Kamis, 27 April 2023

BAB VII ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (ASESMEN DIAGNOSTIK) (CONTOH (1)

 

BAB VII

ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN

(ASESMEN DIAGNOSTIK)

(CONTOH (1)

 

2.2.Contoh (1) Asesmen Awal Pembelajaran (Asesmen Diagnostik)

 

Salam dan Bahagia

Ibu dan Bapak Guru

Menjadi guru bukan hanya tampil dan menyampaikan materi depan murid-murid saja,melainkan memberikan perhatian pada setiap perkembangan murid.

Seperti yang disampaikan pada materi "Asesmen Diagnostik"

"Setiap Murid memiliki kebutuhan, kemampuan, latar belakang, pengalaman ,sampai tingkat kematangan yang berbeda-beda."

Jadi perlu kita sadari bahwa murid datang ke kelas kita dengan kebutuhan dan kemampuan yang beragam.

Ibaratnya berlari,posisi garis awal masing-masing peserta didik bisa beraneka ragam.Tapi kita memiliki tujuan pembelajaran yang ingin mereka capai.

Kita ambil contoh dalam pelajaran PJOK

Misalnya:

"Tujuan pembelajaran kita adalah murid dapat mempraktikkan berenang gaya bebas".

Tentunya dalam 1 kelas kemampuan setiap murid akan berbeda.Agar lebih jelas simak ilustrasi berikut:

 

Ilustrasi Cerita

 

Seorang guru PJOK di fase B, akan melaksanakan pembelajaran berenang.Rencananya ia akan memberikan materi renang gaya bebas kepada muridnya.

Setelah seluruh muridnya siap dengan memakai perlengkapan berenang dan melakukan gerakan pemanasan.Ia kemudian masuk ke dalam kolam dan memberikan contoh bagaimana berenang gaya bebas.

Kemudian, ia menginstruksikan kepada murid-muridnya untuk masuk ke dalam kolam.

Di luar dugaan, ternyata tidak semua murid dapat mengikuti instruksi yang ia katakan.

a.      Ada beberapa murid yang hanya duduk di pinggir kolam

b.     Ada yang menangis karena takut dengan kedalaman kolam dan

c.      Ada pula murid yang loncat masuk ke dalam kolam serta

d.     Ada beberapa murid yang langsung berenang gaya bebas

Nah!

Dengan situasi yang seperti ini terlihat dengan jelas bahwa respon murid terhadap aktivitas pembelajaran bisa Jadi berbeda-beda tergantung pengalaman gerak dan karakteristik setiap murid.

Ada yang sudah Mahir,bahkan ada yang masih takut dengan air karena kemampuan berbeda proses belajar tidak bisa disamakan.Untuk setiap murid makanya.

 "Dibutuhkan asesmen diagnostik agar kita dapat memetakan kemampuan murid".

Sekarang mari kita praktekkan cara merancang asesmen diagnostiknya:

1)     Mengidentifikasi kemampuan prasyarat

Mengidentifikasi kemampuan prasyarat yang perlu dimiliki .

Untuk dapat mempraktikkan berenang gaya bebas anak harus dapat melakukan.

a)     Masuk ke dalam kolam tanpa rasa takut

b)     Memasukkan kepala ke dalam air

c)     Membuang gelembung udara melalui mulut dan hidung

d)     Mengapung dengan posisi telungkup

 

2)     Menyusun instrumen asesmen diagnostislk

 

Untuk mengidentifikasi kemampuan prasyarat tersebut.Murid perlu melakukan praktek dan guru melakukan observasi.Sehingga instrumen yang paling tepat adalah lembar pengamatan

Contoh:

Indikator:

Level 1 (pengenalan air, masuk kolam).

Level 2 (kontrol nafas, mengapung , posisi badan)

Level 3 (dorongan lengan,istirahat lengan,gerakan tungkai)

Level 4 (Renang Lengkap)

Kriteria:

ü  Mahir (dapat melakukan seluruh level indikator)

ü  Cukup (dapat melakukan indikator level 1-4 dan proses pembelajaran di level 5)

ü  Layak (dapat melakukan indikator level 1-3 dan proses pembelajaran di level 4)

ü  Berkembang (dapat melakukan indikator level 1-2 dan proses pembelajaran di level 3)

ü  Awal berkembang (dapat melakukan indikator level 1 dan proses pembelajaran di level 2)

 

3)     Melaksanakan asesmen diagnosis

Cara diagnostislk yang dipilih adalah dengan mengobservasi praktek yang dilakukan siswa.Praktek dilakukan siswa secara bertahap sesuai kemampuan prasyarat yang sudah ditentukan.

a.      Guru menginstruksikan murid untuk duduk di tepi kolam dan posisi kaki masuk ke dalam lalu kaki digerakkan.

Ternyata masih ada murid yang menangis dan tidak nyaman saat wajahnya terkena cipratan air.

Selanjutnya,

b.     Guru menginstruksikan murid untuk masuk dan berdiri di dalam air.

Ternyata masih ada yang takut berada di dalam air.kemudian

c.      Guru menginstruksikan murid untuk memasukkan seluruh tubuh ke dalam air dan membuat gelembung udara.

Ternyata ada murid yang sudah Mahir namun masih ada juga yang belum bisa bahkan menolak melakukannya langkah berikutnya

d.     Guru menginstruksikan untuk melakukan posisi badan mengapung

Hasilnya,ada yang sudah bisa, ada juga yang masih belum sempurna dan ragu-ragu setelah itu

e.      Guru menanyakan kepada murid

Apakah ada yang dapat mempraktikkan berenang gaya bebas ?

Ternyata ada 2 murid yang sudah bisa walaupun ada teknik yang Perlu diperbaiki.

Hasil dari lembar amatan tersebut, kemudian diolah untuk mendapatkan pemetaan murid.

Contoh pemetaannya misalnya:

Membagi Murid ke dalam 4 tipe

Tipe 1 :

Masih takut air atau bahkan perlu dibujuk untuk dapat masuk ke dalam kolam.

Tipe 2:

Sudah bisa masuk ke dalam kolam tetapi belum bisa/ belum konsisten untuk memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam air dan belum bisa atau belum konsisten membuat gelembung di dalam air.

Tipe 3:

Sudah bisa mengambang/meluncur tetapi belum dapat menggerakkan kaki dan tangan

Tipe 4:

Sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan renang gaya bebas tetapi belum konsisten

 

Dari hasil asesmen diagnostislk ini guru dapat

"Menyiapkan metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua kategori ".

Inilah fungsi asesmen diagnostik bagi guru

"Sebagai pemandu dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan mutu pembelajaran".

Semua murid dengan 4 tipe ini kemudian akan mengikuti proses belajar dengan tujuan pembelajaran yang sama yaitu:

"Mempraktekkan berenang gaya bebas"

Tapi bagaimana dengan murid yang tipe 1?

Dengan kondisi masih takut air bagaimana ia bisa langsung mempraktekkan gaya bebas ?

Kemudian Bagaimana dengan murid yang sudah di tipe ke-4?

Dengan kemampuan yang sudah ia miliki, tentu ia akan bosan jika gurunya mengajarkan keterampilan dasar yang sudah ia kuasai.

Sehingga murid ini membutuhkan tantangan lebih.

Di sinilah kita perlu menyiapkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.Dengan begitu kita bisa mengarahkan murid pada kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

Kriteria ketercapaian tujuan dapat dibagi ke dalam 4-5 tingkatan capaian yang menggambarkan pencapaian yang berbeda-beda.

Murid Tipe 1 yang masih takut air

Maka dapat dibimbing untuk minimal mencapai tingkat perkembangan yaitu

"Bisa mempraktekkan kontrol nafas, mengapung,dan posisi badan yang stabil"

Sedangkan murid tipe 4 yang sudah mempunyai kemampuan renang gaya bebas dengan Mahir.

Maka target pencapaiannya adalah

"Kecepatan dalam menuntaskan jarak yang sudah ditentukan"

Ajaklah murid untuk membuat target belajarnya sendiri sesuai kriteria yang sudah kita susun.

Dengan begitu, Ia memiliki rasa kepemilikan terhadap proses belajarnya.

Selain kemampuan prasyarat yang berkaitan dengan mempraktekkan renang gaya bebas dalam pencapaian pembelajaran PJOK di fase B.

Terdapat juga kemampuan prasyarat lain yang berkaitan dengan pemanfaatan gerak dalam kehidupan sehari-hari serta pengembangan karakter seperti:

Kemampuan prasyarat lain di PJOK fase B

1.     Mulai dapat menghormati orang lain

2.     Menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam menyimak arahan dan umpan balik dari guru

3.     Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

4.     Keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan yang diberikan oleh guru

Nah prasyarat ini juga perlu dilakukan asesmen diagnostik agar guru dapat memetakan kemampuan secara menyeluruh sesuai capaian pembelajaran.

Asesmen diagnostiknya bisa dilakukan di awal tahun pembelajaran,dengan cara :

1)     Analisis raport tahun sebelumnya

2)     Mengobrol dengan guru di jenjang sebelumnya

3)     Menggunakan teknik asesmen seperti observasi.

Hasil observasi dan perkembangan murid dapat dicatat dalam bentuk lembar pengamatan atau catatan anekdotal.

Sehingga guru selalu memiliki data kondisi murid yang terbaru tanpa perlu Melakukan asesmen diagnostislk kembali.

Dari ilustrasi yang sudah disampaikan terlihat bahwa

"Pencapaian murid nantinya akan beragam, tergantung dari awal kemampuannya".

Inilah Mengapa dibutuhkan asesmen diagnostik untuk proses belajar yang lebih bermakna.

Guru tidak menuntut murid pada level Mahir Karena tujuan pembelajaran PJOK bukan menjadikan murid sebagai atlet.

Dalam konteks pembelajaran PJOK salah satu tujuannya adalah

"Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan gerak serta mengajak murid menyadari pentingnya aktivitas jasmani dalam pola hidup sehat."

Nah, Ibu dan Bapak Guru

Sudah siap Melakukan asesmen diagnostik ?

Tidak sulit bukan?

 

Jangan lupa untuk melihat kembali capaian Pembelajaran mata pelajarannya masing-masing untuk mengidentifikasi kemampuan prasyaratnya,ya !

 

 

Selamat Belajar dan mencoba !

 

Salam dan Bahagia

 

Jangan lupa........

 

"Tingkat kemampuan serta kematangan murid berbeda-beda, sehingga proses belajar tidak bisa disamakan untuk setiap murid. Asmen diagnostik membantu kita merancang pembelajarannya bermakna kepada setiap murid, sesuai dengan kebutuhannya.

Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...