BAB III
MENGAPA KURIKULUM PERLU DIADAPTASI?
Salam dan Bahagia Ibu dan Bapak Guru
Pada materi yang lalu, kita telah mengetahui penyebab dibalik perubahan kurikulum.
Lantas, bagaimana kurikulum ini bisa terhubung dengan pembelajaran di kelas ?
Konteks satuan pendidikan yang beragam membuat banyak hal tidak mudah diimplementasikan di kelas.
Itulah sebabnya, kurikulum yang ditetapkan secara nasional perlu diadaptasi di tingkat satuan pendidikan.
Kali ini,kita akan belajar bersama tentang mengapa kita perlu melakukan adaptasi terhadap kurikulum.
Ibu dan Bapak Guru, mari kita lihat lingkungan di sekitar sekolah.
Di mana sekolah kita berada ?
Apakah di tepi pantai?
Apakah di tengah-tengah perkebunan?
Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduknya ?
Setahun belakangan,perubahan apa saja yang terjadi di sekitar sekolah?
Apakah ada bangunan yang baru didirikan ?
Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di sekolah?
Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda.Murid kita pun berbeda-beda.
Bisa jadi,pembelajaran yang paling berhasil untuk masing-masing murid juga tidak sama.
Ada perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah.Perubahan juga terus terjadi di sekitar kita.
Hal-hal itulah yang menjadi alasan mengapa kurikulum dari pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu.
Bentuk adaptasi kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan murid-murid di sekolah.
Ini bisa diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.Agar memudahkan,kita singkat saja KOSP.
Ibu dan Bapak Guru, yuk kita simak cerita berikut ini :
Ilustrasi Cerita
Pak Cikhan adalah Kepala sekolah SDN Gunung 01.Sekolahnya terletak di tengah perkebunan kopi di kaki gunung.
Selama ini,beliau belum memahami pentingnya mengadaptasi kurikulum.
Biasanya, beliau dan rekan-rekan guru hanya mengajar sesuai dengan apa yang ada di buku teks.
Suatu ketika,Pak Cikhan melihat rekan gurunya mengajar IPAS tentang ekosistem.Guru tersebut menggunakan contoh dalam buku teks untuk menjelaskan tentang ekosistem.
Ia menggunakan hewan-hewan yang ada di laut melalui gambar-gambar dalam buku.
Pak Cikhan kemudian berpikir tentang letak sekolah di tengah perkebunan. Beliau mendengar suara jangkrik dan cuitan burung.Beliau juga ingat bahwa murid-muridnya sering melihat ular saat ikut orang tuanya di kebun.
Beliau berpikir,hewan-hewan tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan tentang ekosistem dengan lebih baik
Mengapa ?
Karena hewan-hewan tersebut biasa ditemui oleh murid-muridnya.Lalu, beberapa hal lain terlintas dalam pikiran Pak Cikhan.
Bagaimana jika para guru mengajar IPAS dengan menggunakan contoh hewan yang ada di sekitar sekolah?
Murid-murid pasti lebih tertarik.Karena, mereka akan lebih mudah membayangkan apa yang sedang dipelajari.Tujuannya tentu saja untuk membantu murid mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
Kemudian, Pak Cikhan mencari materi yang pernah diberikan oleh salah seorang temannya.Materi tersebut membahas tentang bagaimana memanfaatkan lingkungan sekitar Dalam proses pembelajaran.
Beliau menyadari bahwa cara mengajar yang hanya bertumpu pada buku teks sangat tidak cukup.Bisa jadi,hal tersebut membuat siswa kurang dapat menghubungkan apa yang dipelajari, dengan kehidupan mereka.
Beliau ingat tentang KTSP yang mengharuskan satuan pendidikan untuk membuat kurikulum.Beliau berpikir,"Wah! jangan-jangan sudah saatnya kita mengembangkan kurikulum yang berbasis sekolah."
Pak Cikhan,kemudian mendiskusikan hal ini dengan teman-teman guru di sekolah. Beliau menyampaikan tentang gagasan untuk membangun kurikulum berbasis sekolah.Salah satu gurunya kemudian nyeletuk, "Iya,Pak !saya dengar-dengar sekarang sekolah itu harus membuat KOSP,Pak!"
Setelah itu,seluruh pemangku kepentingan SDN Gunung 01 mulai membicarakan pengembangan KOSP.
Bersama-sama,mereka memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang sudah ditetapkan.
Kerangka Dasar Kurikulum
a) Tujuan Pendidikan Nasional
b) Profil Pelajar Pancasila
c) Struktur kurikulum
d) Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
e) Capaian Pembelajaran
Mereka juga Mulai menganalisa kebutuhan murid-murid dan kondisi sekolah.Pak Cikhan juga mengintegrasikan Visi sekolah ke dalam KOSP.
Visi Sekolahnya :
Melahirkan murid-murid yang cerdas, berakhlak, bertanggung jawab, dan peduli akan lingkungan.
Pak Cikhan semakin yakin.
Seandainya pelajaran IPAS menggunakan pembelajaran yang telah disesuaikan,pasti akan memberikan pemahaman yang lebih bermakna bagi para murid.
Misalnya, dalam pelajaran IPAS mengenai ekosistem.
Pak Cikhan dan rekan guru akan meminta murid melakukan observasi langsung terhadap hewan yang ada di sekitarnya.
Murid-murid juga akan diajarkan tentang bagaimana kaitan kehidupan sehari-hari dengan kelangsungan ekosistem yang harus terus dijaga.
...........................................................................................................
Nah Bapak Ibu Guru yang hebat!
Apa yang dilakukan Pak Cikhan dan rekan-rekan gurunya di sekolah. Adalah 'Melakukan adaptasi kurikulum".
Caranya adalah dengan merancang KOSP.
Bisa jadi penerjemahan kurikulum tidak hanya dipengaruhi faktor geografis tapi juga faktor budaya dan sosiologis.
Kurikulum operasional untuk murid-murid di daerah pertanian berbeda dengan kurikulum operasional di daerah pariwisata.
KOSP adalah dokumen hidup. Sehingga KOSP dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid.
Tentunya, setelah proses refleksi sudah dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Ibu dan bapak guru, ternyata dokumen kurikulum sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Bahkan, kita bisa turut mengembangkan dan menyesuaikannya demi mencapai tujuan pendidikan.
Kita juga bisa memenuhi kebutuhan murid-murid yang memiliki keunikannya masing-masing.
Keanekaragaman latar belakang dan kemampuan murid adalah tolak ukur adaptasi KOSP.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap saat murid akan berkembang sesuai dengan zamannya.
Mari kita mulai dengan bersemangat untuk terus belajar.
Salam dan Bahagia, Ibu dan Bapak Guru !
"Keanekaragaman latar belakang dan kemampuan murid merupakan tolak ukur adaptasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, guna memastikan setiap saat murid akan berkembang sesuai dengan zamannya".
Referensi:
1. OECD. 2020. Curriculum (re) design from the OECD Education 2030 project. Overview brochure
2. Pusat Asesmen dan Pembelajaran. 2021. Paparan Pembelajaran Paradgima Baru. Jakarta: Kementerian Pendidikan,, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar