BAB VIII
ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN
(ASESMEN DIAGNOSTIK)
CONTOH (2)
2.2.Contoh
(2) Asesmen Awal Pembelajaran (Asesmen Diagnostik)
Salam
dan iagnos
Ibu
dan Bapak Guru
Seperti
yang sudah kita pelajari, assessment iagnostic digunakan untuk mengidentifikasi
kompetensi kekuatan dan kelemahan murid.
Ibu
dan Bapak Guru,
Asesmen
iagnostic diperlukan oleh semua guru mata pelajaran apapun, terutama pada saat
tahun ajaran baru.
Mengapa
?
Karena
asesmen iagnostic berfungsi sebagai dasar untuk memetakan kondisi murid.
Misalnya:
Dalam
matematika dasar kelas x asessmen iagnostic berfungsi sebagai dasar untuk
menentukan apakah murid kita sudah siap memasuki fase E atau tidak.
Jika
ada yang belum menguasai fase D tentunya perlu ada intervensi dari guru agar
murid siap masuk di fase E.Selain itu, hasil asesmen diagnostislk juga iagnosti
gunakan untuk merancang pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan murid.
Bayangkan,jika
kita merancang pembelajaran dengan anggapan semua murid kita sudah menguasai
fase D.Pasti iagnost kendala yang dihadapi saat praktiknya nanti.Lalu bagaimana
kita menindaklanjuti asessmen iagnostic.
Tindak
lanjutnya bisa dalam bentuk penguatan materi bagi murid yang membutuhkan dan
pengaturan manajemen kelas berdiferensiasi.
Asesmen
diagnostiknya,
dapat dilakukan:
1.
Tahun
ajaran baru
2.
Awal
semester
3.
Sebelum
memasuki materi baru
Nah,mari
kita lihat contoh tahapan dalam iagnost iagnostic iagnostic matematika dasar di
SMA
1)
Menganalisis
laporan hasil belajar murid tahun sebelumnya
Pada tahapan ini, Ibu Bapak bisa
menggunakan nilai Matematika murid pada saat SMP kelas IX.
Untuk memberikan gambaran mengenai
kompetensi atau pengetahuan matematika awal yang dimiliki murid.
2)
Mengidentifikasi
kompetensi prasyarat
Kita perlu mencari tahu, capaian
pembelajaran di fase D yang merupakan prasyarat untuk memasuki fase E.
Caranya dengan mempelajari capaian
pembelajaran murid di fase E dan mengaitkannya dengan capaian pembelajaran di
fase D.
“ Lakukan identifikasi untuk setiap
elemen mata pelajaran dalam dokumen Capaian pembelajaran”.
Misalnya:
Untuk elemen Aljabar, kompetensi
mengenai “penyelesaian iagno persamaan linear dua iagnost” di fase D.merupakan
prasyarat
agar murid mampu menggunakan iagno
persamaan linear tiga iagnost yang ada di fase E.
Elemen
Aljabar:
Fase D:
Mereka
dapat menyelesaikan iagno persamaan linier dua iagnost melalui beberapa cara.
Fase E:
Peserta
didik dapat menginterpretasi ekspresi eksponensial. Menggunakan iagno persamaan
linear tiga iagnost iagno pertidaksamaan linear dua iagnost, fungsi kuadrat dan
fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah.
Untuk
elemen Analisa data dan Peluang,
Fase D:
a)
Mereka
dapat menggunakan konsep sampel, rerata (mean), median, modus, dan jangkauan
(range) untuk memaknai dan membandingkan beberapa himpunan data yang terkait
dengan peserta didik dan lingkungannya.
b)
Mereka
dapat menjelaskan dan menggunakan pengertian peluang (probabilitas) dan
proporsi (frekuensi iagnost) untuk memperkirakan terjadinya satu dan dua
kejadian pada suatu percobaan sederhana (semua hasil percobaan dapat muncul
secara merata).
Fase E:
a)
Peserta
didik dapat menampilkan dan menginterpretasi data menggunakan iagnosti yang
sesuai bentuk distribusi data untuk membandingkan nilai Tengah (median, mean)
dan sebaran (jangkauan, interkuartil, standar deviasi) untuk membandingkan dua
atau lebih himpunan data.
b)
Mereka dapat menghitung peluang dalam situasi
diskrit
Hal
yang sama dilakukan juga untuk elemen Bilangan dan Geometri,
Tahapan
berikutnya adalah
3)
Menyusun
iagnostic asesmen untuk mengukur kompetensi murid
Setelah kita menentukan materi
prasyarat yang dibutuhkan, maka ibu dan bapak guru tinggal memilih nih,
Teknik asesmen apa yang dapat digunakan, antara
lain:
a. Tes tertulis atau lisan
b. Keterampilan dan
c. Observasi
Pada
pembahasan kali ini, kita akan memilih tes tertulis dan praktik.
Teknik
tersebut dikembangkan berdasarkan prasyarat yang sudah kita identifikasi tadi.
Ibu
dan Bapak Guru juga bisa menggunakan soal-soal tes yang ada di fase D untuk
diagnosis.Namun, kita perlu bijak saat memilih soal karena belum tentu
menghasilkan cerminan kompetensi murid saat ini.
Bisa
saja, murid sudah lupa karena capaian itu Sudah dipelajari beberapa tahun
sebelumnya.
Penting
sekali
“Membuat
iagnostic yang benar-benar mendasar dan syarat untuk capaian pada fase
selanjutnya”.
Misalnya:
Murid
belum tentu bisa menjawab soal A Tetapi murid mungkin bisa menyelesaikan soal B
dengan baik.
Untuk
elemen aljabar misalnya kita menggunakan tes tertulis dengan menggunakan contoh
soal numerasi pada asesmen nasional level 4 untuk VIII berikutnya.
Selanjutnya,untuk
elemen Analisa Data iagnosti menggunakan aktivitas praktik langsung.
Misalnya:
Kita
membagi murid dalam kelompok. Setiap kelompok diminta mengukur tinggi badan
setiap anggotanya dan menentukan nilai rata-rata tinggi badan.
Hal
yang diukur pun bisa diganti menjadi jumlah buku yang dibaca selama
liburan,ukuran sepatu dan sebagainya.
Seru
bukan ?
Kegiatan
ini juga bisa membuat murid berinteraksi dengan teman-teman barunya.
Wah,
ternyata untuk diagnosis matematika juga bisa ya menggunakan aktivitas lain
tes.
Jangan
lupa juga mempertimbangkan alokasi waktu pelaksanaan. Jangan sampai, soal atau
aktivitas tidak berimbang dengan waktu yang diberikan.
Akibatnya
hasil iagnostic pun tidak mencerminkan kemampuan sesungguhnya.Kita juga bisa
Melakukan asesmen iagnostic secara bertahap untuk mensiasati waktu.
Tahapan
selanjutnya adalah
4)
Menggali
informasi murid yang dapat mempengaruhi perkembangan belajarnya
Misalnya:
Aspek latar belakang keluarga,
motivasi minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan
murid atau sekolah.
Bentuk asesmen iagnostic dapat
berupa rating, emoticon,gambar pertanyaan terbuka dan lain-lain.
Tahapan ini penting kita lakukan,
terutama bagi murid baru. Karena dapat dijadikan sebagai dasar dalam iagnost
aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan murid.
Pembahasan lebih lanjut mengenai
hal ini Ibu Bapak dapat mempelajari pada modul
“Memahami Murid”.
Tahapan
berikutnya adalah
5)
Pelaksanaan
asesmen
Tahap ini merupakan implementasi
dari asesmen yang sudah kita susun.Saat pelaksanaan,tekankan pada murid bahwa
asesmen ini bukan ujian atau penilaian formal.
Asesmen ini hanya bertujuan untuk
melihat sejauh mana kemampuan mereka.Tekankan juga mengenai integritas agar
mereka mengerjakan iagnostic dengan jujur dan percaya diri.
Pelaksanaan asesmen iagnostic juga
tidak harus dilakukan sekali waktu agar tidak kelelahan.Tahapan berikutnya
adalah
6)
Pengolahan
hasil asesmen
Dilakukan dengan rubrik penilaian.
Selain itu,kriteria kemampuan
berikut harus dipetakan untuk melihat apakah murid sudah :
a) Melampaui
b) Memenuhi
c) Memenuhi iagnost dan
d) Belum memenuhi
Kemampuan bersyarat yang ditetapkan
untuk tahapan ini iagnosti iagnost laporannya dalam bentuk iagn seperti
berikut:
Kelompok:
ü
Melampaui
ü
Memenuhi
ü
Memenuhi
iagnost
ü
Belum
memenuhi
Nama
Murid:
…................
Rencana
Tindak Lanjut
…................
7)
Merencanakan
pembelajaran sesuai tahapan pencapaian dan karakteristik murid
Terakhir
hasil diagnosis menjadi data atau informasi untuk merencanakan pembelajaran
sesuai tahap capaian dan karakteristik murid.
Artinya,rencana
tindak lanjut haruslah kita susun berdasarkan hasil diagnosis.
Adapun
contoh rencana tindak lanjutnya yaitu :
v
Murid
yang sudah melampaui bisa melanjutkan pembelajaran dan menjadi teman belajar
bagi murid yang lain.
v
Bagi
murid yang sudah memenuhi bisa melanjutkan pembelajaran untuk fase E
v
Murid
yang memenuhi iagnost bisa belajar menggunakan modul pada fase D dengan bantuan
temannya tetapi pada materi yang belum dikuasai saja. Sedangkan bagi
v
Murid
yang belum memenuhi bisa menggunakan modul fase D pada saat pembelajaran dan
mengikuti kegiatan materi matrikulasi oleh guru sebelum memasuki fase E
Ibu
dan bapak guru, asesmen iagnostic bisa menjadi dasar bagi kita untuk iagnost
strategi pembelajaran.
Maka
itu, pelaksanaan asesmen iagnostic di awal pembelajaran perlu dilakukan.Agar
murid bisa belajar pada tingkatan yang sesuai dan mencapai kompetensi pada
capaian pembelajaran.
Selamat
Mencoba!
Ibu
dan Bapak Guru Hebat !
Salam
dan Bahagia.
Jangan
lupa….
“Assessment
awal pembelajaran perlu dilakukan agar murid bisa belajar pada tingkatan yang
sesuai dan mencapai kompetensi pada capaian pembelajaran. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar