Kamis, 27 April 2023

BAB VIII ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (ASESMEN DIAGNOSTIK) CONTOH (2)

 

BAB VIII

ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN

(ASESMEN DIAGNOSTIK)

CONTOH (2)

 

2.2.Contoh (2) Asesmen Awal Pembelajaran (Asesmen Diagnostik)

 

Salam dan iagnos

Ibu dan Bapak Guru

Seperti yang sudah kita pelajari, assessment iagnostic digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi kekuatan dan kelemahan murid.

Ibu dan Bapak Guru,

Asesmen iagnostic diperlukan oleh semua guru mata pelajaran apapun, terutama pada saat tahun ajaran baru.

Mengapa ?

Karena asesmen iagnostic berfungsi sebagai dasar untuk memetakan kondisi murid.

Misalnya:

Dalam matematika dasar kelas x asessmen iagnostic berfungsi sebagai dasar untuk menentukan apakah murid kita sudah siap memasuki fase E atau tidak.

Jika ada yang belum menguasai fase D tentunya perlu ada intervensi dari guru agar murid siap masuk di fase E.Selain itu, hasil asesmen diagnostislk juga iagnosti gunakan untuk merancang pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan murid.

Bayangkan,jika kita merancang pembelajaran dengan anggapan semua murid kita sudah menguasai fase D.Pasti iagnost kendala yang dihadapi saat praktiknya nanti.Lalu bagaimana kita menindaklanjuti asessmen iagnostic.

Tindak lanjutnya bisa dalam bentuk penguatan materi bagi murid yang membutuhkan dan pengaturan manajemen kelas berdiferensiasi.

Asesmen diagnostiknya, dapat dilakukan:

1.     Tahun ajaran baru

2.     Awal semester

3.     Sebelum memasuki materi baru

Nah,mari kita lihat contoh tahapan dalam iagnost iagnostic iagnostic matematika dasar di SMA

1)     Menganalisis laporan hasil belajar murid tahun sebelumnya

Pada tahapan ini, Ibu Bapak bisa menggunakan nilai Matematika murid pada saat SMP kelas IX.

Untuk memberikan gambaran mengenai kompetensi atau pengetahuan matematika awal yang dimiliki murid.

2)     Mengidentifikasi kompetensi prasyarat

Kita perlu mencari tahu, capaian pembelajaran di fase D yang merupakan prasyarat untuk memasuki fase E.

Caranya dengan mempelajari capaian pembelajaran murid di fase E dan mengaitkannya dengan capaian pembelajaran di fase D.

“ Lakukan identifikasi untuk setiap elemen mata pelajaran dalam dokumen Capaian pembelajaran”.

Misalnya:

Untuk elemen Aljabar, kompetensi mengenai “penyelesaian iagno persamaan linear dua iagnost” di fase D.merupakan prasyarat

agar murid mampu menggunakan iagno persamaan linear tiga iagnost yang ada di fase E.

Elemen Aljabar:

Fase D:

Mereka dapat menyelesaikan iagno persamaan linier dua iagnost melalui beberapa cara.

Fase E:

Peserta didik dapat menginterpretasi ekspresi eksponensial. Menggunakan iagno persamaan linear tiga iagnost iagno pertidaksamaan linear dua iagnost, fungsi kuadrat dan fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah.

Untuk elemen Analisa data dan Peluang,

Fase D:

a)     Mereka dapat menggunakan konsep sampel, rerata (mean), median, modus, dan jangkauan (range) untuk memaknai dan membandingkan beberapa himpunan data yang terkait dengan peserta didik dan lingkungannya.

b)     Mereka dapat menjelaskan dan menggunakan pengertian peluang (probabilitas) dan proporsi (frekuensi iagnost) untuk memperkirakan terjadinya satu dan dua kejadian pada suatu percobaan sederhana (semua hasil percobaan dapat muncul secara merata).

Fase E:

a)     Peserta didik dapat menampilkan dan menginterpretasi data menggunakan iagnosti yang sesuai bentuk distribusi data untuk membandingkan nilai Tengah (median, mean) dan sebaran (jangkauan, interkuartil, standar deviasi) untuk membandingkan dua atau lebih himpunan data.

b)      Mereka dapat menghitung peluang dalam situasi diskrit

Hal yang sama dilakukan juga untuk elemen Bilangan dan Geometri,

Tahapan berikutnya adalah

 

3)     Menyusun iagnostic asesmen untuk mengukur kompetensi murid

Setelah kita menentukan materi prasyarat yang dibutuhkan, maka ibu dan bapak guru tinggal memilih nih,

Teknik asesmen apa yang dapat digunakan, antara lain:

a.      Tes tertulis atau lisan

b.     Keterampilan dan

c.      Observasi

Pada pembahasan kali ini, kita akan memilih tes tertulis dan praktik.

Teknik tersebut dikembangkan berdasarkan prasyarat yang sudah kita identifikasi tadi.

Ibu dan Bapak Guru juga bisa menggunakan soal-soal tes yang ada di fase D untuk diagnosis.Namun, kita perlu bijak saat memilih soal karena belum tentu menghasilkan cerminan kompetensi murid saat ini.

Bisa saja, murid sudah lupa karena capaian itu Sudah dipelajari beberapa tahun sebelumnya.

Penting sekali

“Membuat iagnostic yang benar-benar mendasar dan syarat untuk capaian pada fase selanjutnya”.

Misalnya:

Murid belum tentu bisa menjawab soal A Tetapi murid mungkin bisa menyelesaikan soal B dengan baik.

Untuk elemen aljabar misalnya kita menggunakan tes tertulis dengan menggunakan contoh soal numerasi pada asesmen nasional level 4 untuk VIII berikutnya.

Selanjutnya,untuk elemen Analisa Data iagnosti menggunakan aktivitas praktik langsung.

Misalnya:

Kita membagi murid dalam kelompok. Setiap kelompok diminta mengukur tinggi badan setiap anggotanya dan menentukan nilai rata-rata tinggi badan.

Hal yang diukur pun bisa diganti menjadi jumlah buku yang dibaca selama liburan,ukuran sepatu dan sebagainya.

Seru bukan ?

Kegiatan ini juga bisa membuat murid berinteraksi dengan teman-teman barunya.

Wah, ternyata untuk diagnosis matematika juga bisa ya menggunakan aktivitas lain tes.

Jangan lupa juga mempertimbangkan alokasi waktu pelaksanaan. Jangan sampai, soal atau aktivitas tidak berimbang dengan waktu yang diberikan.

Akibatnya hasil iagnostic pun tidak mencerminkan kemampuan sesungguhnya.Kita juga bisa Melakukan asesmen iagnostic secara bertahap untuk mensiasati waktu.

Tahapan selanjutnya adalah

4)     Menggali informasi murid yang dapat mempengaruhi perkembangan belajarnya

Misalnya:

Aspek latar belakang keluarga, motivasi minat, sarana dan prasarana belajar, serta aspek lain sesuai kebutuhan murid atau sekolah.

Bentuk asesmen iagnostic dapat berupa rating, emoticon,gambar pertanyaan terbuka dan lain-lain.

Tahapan ini penting kita lakukan, terutama bagi murid baru. Karena dapat dijadikan sebagai dasar dalam iagnost aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan murid.

Pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini Ibu Bapak dapat mempelajari pada modul

“Memahami Murid”.

Tahapan berikutnya adalah

5)     Pelaksanaan asesmen

Tahap ini merupakan implementasi dari asesmen yang sudah kita susun.Saat pelaksanaan,tekankan pada murid bahwa asesmen ini bukan ujian atau penilaian formal.

Asesmen ini hanya bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka.Tekankan juga mengenai integritas agar mereka mengerjakan iagnostic dengan jujur dan percaya diri.

Pelaksanaan asesmen iagnostic juga tidak harus dilakukan sekali waktu agar tidak kelelahan.Tahapan berikutnya adalah

6)     Pengolahan hasil asesmen

Dilakukan dengan rubrik penilaian.

Selain itu,kriteria kemampuan berikut harus dipetakan untuk melihat apakah murid sudah :

a)     Melampaui

b)     Memenuhi

c)     Memenuhi iagnost dan

d)     Belum memenuhi

Kemampuan bersyarat yang ditetapkan untuk tahapan ini iagnosti iagnost laporannya dalam bentuk iagn seperti berikut:

Kelompok:

ü  Melampaui

ü  Memenuhi

ü  Memenuhi iagnost

ü  Belum memenuhi

Nama Murid:

…................

Rencana Tindak Lanjut

…................

7)     Merencanakan pembelajaran sesuai tahapan pencapaian dan karakteristik murid

Terakhir hasil diagnosis menjadi data atau informasi untuk merencanakan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik murid.

Artinya,rencana tindak lanjut haruslah kita susun berdasarkan hasil diagnosis.

Adapun contoh rencana tindak lanjutnya yaitu :

v  Murid yang sudah melampaui bisa melanjutkan pembelajaran dan menjadi teman belajar bagi murid yang lain.

v  Bagi murid yang sudah memenuhi bisa melanjutkan pembelajaran untuk fase E

v  Murid yang memenuhi iagnost bisa belajar menggunakan modul pada fase D dengan bantuan temannya tetapi pada materi yang belum dikuasai saja. Sedangkan bagi

v  Murid yang belum memenuhi bisa menggunakan modul fase D pada saat pembelajaran dan mengikuti kegiatan materi matrikulasi oleh guru sebelum memasuki fase E

Ibu dan bapak guru, asesmen iagnostic bisa menjadi dasar bagi kita untuk iagnost strategi pembelajaran.

Maka itu, pelaksanaan asesmen iagnostic di awal pembelajaran perlu dilakukan.Agar murid bisa belajar pada tingkatan yang sesuai dan mencapai kompetensi pada capaian pembelajaran.

 

Selamat Mencoba!

Ibu dan Bapak Guru Hebat !

 

Salam dan Bahagia.

 

Jangan lupa….

 

“Assessment awal pembelajaran perlu dilakukan agar murid bisa belajar pada tingkatan yang sesuai dan mencapai kompetensi pada capaian pembelajaran. “

 

 

Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...