BAB VI
ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN
(ASESMEN DIAGNOSTIK)
2.1.Asesmen Awal Pembelajaran (Asesmen
Diagnostik)
Salam
dan Bahagia!
Ibu
dan Bapak Guru
Pada
materi sebelumnya kita sudah berkenalan dengan konsep asesmen
Kini,kita
memasuki topik selanjutnya yaitu"Cara menyiapkan asesmen"
Dalam
paparan kali ini kita akan memulainya dengan topik
"Asesmen
Diagnostik"
Ibu
Bapak Guru meskipun murid-murid kita berada di kelas yang sama bahkan mungkin
berada di rentang usia yang berdekatan juga mereka memiliki
kebutuhan,kemampuan,latar belakang pengalaman,sampai tingkat kematangan yang
berbeda-beda sebagai guru, sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan
memahami tiap murid kita sehingga kita dapat mengidentifikasi kebutuhan mereka
dengan tepat inilah pentingnya dilakukan sebuah asesmen diagnostik.
Pada
dasarnya,
"Asesmen
dilakukan untuk memetakan murid berdasarkan kemampuan sehingga guru dapat
mengajar sesuai dengan kemampuan murid"
Asesmen
bukan sekedar memberi nilai bagi murid melainkan juga berupa
"Proses
pemerolehan informasi bagi guru "
Informasi
tersebut membantu guru merefleksikan praktik mengajar yang mereka lakukan agar
Pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
Bagaimana
dengan asesmen diagnostik ?
Asesmen
diagnostik bertujuan untuk
"Mengidentifikasi
kompetensi kekuatan dan kelemahan murid".
Hasilnya
digunakan guru sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran murid.
Bagaimana
tahapan penyusunan sebuah Asesmen Diagnostik
1)
Menganalisis
rapor murid tahun sebelumnya
"Luangkan
waktu untuk membaca kembali raport murid di kelas terdahulu dan berkomunikasi
dengan guru jenjang sebelumnya. Buat catatan untuk informasi yang dianggap
penting."
Ibu
dan Bapak Guru juga dapat mengobrol dengan guru yang pernah mengajar murid kita
sebelumnya
2)
Mengidentifikasi
kompetensi yang akan diajarkan
Ibu
Bapak Guru dapat membuat indikator turunan dari setiap kompetensi yang akan
diajarkan
Apa
saja kemampuan prasyarat yang perlu dikuasai murid ?
3)
Menyusun
instrumen untuk mengukur kompetensi peserta didik
Instrumen
asesmen dapat berupa:
a.
Unjuk
keterampilan
b.
Ceklis
c.
Tes
hasil observasi dan lain sebagainya
4)
Menggali
informasi tentang murid
Seperti
latar belakang keluarga, motivasi,minat serta ketersediaan sarana dan prasarana
belajar.
Tidak
hanya terbatas pada itu saja, Ibu Bapak Guru juga dapat mencari tahu aspek yang
lain sesuai kebutuhan murid di sekolah
5)
Melaksanakan
asesmen dan mengolah hasil
6)
Menggunakan
data hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran yang lebih bermakna dan
tepat sasaran.
Bermakna
dan tepat sasaran dapat dipahami sebagai pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian dan karakteristik peserta didik.
Ibu
dan Bapak Guru,mari kita simak cerita dari Pak Heki berikut ini:
Ilustrasi Cerita
Pak
Heki adalah seorang guru kelas 5 SD. Ia hendak mengajar materi kegiatan ekonomi
di kelasnya.Pak Heki hendak memulai pelajaran dengan memperkenalkan tiga contoh
kegiatan ekonomi yaitu:
ü
Produksi
ü
Konsumsi
dan
ü
Distribusi
Materi
ini termasuk dalam mata pelajaran IPAS, Salah satu karakteristik mapel
IPAS adalah adanya elemen keterampilan
proses yang perlu menjadi kemampuan prasyarat diantaranya:
a)
Mengamati
dan menganalisis
Murid mampu mengamati dan memahami
keterkaitan aneka peristiwa yang terjadi di sekitarnya
b)
Mempertanyakan
dan memprediksi
Murid dapat membuat prediksi
sederhana mengenai peristiwa sehari-hari di sekitarnya
c)
Mengkomunikasikan
hasil
Murid dapat mengkomunikasikan
gagasannya dengan runtun dan jelas secara lisan dan tulisan
d)
Pemahaman
sains
Murid telah mengenal dan memahami
konsep dasar dan kosakata yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi: uang,
untung-rugi,belanja, diskon, iklan, harga, dst.
Pencatatan
untuk keterampilan prasyarat ini dapat dilakukan dalam bentuk catatan
anekdotal.
Nah,
bagaimana cara Pak Heki mengetahui apakah murid-muridnya sudah memiliki
kemampuan persyaratan tersebut ?
Pak
Heki memulai pelajaran dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab.
Pak
Heki banyak melontarkan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan menjawab
secara merata sehingga semua murid mendapat giliran.
Pertanyaan
yang diberikan Pak Heki saat asesmen diagnostik
1)
"Anak-anak,
Coba kalian ingat-ingat kembali, sarapan yang kalian makan pagi tadi.
Apa yang kalian makan dan minum?
Ada yang mau berbagi cerita? "
2)
"Apakah
ada yang makan sarapan yang sama atau mirip dengan teman lain? "Mengapa
hal itu terjadi, ya? Padahal kalian, kan, tidak tinggal serumah. "
3)
"Menurut
kalian, Mengapa roti, buah, susu, nasi goreng biasa dijadikan makanan saat
sarapan? "
4)
"Bisakah
kalian menceritakan proses yang terjadi sampai makanan itu bisa ada di meja
makan kalian?"
5)
Pernahkah
makanan atau minuman itu habis di pasaran? Menurut kalian, mengapa itu bisa
terjadi? "
6)
"Atau
pernahkah saat berbelanja, kalian mendapat diskon atau potongan harga? Menurut
kalian, mengapa itu bisa terjadi ?"
Enam
(6) contoh pertanyaan tersebut dapat mengukur 4 kemampuan prasyarat yang
ditentukan sebelumnya.
v
Pertanyaan
1,2 dan 4" mengamati , menganalisis, mengkomunikasikan gagasan".
v
Pertanyaan
3 , 5 dan 6 "Mempertanyakan dan memprediksi, mengkomunikasikan
gagasan".
Jawaban
dan respon murid memperlihatkan sejauh mana mereka telah mengenal dan memahami
konsep dasar serta kosakata yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi.
Dari
asesmen ini, Pak Heki dapat memetakan kemampuan murid-muridnya menjadi:
v
Melampaui
"murid yang sudah melampaui seluruh kemampuan prasyarat".
v
Memenuhi
"murid yang sudah memenuhi seluruh kemampuan prasyarat".
v
Memenuhi
sebagian "murid yang memenuhi sebagian kemampuan prasyarat".
v
Belum
memenuhi"murid yang belum memenuhi kemampuan prasyarat"
Bagaimana
menggunakan data yang diperoleh dari Asesmen Diagnostik ?
Dari
hasil asesmen tersebut guru dapat melihat pemetaan kemampuan murid secara lebih
jelas.
Untuk
kelompok murid Mahir guru dapat memberikan tantangan lebih atau kegiatan
pengayaan yang sesuai.
Untuk
kelompok Murid Berkembang guru dapat memberikan modifikasi tugas panduan dan
latihan sesuai kebutuhan.
Asesmen
Diagnostik juga dapat digunakan untuk memetakan kemampuan ilmu murid di dalam
sebuah kelas.
Jadi,hasil
dari asesmen diagnostik tidak selalu untuk melihat kemampuan masing-masing
murid.
Untuk
kelas yang kemampuan muridnya setara penggunaan dalam bentuk seperti ini lebih
efektif dari segi waktu dan energi.
Guru
dan Murid memiliki kesempatan untuk berkembang bersama dan saling
mengeksplorasi.
Bagaimana
hal ini dilakukan dalam kelas Pak Heki?
Pak
Heki dapat memperhatikan kemampuan murid-muridnya secara umum saat kegiatan
diskusi dan tanya jawab tadi.
Selama
memandu diskusi,Pak Heki
juga
sambil mengobservasi aneka jawaban dan tanggapan dari murid-muridnya.
Kapan
kita dapat Melakukan asesmen diagnostik?
Asesmen
diagnostik dilakukan pada minggu-minggu awal tahun ajaran untuk memetakan murid
sehingga mereka mendapatkan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Asesmen
diagnostik juga dapat dilakukan di awal pembahasan materi baru.
Asesmen
Diagnostik dilakukan pada
kompetensi-kompetensi yang dirasakan penting diketahui guru dari awal.Guru dapat
membuat rangkaian soal yang sesuai untuk kompetensi tersebut.
Nah,
bagaimana dengan Asesmen diagnostik kemampuan prasyarat yang berkaitan dengan
karakteristik mata pelajaran dalam hal ini keterampilan proses dari mapel IPAS?
Ibu
dan Bapak Guru, keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah
melainkan suatu siklus dinamis yang dapat disesuaikan dengan perkembangan serta
kemampuan murid.
Pencatatan
untuk keterampilan ini dapat dilakukan dalam bentuk catatan anekdotal.Sehingga
Guru selalu memiliki data kondisi murid yang terbaru tanpa melakukan asesmen
diagnosis Kembali.
Jadi
hanya tinggal mengolah dan memperbarui pengelompokan yang sudah dibuat.
Hal
ini tentunya juga dapat diterapkan untuk mata pelajaran lain. Jangan lupa
"Pelajari
kembali Capaian Pembelajaran dari tiap mata pelajaran untuk memastikan
kompetensi prasyarat lain yang perlu dimiliki murid"
Modifikasi
dan pengembangan keterampilan yang diamati, juga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.Pada situasi tertentu,mungkinkah ini memodifikasi proses atau
penggunaan assesmen diagnostik?
Tentu
saja mungkin !
Guru
diberi keleluasaan untuk menentukan instrumen asesmen sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tujuan asesmen.Tahapan penyusunan Asesmen
Diagnostik juga dapat disederhanakan
Misalnya:
jika
dilakukan pada awal lingkup materi.Tahap 4 boleh dilewatkan.
Nah,Ibu
dan Bapak Guru, kita baru saja bersama-sama mendalami konsep dan penyusunan
Asesmen Diagnostik.
Bagaimana
dengan praktek asesmen yang selama ini Ibu dan Bapak lakukan?
Adakah
yang masih Perlu diperbaiki dan dikembangkan ?
Sebagai
pendidik,alangkah baiknya jika kita mau terus berproses mengembangkan diri
menjadi lebih baik lagi.
Bukankah
itu juga yang selama ini kita sampaikan kepada murid-murid kita?
Proses
belajar tidak hanya berhenti sampai Asesmen.Kekayaan informasi yang diperoleh
dari asesmen membawa kita ke tahap berikutnya,dengan tujuan
"Mewujudkan
pengalaman belajar yang bermakna bagi murid dan diri kita sendiri".
Tetap
Semangat Salam dan Bahagia,
Ibu dan Bapak Guru Hebat!
Jangan
lupa.....
"Setiap
murid di kelas memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu Asesmen
diagnostik diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan
kelemahan murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar