BAB VII
ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN
(ASESMEN DIAGNOSTIK)
(CONTOH (1)
2.2.Contoh
(1) Asesmen Awal Pembelajaran (Asesmen Diagnostik)
Salam
dan Bahagia
Ibu
dan Bapak Guru
Menjadi
guru bukan hanya tampil dan menyampaikan materi depan murid-murid
saja,melainkan memberikan perhatian pada setiap perkembangan murid.
Seperti
yang disampaikan pada materi "Asesmen Diagnostik"
"Setiap
Murid memiliki kebutuhan, kemampuan, latar belakang, pengalaman ,sampai tingkat
kematangan yang berbeda-beda."
Jadi
perlu kita sadari bahwa murid datang ke kelas kita dengan kebutuhan dan
kemampuan yang beragam.
Ibaratnya
berlari,posisi garis awal masing-masing peserta didik bisa beraneka ragam.Tapi
kita memiliki tujuan pembelajaran yang ingin mereka capai.
Kita
ambil contoh dalam pelajaran PJOK
Misalnya:
"Tujuan
pembelajaran kita adalah murid dapat mempraktikkan berenang gaya bebas".
Tentunya
dalam 1 kelas kemampuan setiap murid akan berbeda.Agar lebih jelas simak
ilustrasi berikut:
Ilustrasi Cerita
Seorang
guru PJOK di fase B, akan melaksanakan pembelajaran berenang.Rencananya ia akan
memberikan materi renang gaya bebas kepada muridnya.
Setelah
seluruh muridnya siap dengan memakai perlengkapan berenang dan melakukan
gerakan pemanasan.Ia kemudian masuk ke dalam kolam dan memberikan contoh
bagaimana berenang gaya bebas.
Kemudian,
ia menginstruksikan kepada murid-muridnya untuk masuk ke dalam kolam.
Di
luar dugaan, ternyata tidak semua murid dapat mengikuti instruksi yang ia
katakan.
a.
Ada
beberapa murid yang hanya duduk di pinggir kolam
b.
Ada
yang menangis karena takut dengan kedalaman kolam dan
c.
Ada
pula murid yang loncat masuk ke dalam kolam serta
d.
Ada
beberapa murid yang langsung berenang gaya bebas
Nah!
Dengan
situasi yang seperti ini terlihat dengan jelas bahwa respon murid terhadap
aktivitas pembelajaran bisa Jadi berbeda-beda tergantung pengalaman gerak dan
karakteristik setiap murid.
Ada
yang sudah Mahir,bahkan ada yang masih takut dengan air karena kemampuan
berbeda proses belajar tidak bisa disamakan.Untuk setiap murid makanya.
"Dibutuhkan asesmen diagnostik agar kita
dapat memetakan kemampuan murid".
Sekarang
mari kita praktekkan cara merancang asesmen diagnostiknya:
1)
Mengidentifikasi
kemampuan prasyarat
Mengidentifikasi
kemampuan prasyarat yang perlu dimiliki .
Untuk
dapat mempraktikkan berenang gaya bebas anak harus dapat melakukan.
a)
Masuk
ke dalam kolam tanpa rasa takut
b)
Memasukkan
kepala ke dalam air
c)
Membuang
gelembung udara melalui mulut dan hidung
d)
Mengapung
dengan posisi telungkup
2)
Menyusun
instrumen asesmen diagnostislk
Untuk
mengidentifikasi kemampuan prasyarat tersebut.Murid perlu melakukan praktek dan
guru melakukan observasi.Sehingga instrumen yang paling tepat adalah lembar
pengamatan
Contoh:
Indikator:
Level
1 (pengenalan air, masuk kolam).
Level
2 (kontrol nafas, mengapung , posisi badan)
Level
3 (dorongan lengan,istirahat lengan,gerakan tungkai)
Level
4 (Renang Lengkap)
Kriteria:
ü
Mahir
(dapat melakukan seluruh level indikator)
ü
Cukup
(dapat melakukan indikator level 1-4 dan proses pembelajaran di level 5)
ü
Layak
(dapat melakukan indikator level 1-3 dan proses pembelajaran di level 4)
ü
Berkembang
(dapat melakukan indikator level 1-2 dan proses pembelajaran di level 3)
ü
Awal
berkembang (dapat melakukan indikator level 1 dan proses pembelajaran di level
2)
3)
Melaksanakan
asesmen diagnosis
Cara
diagnostislk yang dipilih adalah dengan mengobservasi praktek yang dilakukan
siswa.Praktek dilakukan siswa secara bertahap sesuai kemampuan prasyarat yang
sudah ditentukan.
a.
Guru
menginstruksikan murid untuk duduk di tepi kolam dan posisi kaki masuk ke dalam
lalu kaki digerakkan.
Ternyata masih ada murid yang
menangis dan tidak nyaman saat wajahnya terkena cipratan air.
Selanjutnya,
b.
Guru
menginstruksikan murid untuk masuk dan berdiri di dalam air.
Ternyata masih ada yang takut
berada di dalam air.kemudian
c.
Guru
menginstruksikan murid untuk memasukkan seluruh tubuh ke dalam air dan membuat
gelembung udara.
Ternyata ada murid yang sudah Mahir
namun masih ada juga yang belum bisa bahkan menolak melakukannya langkah
berikutnya
d.
Guru
menginstruksikan untuk melakukan posisi badan mengapung
Hasilnya,ada yang sudah bisa, ada
juga yang masih belum sempurna dan ragu-ragu setelah itu
e.
Guru
menanyakan kepada murid
Apakah ada yang dapat mempraktikkan
berenang gaya bebas ?
Ternyata ada 2 murid yang sudah
bisa walaupun ada teknik yang Perlu diperbaiki.
Hasil
dari lembar amatan tersebut, kemudian diolah untuk mendapatkan pemetaan murid.
Contoh
pemetaannya misalnya:
Membagi
Murid ke dalam 4 tipe
Tipe
1 :
Masih
takut air atau bahkan perlu dibujuk untuk dapat masuk ke dalam kolam.
Tipe
2:
Sudah
bisa masuk ke dalam kolam tetapi belum bisa/ belum konsisten untuk memasukkan
seluruh tubuhnya ke dalam air dan belum bisa atau belum konsisten membuat
gelembung di dalam air.
Tipe
3:
Sudah
bisa mengambang/meluncur tetapi belum dapat menggerakkan kaki dan tangan
Tipe
4:
Sudah
bisa menggerakkan kaki dan tangan renang gaya bebas tetapi belum konsisten
Dari
hasil asesmen diagnostislk ini guru dapat
"Menyiapkan
metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua kategori ".
Inilah
fungsi asesmen diagnostik bagi guru
"Sebagai
pemandu dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan
mutu pembelajaran".
Semua
murid dengan 4 tipe ini kemudian akan mengikuti proses belajar dengan tujuan
pembelajaran yang sama yaitu:
"Mempraktekkan
berenang gaya bebas"
Tapi
bagaimana dengan murid yang tipe 1?
Dengan
kondisi masih takut air bagaimana ia bisa langsung mempraktekkan gaya bebas ?
Kemudian
Bagaimana dengan murid yang sudah di tipe ke-4?
Dengan
kemampuan yang sudah ia miliki, tentu ia akan bosan jika gurunya mengajarkan
keterampilan dasar yang sudah ia kuasai.
Sehingga
murid ini membutuhkan tantangan lebih.
Di
sinilah kita perlu menyiapkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.Dengan
begitu kita bisa mengarahkan murid pada kriteria-kriteria yang sudah
ditentukan.
Kriteria
ketercapaian tujuan dapat dibagi ke dalam 4-5 tingkatan capaian yang
menggambarkan pencapaian yang berbeda-beda.
Murid
Tipe 1 yang masih takut air
Maka
dapat dibimbing untuk minimal mencapai tingkat perkembangan yaitu
"Bisa
mempraktekkan kontrol nafas, mengapung,dan posisi badan yang stabil"
Sedangkan
murid tipe 4 yang sudah mempunyai kemampuan renang gaya bebas dengan Mahir.
Maka
target pencapaiannya adalah
"Kecepatan
dalam menuntaskan jarak yang sudah ditentukan"
Ajaklah
murid untuk membuat target belajarnya sendiri sesuai kriteria yang sudah kita
susun.
Dengan
begitu, Ia memiliki rasa kepemilikan terhadap proses belajarnya.
Selain
kemampuan prasyarat yang berkaitan dengan mempraktekkan renang gaya bebas dalam
pencapaian pembelajaran PJOK di fase B.
Terdapat
juga kemampuan prasyarat lain yang berkaitan dengan pemanfaatan gerak dalam
kehidupan sehari-hari serta pengembangan karakter seperti:
Kemampuan
prasyarat lain di PJOK fase B
1.
Mulai
dapat menghormati orang lain
2.
Menunjukkan
perilaku bertanggung jawab dalam menyimak arahan dan umpan balik dari guru
3.
Menjaga
kebersihan diri dan lingkungan
4.
Keinginan
untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan yang diberikan oleh guru
Nah
prasyarat ini juga perlu dilakukan asesmen diagnostik agar guru dapat memetakan
kemampuan secara menyeluruh sesuai capaian pembelajaran.
Asesmen
diagnostiknya bisa dilakukan di awal tahun pembelajaran,dengan cara :
1)
Analisis
raport tahun sebelumnya
2)
Mengobrol
dengan guru di jenjang sebelumnya
3)
Menggunakan
teknik asesmen seperti observasi.
Hasil
observasi dan perkembangan murid dapat dicatat dalam bentuk lembar pengamatan
atau catatan anekdotal.
Sehingga
guru selalu memiliki data kondisi murid yang terbaru tanpa perlu Melakukan
asesmen diagnostislk kembali.
Dari
ilustrasi yang sudah disampaikan terlihat bahwa
"Pencapaian
murid nantinya akan beragam, tergantung dari awal kemampuannya".
Inilah
Mengapa dibutuhkan asesmen diagnostik untuk proses belajar yang lebih bermakna.
Guru
tidak menuntut murid pada level Mahir Karena tujuan pembelajaran PJOK bukan
menjadikan murid sebagai atlet.
Dalam
konteks pembelajaran PJOK salah satu tujuannya adalah
"Mengembangkan
pola gerak dasar dan keterampilan gerak serta mengajak murid menyadari
pentingnya aktivitas jasmani dalam pola hidup sehat."
Nah,
Ibu dan Bapak Guru
Sudah
siap Melakukan asesmen diagnostik ?
Tidak
sulit bukan?
Jangan
lupa untuk melihat kembali capaian Pembelajaran mata pelajarannya masing-masing
untuk mengidentifikasi kemampuan prasyaratnya,ya !
Selamat
Belajar dan mencoba !
Salam
dan Bahagia
Jangan
lupa........
"Tingkat
kemampuan serta kematangan murid berbeda-beda, sehingga proses belajar tidak
bisa disamakan untuk setiap murid. Asmen diagnostik membantu kita merancang
pembelajarannya bermakna kepada setiap murid, sesuai dengan kebutuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar