BAB IV
FORMAT ASESMEN
1.4 Format Asesmen
Halo
Ibu dan Bapak!
Salam
dan Bahagia!
Pada
materi sebelumnya
Ibu
Bapak Guru telah bersama-sama mempelajari "Metode Asesmen".
Kali
ini Ibu Bapak akan di ajak untuk lanjut memahami lebih dalam mengenai
"Format
Asesmen"
Jika
Ibu Bapak, ingat.Bagaimana reaksi murid-murid di kelas saat mendengar kalimat.
"
Anak-anak, besok kita ulangan, ya ! "
Pasti
banyak murid yang merespon kalimat itu dengan perasaan cemas, khawatir.
Dan
biasanya,murid-murid akan lebih fokus "menghafal" daripada
"memahami".
Kira-kira
mengapa ya ?
Dalam
format asesmen yang selama ini berjalan, seringkali murid terjebak sekedar
menghafal.
Padahal
seharusnya murid bisa lebih diarahkan untuk proses belajar yang lebih bermakna.
seperti
Ø
Merenungkan
Ø
Merefleksikan
Ø
Menganalis
Ø
Menghubungkan
pengetahuan
Dengan
fenomena yang ada di sekitar.
Berdasarkan
formatnya, Asesmen sendiri bisa kita klasifikasikan ke dalam dua hal yaitu:
1.
Asesmen
Tradisional
2.
Asesment
Alternatif
Kira-kira
apa saja perbedaannya ?
Mana
yang lebih baik untuk digunakan?
Asesmen
Tradisional merupakan format asesmen yang
paling umum digunakan.
"Beberapa
bentuk asesmen tradisional adalah:
·
Tes
pilihan ganda
·
Tes
benar/salah
·
Soal
isian pendek dan
·
Esay
Kelemahan
dari asesmen tradisional adalah
"Asesmen
tradisional terbatas dalam menerjemahkan capaian pembelajaran murid.Hanya
sebatas pada pengetahuan saja dalam waktu itu saja ".
Seperti,
"Pada
tes benar/ salah, melihat apakah Murid benar-benar paham atau hanya menebak
dengan benar. "
Ibu
Bapak akan bingung untuk mencari tahu apakah murid yang mampu menjawab dengan
benar karena benar-benar paham atau karena faktor keberuntungan saja ?
Nah,tipe
tes benar salah ini sebenarnya mirip juga dengan tipe soal pilihan ganda dan
isian pendek.
·
Tes
benar/salah,
·
Pilihan
ganda, atau
·
Isian
pendek
Ini
cocok untuk recalling pemahaman murid terkait materi yang sudah diajarkan
dengan cepat, tetapi kurang tepat untuk mengukur pemahaman mendalam atas apa
yang sudah murid pelajari sebelumnya.
Sebenarnya
kita tetap bisa menggunakannya secara lebih optimal untuk mengukur pemahaman murid.
Misalnya
:
Dengan
tetap menggunakan pilihan ganda tetapi bentuk soalnya dibuat lebih panjang dan
bisa menggunakan soal-soal yang bersifat analitik.
"Soal
bersifat analitik menuntut murid melakukan proses berpikir secara mendalam
sebelum menjawab soalnya. "
Berikutnya,ada
tipe tes esai.
Secara
implementasi,
"Esai
lebih optimal dalam melihat kemajuan belajar murid karena bisa untuk uji
kemampuan analisis, melihat keterkaitan, dan refleksi murid atas materi yang
telah dipelajari. "
Dalam
menerapkan esai sebagai alat asesmen,ibu bapak bisa
"Membuat
penilaian secara objektif dengan rubrik"
Seperti
yang telah disinggung di materi sebelumnya.Berikutnya,kita akan berkenalan
dengan format asesmen alternatif dan beberapa alat tes yang bisa kita gunakan.
Assesmen
Alternatif ini sendiri lebih mampu mengakomodir hal-hal yang kurang bisa diukur
lewat asesmen tradisional.
Beberapa
alat asesmen yang bisa digunakan dalam asesmen alternatif adalah
ü
Tes
melalui pertanyaan terbuka
ü
Bermain
peran
ü
Demonstrasi
ü
Praktik
langsung
ü
Eksperimen
projek dan
ü
Portofolio
"Portofolio
terdiri dari karya murid yang menampilkan penguasaan keterampilan tugas dan
ekspektasi atas suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya."
Misalnya:
Guru
bisa membuatkan suatu template jurnal atau diary untuk setiap murid.
Lalu,murid
diwajibkan untuk mengisi jurnal atau diary
setiap selesai pembelajaran.
Di
dalamnya guru meminta setiap murid untuk melakukan refleksi terkait:
1.
Hal
apa saja yang sudah dipelajari
2.
Hal
apa saja yang belum dipahami
3.
Hal
apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki hal yang belum dipahami pada poin
kedua
"Di
akhir pembelajaran atau semester, guru bisa melihat kembali isi portofolio
murid untuk ditarik penilaian berdasarkan rubrik dan kriteria yang telah
ditentukan ".
Di
akhir pembelajaran atau semester, guru bisa melihat seluruh konten dan
rangkaian jurnal atau diary dari setiap murid,untuk ditarik penilaian
berdasarkan rubrik dan kriteria tertentu yang telah ibu bapak tentukan
sebelumnya.
"Projek
dapat kita definisikan sebagai proses yang mampu menunjukkan kemampuan murid
dalam mengolah seluruh pengetahuan yang telah mereka miliki ke dalam suatu hal
yang lebih konkret seperti karya atau kegiatan."
Penugasan
melalui projek bisa secara individual atau kelompok.
Dalam
Pembelajaran Paradigma Baru sendiri,
"Tujuan
dari penilaian melalui projek adalah untuk membuat pembelajaran menjadi lebih
kontekstual dan sekaligus untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah setiap
murid".
Bisa
Melalui pembelajaran di kelas oleh masing-masing guru mata pelajaran atau
melalui berbagai projek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah.
Beberapa
penugasan projek yang bisa diberikan pada murid seperti:
ü
Pengembangan
rencana
ü
Karya
seni
ü
Proposal
penelitian dan
ü
Presentasi
multimedia
Lalu
di akhir projek ,guru bisa memberikan penilaian, secara individu maupun
kelompok.
Di
dalam implementasi format assessmen alternatif, proses belajar murid mesti
dilihat dari banyak sisi.
Bukan
semata-mata tahu dan paham pengetahuannya seperti apa, melainkan lebih bisa
dikembangkan lagi.
Misalnya
:
·
Mencari
tahu kemampuan mengaplikasikan suatu pengetahuan ke dalam kehidupan
sehari-hari,
·
Refleksi
murid terhadap pengetahuan yang telah dipelajari dan sebagainya.
Oleh
karenanya, di sisi lain
"Penerapan
asesmen alternatif sendiri menuntut komitmen
dalam mengevaluasi ketercapaian
kompetensi pada capaian pembelajaran setiap murid."
Jika
kita bandingkan ibu bapak lebih memilih format assessment tradisional atau
alternatif?
Secara
umum, tentu sebaiknya kita mampu menggunakan kedua format assessmen sesuai
kebutuhan.
Asesment
alternatif, walau di sisi lain terkesan lebih merepotkan tentu lebih -
1)
Mampu
mendokumentasikan kemajuan belajar murid yang lebih berorientasi pada proses
bukan hasil saja
2)
Penilaian
Sikap lebih menyeluruh dari berbagai aspek dan kriteria
Perilaku,pengaplikasian,pemahaman
mendalam dan aspek lainnya yang lebih menyeluruh dan lengkap.
Sedangkan
format assesmen tradisional bisa digunakan:
a.
Dapat
mengukur kemampuan murid dalam waktu yang relatif singkat
b.
Mengukur
kemampuan di level pengetahuan dan pemahaman
Untuk
mengukur kemampuan murid dalam waktu yang relatif singkat namun hanya sebatas
kemampuan di level pengetahuan dan pemahaman saja.seperti: kuis pilihan ganda
.Setelah pembelajaran atau validasi akhir
Bagaimana
Ibu Bapak Guru?
Sekarang
mestinya sudah lebih siap untuk mulai membuat asesmen yang lebih bermakna bagi
murid-murid di sekolah ya...
Selamat
bekerja Ibu dan Bapak Guru hebat Salam dan Bahagia.
Ternyata....
"Dengan
menggunakan format Asesmen Alternatif, kita mampu mendokumentasikan kemajuan
belajar murid yang lebih berorientasi pada proses, bukan sekedar hasil. Proses
pembelajaran pun akan semakin bermakna. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar