BAB IX
MEMBUAT LEMBAR AMATAN BAHASA
INDONESIA
2.3
Membuat Lembar Amatan Bahasa Indonesia
Salam
dan Bahagia!
Ibu
dan Bapak Guru
Pada
materi ini, kita akan membahas mengenai cara menyusun lembar amatan.Sebagai
contoh, kita akan belajar menyusun lembar amatan untuk pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP.
Lembar
amatan adalah salah satu bentuk dari Asesmen Formatif.
Dengan
adanya lembar amatan yang terstruktur dan rinci maka proses Asesmen diharapkan
dapat terjadi secara objektif dan bermakna bagi murid.
Pada
materi Asesmen As,For dan Of Learning,dinyatakan bahwa dari asesmen guru juga
mendapatkan umpan balik untuk memperbaiki cara mengajar atau memfasilitasi
pembelajaran.
Oleh
karena itu jika dilakukan secara objektif dan tepat sasaran maka proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan bermakna bagi murid dan guru.
Misalnya:
1.
Mayoritas
belum memahami bacaan panjang --->>Memberikan bahan bacaan teks panjang
pada kegiatan membaca bebas.
2.
Menyimak
fiksi lebih baik dibanding non fiksi ---->>Mencari tahu tema non fiksi
yang diminati murid.
Salah
satu bentuk asesmen bermakna yang dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran
dan merekam kompetensi atau keterampilan murid adalah lembar amatan.
"Lembar
Amatan berisi catatan perkembangan kompetensi murid dalam sebuah mata pelajaran
tertentu"
Kompetensi
ini diturunkan dari aneka elemen terkait yang dapat Ibu dan Bapak Guru temukan
pada Capaian Pembelajaran (CP).
Pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya lembar amatan merekam perkembangan
kompetensi murid dalam hal menyimak, membaca,memirsa, berbicara, serta menulis.
Isi
lembar amatan akan berhubungan erat dengan Tujuan Pembelajaran (TP) kita di
kelas.
"Capain
Pembelajaran ( CP), Tujuan Pembelajaran (TP), serta indikator Pencapaian
Kompetensi dapat dipelajari pada topik Perencanaan Pembelajaran "
Mari
kita amati contoh berikut:
Ibu
Yuli adalah seorang guru Bahasa Indonesia kelas IX.Beliau hendak mengajar
pemaknaan teks cerita pendek kepada murid-muridnya.
"Tujuan
Pembelajaran: Murid dapat mengidentifikasi gagasan dan pesan teks"
Salah
satu bentuk instrumen asesmen yang dapat disusun oleh ibu Yuli adalah Lembar
Amatan.
Mengapa
Lembar Amatan?
Sebelum
menyimpulkan bahwa seorang murid mampu atau tidak mampu mencapai kompetensi
yang dituju, ada tahapan yang perlu dilakukan guru.
Salah
satunya adalah observasi atau pengamatan perinci terhadap sikap dan keterampilan
murid terkait dengan kompetensi yang akan dicapai.
Kapan
guru perlu membuat Lembar Amatan?
Lembar
Amatan berfungsi untuk mengamati keterampilan yang tidak dapat diukur melalui
penugasan atau tes .
Oleh
sebab itu,lembar amatan tidak perlu dibuat untuk setiap aktivitas.
Saat
merencanakan dan menyusun sebuah kegiatan,penugasan atau tes, guru dapat
menganalisis kebutuhan mereka,
"Apakah
saya membutuhkan Lembar Amatan atau tidak?"
Apakah
Lembar Amatan sama dengan Catatan Anekdotal?
Lembar
Amatan dan Catatan Anekdotal sama-sama berasal dari hasil observasi guru
terhadap murid.Faktor yang membedakan keduanya adalah objek yang diamati.
Lembar
Amatan berisi aneka indikator yang harus dikuasai murid untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.Sedangkan Catatan Anekdotal umumnya fokus pada perilaku
dan performa murid yang terlihat pada saat tertentu.
Bagaimana
membuat Lembar Amatan?
Ibu
dan Bapak Guru bisa mulai dengan:
1)
Menentukan
indikator turunan dari Tujuan Pembelajaran.
" Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai
murid untuk mencapai Tujuan Pembelajaran?"
2)
Membuat
pemetaan berdasarkan tingkat penguasaan murid.Pemetaannya bisa seperti:
·
Sudah
mencapai
·
Sedang belajar
·
Belum
mencapai
Proses
memetakan murid seperti ini termasuk ke dalam Asesmen Diagnostik.
Materi
ini sudah Ibu dan Bapak Guru pelajari pada bahasan sebelumnya.Sekarang, kita
lihat bagaimana Bu Yuli mengaplikasikan tahapan ini di kelasnya saat akan
membuat lembar amatan.
Ia
mulai dengan menentukan indikator dari Tujuan pembelajarannya.
"Apa
saja keterampilan yang perlu dikuasai murid saya untuk mengidentifikasi gagasan
dan pesan?"
Untuk
dapat mengenali gagasan dan pesan, maka tentunya murid harus mampu memahami
bacaan dengan baik.
"Kemampuan
memahami bacaan dapat terlihat dari penguasaan murid terhadap aneka unsur
intrinsik cerita. "
Lalu,
apalagi ?
Bisakah
kita mengaitkannya dengan keterampilan yang lain ?
Bagaimana
dengan sikap kerja murid?
Keterampilan
yang diamati:
Ø Memahami Instruksi
Ø Memahami bacaan
Ø Memberikan tanggapan yang sesuai
Indikator-indikator
tersebut kemudian Bu Yuli susun menjadi sebuah Lembar Amatan
"Contoh
lembar amatan yang sudah lengkap dapat di unduh pada lampiran yang tersedia di
PMM atau saya share berikutnya".
Apa
saja informasi yang dapat dicantumkan pada kolom "catatan"?
Ibu
dan Bapak Guru dapat mencantumkan informasi apapun pada kolom tersebut.
Kolom
"catatan"pada dasarnya merupakan penjelasan yang lebih lanjut dan
rinci dari pengamatan keterampilan yang telah Ibu dan Bapak Guru lakukan.
Kolom
catatan dapat berisi keterampilan spesifik yang perlu dikembangkan murid,
rencana umpan balik,bentuk tindak lanjut, sikap belajar,sikap kerja,atau
keterampilan bahasa lainnya.
Kapan
saja kita mengisi Lembar Amatan?
Lembar
Amatan dapat diisi sebulan sekali atau dalam frekuensi lain yang dipilih guru.
Pada
saat mengisi laporan perkembangan murid atau rapor,guru dapat merujuk kepada
Lembar Amatan itu.
Apa
saja keuntungan menggunakan Lembar Amatan?
Lembar
Amatan
1)
Menyajikan
informasi yang nyata dan terkini mengenai kondisi murid
2)
Informasi
dan pemetaan dalam lembar amatan dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran yang
berbeda.
Kemampuan yang sudah dibuat dalam
Lembar Amatan sebelumnya juga dapat Ibu dan Bapak guru gunakan untuk tujuan
pembelajaran yang berbeda.
3)
Lembar
Amatan dapat membantu Ibu dan Bapak Guru menyusun laporan perkembangan murid
yang lebih bermakna
Tantangan dalam melakukan kegiatan
ini adalah kita harus bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk duduk dan
berpikir sejenak.
Apa saja kebutuhan dari
masing-masing murid kita?
Kita juga harus berkomitmen untuk
terus konsisten menyusun lembar amatan sebagai salah satu bentuk asesmen yang
akan kita gunakan.
Mari,kita
saling bekerja sama untuk dapat mewujudkan sebuah pengalaman belajar yang
berharga dan bermakna tidak hanya bagi murid-murid kita,tetapi juga untuk
pengembangan diri kita sendiri.
Salam
dan Bahagia.
Ibu
dan Bapak Guru hebat!
Ternyata,
"Dengan
menggunakan lembar amatan, kita bisa melihat nyata dan terkini mengenai kondisi
murid serta menyusun laporan perkembangan yang lebih bermakna ".
Contoh Lembar Amatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar