BAB III
METODE ASESMEN
1.3 Metode Asesmen
Halo
Ibu dan Bapak Guru!
Salam
dan Bahagia!
Pada
materi sebelumnya.
Ibu
dan Bapak Guru, telah mempelajari -Asessmen As Learning
Ø
Asessmen
For Learning
Ø
Asessmen
of Learning
Sekarang,mari
kita sama-sama memahami lebih dalam mengenai "
"Metode
Asessmen"
Untuk
memulai pembahasan,kita akan memulainya dari cerita berikut:
Ilustrasi Cerita
Kita
coba bayangkan ada 2 murid,yaitu Angga dan Septi.Keduanya sama-sama kelas 5,
keduanya sama-sama belajar mata pelajaran yang sama yaitu topik mengenai puisi.
Sewaktu
ujian akhir tertulis, nilai Angga lebih kecil daripada Septi.Akan tetapi,
ternyata saat diminta untuk membuat puisi yang baik ,Angga lebih unggul
daripada Septi.
.............................................................................................................
Menurut
Ibu Bapak, bagaimana seharusnya guru menyikapi hal tersebut ?
Ibu
Bapak tentu tahu bahwa:
"Asesmen
harus disesuaikan dengan kompetensi dan tujuan belajar murid"
"Asessmen
harus dirancang secara adil, proporsional, valid dan dapat dipercaya (
reliabel) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang
langkah selanjutnya"
Dalam
Pembelajaran Paradigma Baru, Guru diharapkan bisa Melakukan asesmen yang
berorientasi pada proses.Bukan sebatas hasil akhir saja.
Terdapat
3 pendekatan asesmen yang bisa diterapkan sesuai kebutuhan yaitu:
1.
Asesmen
Diagnostik
2.
Asesmen
Formattif
3.
Asesmen
Sumatif
"Asesmen
diagnostik di awal pembelajaran atau
memasuki topik baru untuk mengetahui kapasitas murid di kelas."
Asesmen
diagnosis dilakukan terlebih dulu di setiap awal pembelajaran atau memasuki
topik baru untuk mengetahui kapasitas murid di kelas.
Kemudian
dilanjutkan dengan Asesmen Formattif .
"Asesmen
Formatif terintegrasi dengan proses pembelajaran yang lebih mampu melibatkan
dan melihat kemajuan belajar murid yang lebih mendalam. "
Misalnya,Melalui
:
ü
Penilaian
diri atau self assessment,
ü
Penilaian
antarteman atau peer asessmen,
ü
Refleksi
metakognitif
Terakhir,
dilanjutkan
"Asessmen
Sumatif dilakukan di akhir pembelajaran materi untuk menguatkan konfirmasi
capaian hasil belajar. "
"Asesmen
Sumatif pada akhir semester merupakan pilihan jika diperlukan konfirmasi
capaian lebih lanjut".
Asesmen
dalam paradigma baru sendiri sangat ditekankan pada asesmen belajar murid yang
lebih komprehensif dan student centered.
"Asesmen
belajar murid yang lebih komprehensif dan berpusat pada murid atau student
centered".
Dalam
pelaksanaan asesmen diagnostik, formatif,maupun sumatif, kita bisa menggunakan
3 teknik asesmen yang paling umum, yaitu:
1.
Teknik
observasi
Teknik
Asesmen observasi,murid diamati secara berkala dalam kurun waktu tertentu
dengan fokus secara keseluruhan maupun individu, sesuai kebutuhan dari
masing-masing guru di kelas. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau
aktivitas rutin/harian.
Misalnya:
Dalam
Mata Pelajaran Bahasa Inggris, guru melakukan observasi secara berkala dalam
kurun waktu 1 bulan, dalam proses observasi tersebut guru mengamati.
Bagaimana
peningkatan kepercayaan diri murid dalam berbicara menggunakan Bahasa Inggris
selama dalam kelas.
Ada
Murid berpendapat
"Teman-teman
Bagaimana tugas dari Ibu Nora kita buat dalam drama."
2.
Teknik
Asesmen Performa
Bentuk
kegiatan yang dirancang untuk asesmen performa bisa begitu fleksibel. Dapat
berupa praktik produk, projek, atau portofolio.
Di
mana teknik asesmen performa bisa berupa praktik presentasi, pidato, melakukan
gerakan atau permainan dalam olahraga dan sejenisnya.Lalu bisa juga
menghasilkan produk.
Misalnya:
membuat karangan puisi atau brosur. selain itu bisa juga melakukan projek atau
membuat portofolio.
Ibu Bapak bisa
"Berikan
keleluasaan pada murid untuk menentukan sendiri bukti kemajuan belajar
mereka."
Atau
hal apa yang bisa menjadi bukti kemajuan belajar mereka, sehingga produk yang
dihasilkan pun beragam dan sesuai dengan minat murid.
3.
Tes
Tertulis/Lisan
Yaitu
Digunakan untuk menguji pengetahuan murid terhadap suatu hal. Merupakan teknik
asesmen yang paling umum dan banyak digunakan.
Biasanya
Teknik ini digunakan hanya sebatas untuk menguji level pengetahuan yang
sifatnya lebih menghafal saja.Padahal sebenarnya asesmen ini juga dapat
digunakan untuk menguji level pemahaman murid dengan mengajak mereka
merefleksikan suatu konsep dan mengaitkannya terhadap kehidupan sehari-hari
melalui studi kasus.
Dalam
melakukan asesmen tentu saja akan ada beberapa instrumen yang diperlukan dalam
prosesnya:
a)
Instrumen
Rubrik
Yaitu:sebuah
panduan yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian murid
dengan menggunakan kriteria dan Rubrik skor tertentu.
Ada
3 indikator setiap indikator dibuat masing-masing 4 kategori campain. Kemudian
masing-masing kategori capaian diisi dengan kriterianya. Kriteria-kriteria
inilah yang menjadi panduan guru dalam menilai capaian murid.
"Rubrik
bisa digunakan sebagai alat ukur asesmen teknik performa. "
b)
Instrumen
Ceklis
Yaitu
berupa daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang
dituju. Bisa digunakan dalam teknik observasi dan tes lisan/tertulis.
Misalnya:
Saat
kita meminta murid untuk melakukan story telling di kelas, lalu guru atau murid
bisa menilai dengan mengisi lembar ceklis untuk penilaian.
c)
Instrumen
Catatan Anekdotal
Yaitu:
catatan singkat hasil observasi pada murid. Bisa digunakan dalam teknik
observasi.
Catatan
singkat hasil observasi pada murid, catatan bisa difokuskan pada performa dan
perilaku murid yang penting.Disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis
dari observasi yang telah dilakukan.
Contohnya:
saat
murid-murid sedang aktif berdiskusi di dalam kelompok tentang suatu materi guru
bisa membuat catatan anekdotal siapa murid yang aktif,pasif,atau lainnya.
d)
Lembar
Amatan
Yaitu:
Berisi catatan perkembangan kompetensi murid dalam sebuah mata pelajaran
tertentu.Digunakan dalam asesmen formatif dengan teknik observasi.
Itulah
tadi, 4 instrumen asesmen yaitu:
·
Instrumen
Rubrik
·
Instrumen
Ceklis
·
Catatan
Anekdotal
·
Lembar
Pengamatan
yang
bisa Ibu Bapak gunakan agar asesmen lebih bermakna, yang juga perlu sama-sama
kita ketahui bahwa
"Pelaku
asesmen sendiri tidak harus selalu guru ".
Tetapi
murid menilai diri sendiri,murid menilai murid sesuai atau lintas jenjang
seperti murid kelas 6 menilai murid kelas 4 dan 5.
Atau
bisa memberdayakan staf sekolah dan orang tua untuk menjadi tim penilai.Bisa
digunakan Salah satu atau bisa dipadukan.
Nah,
itu tadi ya, Ibu Bapak Guru beberapa hal terkait metode asesmen setelah
mengikuti kelas ini kita jadi tahu bahwa :
"Dengan
Pembelajaran Paradigma Baru asesmen harus lebih mampu mengakomodir keseluruhan
proses belajar murid sesuai kebutuhan"
Pastinya,
sekarang sudah lebih siap dong untuk menerapkan aslsesmen proses belajar murid
yang lebih bermakna?
Salam
dan Bahagia,
Ibu
dan Bapak Guru Hebat!
Sampai
Jumpa!
Ternyata.....
"Pelaku
asesmen tidak harus selalu guru.Murid, staf sekolah, dan orang tua bisa
dilibatkan dalam proses asesmen."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar