Kamis, 27 April 2023

BAB VI ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (ASESMEN DIAGNOSTIK)

                                                                             BAB VI

ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN

(ASESMEN DIAGNOSTIK)


 2.1.Asesmen Awal Pembelajaran (Asesmen Diagnostik)

 

Salam dan Bahagia!

Ibu dan Bapak Guru

Pada materi sebelumnya kita sudah berkenalan dengan konsep asesmen

Kini,kita memasuki topik selanjutnya yaitu"Cara menyiapkan asesmen"

Dalam paparan kali ini kita akan memulainya dengan topik

"Asesmen Diagnostik"

Ibu Bapak Guru meskipun murid-murid kita berada di kelas yang sama bahkan mungkin berada di rentang usia yang berdekatan juga mereka memiliki kebutuhan,kemampuan,latar belakang pengalaman,sampai tingkat kematangan yang berbeda-beda sebagai guru, sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami tiap murid kita sehingga kita dapat mengidentifikasi kebutuhan mereka dengan tepat inilah pentingnya dilakukan sebuah asesmen diagnostik.

Pada dasarnya,

"Asesmen dilakukan untuk memetakan murid berdasarkan kemampuan sehingga guru dapat mengajar sesuai dengan kemampuan murid"

Asesmen bukan sekedar memberi nilai bagi murid melainkan juga berupa

"Proses pemerolehan informasi bagi guru "

Informasi tersebut membantu guru merefleksikan praktik mengajar yang mereka lakukan agar Pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

Bagaimana dengan asesmen diagnostik ?

Asesmen diagnostik bertujuan untuk

"Mengidentifikasi kompetensi kekuatan dan kelemahan murid".

Hasilnya digunakan guru sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran murid.

Bagaimana tahapan penyusunan sebuah Asesmen Diagnostik

1)     Menganalisis rapor murid tahun sebelumnya

"Luangkan waktu untuk membaca kembali raport murid di kelas terdahulu dan berkomunikasi dengan guru jenjang sebelumnya. Buat catatan untuk informasi yang dianggap penting."

Ibu dan Bapak Guru juga dapat mengobrol dengan guru yang pernah mengajar murid kita sebelumnya

2)     Mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan

Ibu Bapak Guru dapat membuat indikator turunan dari setiap kompetensi yang akan diajarkan

Apa saja kemampuan prasyarat yang perlu dikuasai murid ?

3)     Menyusun instrumen untuk mengukur kompetensi peserta didik

Instrumen asesmen dapat berupa:

a.      Unjuk keterampilan

b.     Ceklis

c.      Tes hasil observasi dan lain sebagainya

 

4)     Menggali informasi tentang murid

Seperti latar belakang keluarga, motivasi,minat serta ketersediaan sarana dan prasarana belajar.

Tidak hanya terbatas pada itu saja, Ibu Bapak Guru juga dapat mencari tahu aspek yang lain sesuai kebutuhan murid di sekolah

5)     Melaksanakan asesmen dan mengolah hasil

 

6)     Menggunakan data hasil asesmen untuk merencanakan pembelajaran yang lebih bermakna dan tepat sasaran.

 

Bermakna dan tepat sasaran dapat dipahami sebagai pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik.

Ibu dan Bapak Guru,mari kita simak cerita dari Pak Heki berikut ini:

 

Ilustrasi Cerita

 

Pak Heki adalah seorang guru kelas 5 SD. Ia hendak mengajar materi kegiatan ekonomi di kelasnya.Pak Heki hendak memulai pelajaran dengan memperkenalkan tiga contoh kegiatan ekonomi yaitu:

ü  Produksi

ü  Konsumsi dan

ü  Distribusi

Materi ini termasuk dalam mata pelajaran IPAS, Salah satu karakteristik mapel IPAS  adalah adanya elemen keterampilan proses yang perlu menjadi kemampuan prasyarat diantaranya:

 

a)     Mengamati dan menganalisis

Murid mampu mengamati dan memahami keterkaitan aneka peristiwa yang terjadi di sekitarnya

b)     Mempertanyakan dan memprediksi

Murid dapat membuat prediksi sederhana mengenai peristiwa sehari-hari di sekitarnya

c)     Mengkomunikasikan hasil

Murid dapat mengkomunikasikan gagasannya dengan runtun dan jelas secara lisan dan tulisan

d)     Pemahaman sains

Murid telah mengenal dan memahami konsep dasar dan kosakata yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi: uang, untung-rugi,belanja, diskon, iklan, harga, dst.

Pencatatan untuk keterampilan prasyarat ini dapat dilakukan dalam bentuk catatan anekdotal.

Nah, bagaimana cara Pak Heki mengetahui apakah murid-muridnya sudah memiliki kemampuan persyaratan tersebut ?

Pak Heki memulai pelajaran dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab.

Pak Heki banyak melontarkan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan menjawab secara merata sehingga semua murid mendapat giliran.

Pertanyaan yang diberikan Pak Heki saat asesmen diagnostik

1)     "Anak-anak, Coba kalian ingat-ingat kembali, sarapan yang kalian makan pagi tadi.

Apa yang kalian makan dan minum? Ada yang mau berbagi cerita? "

2)     "Apakah ada yang makan sarapan yang sama atau mirip dengan teman lain? "Mengapa hal itu terjadi, ya? Padahal kalian, kan, tidak tinggal serumah. "

 

3)     "Menurut kalian, Mengapa roti, buah, susu, nasi goreng biasa dijadikan makanan saat sarapan? "

4)     "Bisakah kalian menceritakan proses yang terjadi sampai makanan itu bisa ada di meja makan kalian?"

5)     Pernahkah makanan atau minuman itu habis di pasaran? Menurut kalian, mengapa itu bisa terjadi? "

6)     "Atau pernahkah saat berbelanja, kalian mendapat diskon atau potongan harga? Menurut kalian, mengapa itu bisa terjadi ?"

 

Enam (6) contoh pertanyaan tersebut dapat mengukur 4 kemampuan prasyarat yang ditentukan sebelumnya.

v  Pertanyaan 1,2 dan 4" mengamati , menganalisis, mengkomunikasikan gagasan".

v  Pertanyaan 3 , 5 dan 6 "Mempertanyakan dan memprediksi, mengkomunikasikan gagasan".

 

Jawaban dan respon murid memperlihatkan sejauh mana mereka telah mengenal dan memahami konsep dasar serta kosakata yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi.

Dari asesmen ini, Pak Heki dapat memetakan kemampuan murid-muridnya menjadi:

v  Melampaui "murid yang sudah melampaui seluruh kemampuan prasyarat".

v  Memenuhi "murid yang sudah memenuhi seluruh kemampuan prasyarat".

v  Memenuhi sebagian "murid yang memenuhi sebagian kemampuan prasyarat".

v  Belum memenuhi"murid yang belum memenuhi kemampuan prasyarat"

Bagaimana menggunakan data yang diperoleh dari Asesmen Diagnostik ?

Dari hasil asesmen tersebut guru dapat melihat pemetaan kemampuan murid secara lebih jelas.

Untuk kelompok murid Mahir guru dapat memberikan tantangan lebih atau kegiatan pengayaan yang sesuai.

Untuk kelompok Murid Berkembang guru dapat memberikan modifikasi tugas panduan dan latihan sesuai kebutuhan.

Asesmen Diagnostik juga dapat digunakan untuk memetakan kemampuan ilmu murid di dalam sebuah kelas.

Jadi,hasil dari asesmen diagnostik tidak selalu untuk melihat kemampuan masing-masing murid.

Untuk kelas yang kemampuan muridnya setara penggunaan dalam bentuk seperti ini lebih efektif dari segi waktu dan energi.

Guru dan Murid memiliki kesempatan untuk berkembang bersama dan saling mengeksplorasi.

Bagaimana hal ini dilakukan dalam kelas Pak Heki?

Pak Heki dapat memperhatikan kemampuan murid-muridnya secara umum saat kegiatan diskusi dan tanya jawab tadi.

Selama memandu diskusi,Pak Heki 

juga sambil mengobservasi aneka jawaban dan tanggapan dari murid-muridnya.

Kapan kita dapat Melakukan asesmen diagnostik?

Asesmen diagnostik dilakukan pada minggu-minggu awal tahun ajaran untuk memetakan murid sehingga mereka mendapatkan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Asesmen diagnostik juga dapat dilakukan di awal pembahasan materi baru.

Asesmen Diagnostik  dilakukan pada kompetensi-kompetensi yang dirasakan penting diketahui guru dari awal.Guru dapat membuat rangkaian soal yang sesuai untuk kompetensi tersebut.

Nah, bagaimana dengan Asesmen diagnostik kemampuan prasyarat yang berkaitan dengan karakteristik mata pelajaran dalam hal ini keterampilan proses dari mapel IPAS?

Ibu dan Bapak Guru, keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah melainkan suatu siklus dinamis yang dapat disesuaikan dengan perkembangan serta kemampuan murid.

Pencatatan untuk keterampilan ini dapat dilakukan dalam bentuk catatan anekdotal.Sehingga Guru selalu memiliki data kondisi murid yang terbaru tanpa melakukan asesmen diagnosis Kembali.

Jadi hanya tinggal mengolah dan memperbarui pengelompokan yang sudah dibuat.

Hal ini tentunya juga dapat diterapkan untuk mata pelajaran lain. Jangan lupa

"Pelajari kembali Capaian Pembelajaran dari tiap mata pelajaran untuk memastikan kompetensi prasyarat lain yang perlu dimiliki murid"

Modifikasi dan pengembangan keterampilan yang diamati, juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.Pada situasi tertentu,mungkinkah ini memodifikasi proses atau penggunaan assesmen diagnostik?

Tentu saja mungkin !

Guru diberi keleluasaan untuk menentukan instrumen asesmen sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tujuan asesmen.Tahapan penyusunan Asesmen Diagnostik juga dapat disederhanakan

Misalnya:

jika dilakukan pada awal lingkup materi.Tahap 4 boleh dilewatkan.

Nah,Ibu dan Bapak Guru, kita baru saja bersama-sama mendalami konsep dan penyusunan Asesmen Diagnostik.

Bagaimana dengan praktek asesmen yang selama ini Ibu dan Bapak lakukan?

Adakah yang masih Perlu diperbaiki dan dikembangkan ?

Sebagai pendidik,alangkah baiknya jika kita mau terus berproses mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.

Bukankah itu juga yang selama ini kita sampaikan kepada murid-murid kita?

Proses belajar tidak hanya berhenti sampai Asesmen.Kekayaan informasi yang diperoleh dari asesmen membawa kita ke tahap berikutnya,dengan tujuan

"Mewujudkan pengalaman belajar yang bermakna bagi murid dan diri kita sendiri".

Tetap Semangat Salam dan Bahagia,

 Ibu dan Bapak Guru Hebat!

 

Jangan lupa.....

"Setiap murid di kelas memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu Asesmen diagnostik diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan murid.

 

 

 

Tidak ada komentar:

TUGAS DAN WEWENANG PEGAWAI DI KANTOR CAMAT (KECAMATAN)

  A.    CAMAT Tugas dan wewenang seorang Camat dapat beragam tergantung pada regulasi dan kebijakan yang berlaku di suatu negara atau ...