untuk
berdiskusi.Pemikiran atau asumsi dasar warga sekolah akan dikumpulkan dan
dianalisis,kemudian ada nilai dan norma yang kita yakini bersama.Jadi,untuk
menciptakan lingkungan yang nyaman, kita perlu saling memahami dan menghargai
pemikiran dan nilai-nilai yang diyakini semua orang.
Pak
Heki:
"Iya
betul juga ya Bu.Kalau saya pikir-pikir,apabila dihargai keunikannya, iya akan
lebih termotivasi untuk belajar."
Bu
Sri :
"Nah,
benar kan.Jika kita menegakkan aturan dengan mempertimbangkan keragaman situasi
dan karakter murid maka semua warga sekolah menjadi nyaman.Bukan cuma murid,
kita juga sebagai guru merasa nyaman.Apabila ada murid yang tidak menaati
aturan, kita investigasi dulu penyebabnya agar murid sadar tentang makna dan
tujuan aturan tersebut."
Pak
Heki:
"Oh,
begitu. terus terang saja saya suka tidak sadar kalau ternyata tindakan saya
tidak memberikan rasa aman dan nyaman pada murid.Saya pikir ada betulnya kita
mengajak Asep untuk bertemu dan menanyakan alasannya bolos kelas Kimia.
Bu
Sri :
"Betul
Pak Heki,.memang kita sebagai guru dibesarkan dengan zaman yang berbeda dengan
murid ,sehingga cara kita menghadapi masalah pun berbeda.
Saya
juga suka bertindak tidak tepat terhadap murid ,tetapi saya ingat lagi bahwa
saya harus memahami murid dengan baik.
Saya
senang dengan kita berdiskusi seperti ini kita dapat bertukar informasi tentang
latar belakang murid dan permasalahan yang mungkin mereka hadapi. Seringkali,
murid bersikap berbeda pada setiap guru.
Akhirnya,informasi
yang dimiliki guru tentang latar belakang murid pun berbeda.Semakin sering kita
berdiskusi tentang murid,semakin mudah kita membantu satu sama lain."
Pak
Heki:
"Wah,Terima
kasih banyak Bu.
Saya
akan mencoba mengubah cara interaksi saya dengan murid.semoga nanti saya bisa
membangun hubungan yang lebih positif."
Bu
Sri :
"Semangat ya Pak Yori. saya juga masih
perlu banyak belajar.Sebagai guru,kita terus belajar bersama-sama murid.Kita
perlu menciptakan lingkungan belajar nyaman bagi murid.Jika lingkungan sudah
nyaman dan aman, kegiatan belajar pun akan berjalan efektif."
Pak
Heki
"Dengankita
berdiskusi tentang topik ini, saya jadi ingat profil pelajar
Pancasila,Bu."
Bu
Sri :
"Bagaimana
maksudnya,Pak ?
Pak
Heki:
"
Di dalam pelajar profil Pancasila kan ada 6 dimensi Bu.Misalnya, dimensi
bergotong-royong tercermin saat pembentukan kesepakatan dengan murid dan budaya
sekolah.
Dengan
kita mempunyai nilai dan norma,Saya rasa ini termasuk cerminan dimensi
beriman,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Lalu,
dimensi Mandiri,bernalar kritis dan kreatif juga hadir saat kita melibatkan
murid dan proses pembelajarannya.
Bu
Sri :
"Wah,Terima
kasih infonya,Pak Yori.
.Ternyata
ini juga merupakan bukti penguatan profil Pancasila pada lingkungan
sekolah.Saya belajar banyak hari ini.
Pak
Heki:
"
sama-sama Bu Sri.Saya juga belajar
banyak.
………………………………………………………………………...
Ibu
dan Bapak Guru, kita belajar banyak dari ibu Sri dan Pak Heki hari ini.
Mudah-mudahan
ibu dan bapak guru juga ikut termotivasi ya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang aman dan nyaman.
Tadi
sudah disebutkan beberapa variabel yang mempengaruhi lingkungan belajar yang
nyaman.
Mari
kita berefleksi kira-kira variabel apalagi ya yang dapat mempengaruhi murid
agar kita belajar dengan nyaman dan aman.Tetap semangat.
Selamat
Belajar Ibu dan Bapak Guru hebat !
Salam
dan Bahagia!
Kesimpulan
"Jika
lingkungan sudah nyaman dan aman, kegiatan belajar pun akan berjalan efektif"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar