BAB VII
MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
(ATP)
Setelah
merumuskan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menyusun tujuan
pembelajaran tersebut menjadi sebuah alur atau disebut dengan Alur Tujuan
Pembelajaran.
Alur
Tujuan Pembelajaran ( ATP) sebenarnya memiliki fungsi serupa dengan
"silabus". yang selama ini di kita kenal.
ATP
merupakan perencanaan dan pengaturan pembelajaran serta asesmen secara garis
besar untuk jangka waktu satu fase.
Dalam
menyusun ATP terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan yaitu:
1)
Tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum,bukan tujuan pembelajaran harian(
tujuan instruksional Umum ,bukan tujuan instruksional khusus).
Pada tahap ini kita dapat menggali
kata kunci yang ada dalam CP.
2)
Alur
tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
Artinya dalam penyusunan ATP,
memang didedikasikan untuk memenuhi CP dalam 1 fase dan tidak dapat diteruskan
pada fase setelahnya.
3)
Dikembangkan
secara kolaboratif dengan guru 1 fase
Sama seperti saat memahami CP, alur
tujuan pembelajaran juga perlu dikembangkan secara kolaboratif dengan guru 1
fase.
Misalnya:
Ø Kolaborasi antara Guru kelas 1 dan
2 untuk fase A
Ø Kolaborasi Guru matematika di kelas
7, 8 dan 9 SMP untuk fase D
4)
Alur
tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang
dikembangkan setiap mata pelajaran.
Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan
oleh pendidik yang mahir dalam mata pelajaran tersebut
5)
Tidak
perlu lintas fase.
Penyusunan alur tujuan pembelajaran
tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus)
6)
Metode
penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis,dan disusun dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh
karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Misalnya;
Ø Dalam Mata Pelajaran matematika,
penjumlahan dan pengurangan diajarkan lebih dahulu baru pada konsep perkalian
atau
Ø Mengajarkan penyusunan kalimat
efektif dahulu baru mengajarkan penyusunan paragraf pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia
7)
Sederhana
dan langsung ke intinya
Dokumen alur tujuan pembelajaran
disajikan dengan sederhana dan langsung ke intinya agar mudah dipahami oleh
pendidik lain yang membaca.
Jika satuan pendidikan mau
memasukkan proses berpikir dalam menyusun ATP, bisa disajikan sebagai lampiran.
8)
Alur Tujuan Pembelajaran yang disediakan
Kemendikbudristek merupakan contoh
Karena alur tujuan pembelajaran
yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh,maka alur tujuan
pembelajaran dapat bernomor atau huruf.Untuk menunjukkan urutan dan tuntas
penyelesaiannya dalam satu fase.
9)
Alur
Tujuan Pembelajaran menjelaskan SATU Alur Tujuan Pembelajaran tidak bercabang ( tidak meminta guru untuk
memilih)
Apabila Ibu Bapak menginginkan
urutan yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan peserta didik,maka disarankan
membuat alur tujuan pembelajaran lain.
Urutan/alur perlu jelas sesuai
kebutuhan peserta didik, dan itu dapat diberikan nomor atau kode
10) Fokus pada pencapaian CP
Alur tujuan pembelajaran fokus pada
pencapaian CP, bukan Profil Pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan
pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
Dalam "Menyusun dan
menguraikan TP menjadi ATP Ibu Bapak juga dapat memilih dan mengacu berbagai
cara yang diuraikan dalam tabel berikut:
Cara-cara Menyusun Tujuan
Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran
Pengurutan dari yang konkrit ke
yang abstrak:
ü Metode pengurutan dari konten yang
konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan singkat.
Contoh: memulai pengajaran dengan
menjelaskan tentang benda geometris (konkrit) terlebih dahulu sebelum
mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut.
Pengurutan Deduktif:
ü Metode pengurutan dari konten
bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database
terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki
atau relasional.
Pengurutan dari muda ke yang lebih
sulit:
ü Metode pengurutan dari konten
paling mudah ke konten paling sulit.
Contoh: mengajarkan cara mengeja
kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih
panjang.
Pengurutan Hierarki:
ü Metode ini dilaksanakan dengan
mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu
sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu
belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural:
ü Metode ini dilaksanakan dengan
mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk
menyelesaikan tahapan selanjutnya.
Contoh: dalam mengajarkan cara
menggunakan t- tes dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menurut hipotesis, menentukan tipe tes
yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah
perangkat lunak statistik.
Scaffolding:
ü Metode pengurutan yang meningkatkan
standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap.
contoh: dalam mengajarkan berenang,
guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencoba, guru hanya
membantu.Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap.
Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
Berikut
adalah ilustrasi dari ATP
Awal
fase à Tujuan Pembelajaran (1) àTujuan Pembelajaran (2) àTujuan Pembelajaran (3)Tujuan
Pembelajaran(4) àTujuan Pembelajaran (5) Tujuan
Pembelajaran (6) àAkhir Fase
Dalam
perjalanannya peserta didik akan melewati tujuan pembelajaran secara bertahap,
sampai nanti di ujung fase.
Satuan
pendidikan bisa memilih untuk menggunakan contoh ATP yang disediakan oleh
Kemendikbudristek atau memodifikasi ATP sesuai dengan kebutuhan peserta
didiknya.
ATP
ini dikembangkan untuk setiap fase CP.Setiap fase terdiri atas 1 sampai tiga
kelas.
Oleh
karena itu, dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, pendidik perlu
berkolaborasi dengan pendidik lain yang mengajar dalam fase yang sama. agar
tujuan pembelajaran dapat disusun secara berkesinambungan.
Dalam
proses merancang pembelajaran, Ibu dan Bapak Guru dapat memilih peran berikut:
1)
Menggunakan
contoh yang disediakan pemerintah di platform Merdeka Mengajar
2)
Mengembangkan
dan memodifikasi contoh yang disediakan pemerintah
3)
Merancang
sendiri berdasarkan CP
Tiga pilihan ini memberikan kesempatan Ibu
Bapak untuk belajar menerapkan Kurikulum Merdeka yang juga sesuai dengan proses
belajar Ibu Bapak saat ini.
Contoh
menyusun ATP dapat dipelajari pada paparan berikutnya.
Selamat belajar dan mencoba!
"Dengan
tiga pilihan dalam menyusun ATP, memberi kesempatan pendidik berdaya dalam
mewujudkan Merdeka belajar yang berpihak pada peserta didik".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar