Selasa, 25 April 2023

BAB VII MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

 

BAB VII

MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)




Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menyusun tujuan pembelajaran tersebut menjadi sebuah alur atau disebut dengan Alur Tujuan Pembelajaran.

Alur Tujuan Pembelajaran ( ATP) sebenarnya memiliki fungsi serupa dengan "silabus". yang selama ini di kita kenal.

ATP merupakan perencanaan dan pengaturan pembelajaran serta asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu fase.

Dalam menyusun ATP terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan yaitu:

1)     Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum,bukan tujuan pembelajaran harian( tujuan instruksional Umum ,bukan tujuan instruksional khusus).

Pada tahap ini kita dapat menggali kata kunci yang ada dalam CP.

2)     Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.

Artinya dalam penyusunan ATP, memang didedikasikan untuk memenuhi CP dalam 1 fase dan tidak dapat diteruskan pada fase setelahnya.

3)     Dikembangkan secara kolaboratif dengan guru 1 fase

Sama seperti saat memahami CP, alur tujuan pembelajaran juga perlu dikembangkan secara kolaboratif dengan guru 1 fase.

Misalnya:

Ø  Kolaborasi antara Guru kelas 1 dan 2 untuk fase A

Ø  Kolaborasi Guru matematika di kelas 7, 8 dan 9 SMP untuk fase D

4)     Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran.

Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pendidik yang mahir dalam mata pelajaran tersebut

5)     Tidak perlu lintas fase.

Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus)

6)     Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis,dan disusun dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Misalnya;

Ø  Dalam Mata Pelajaran matematika, penjumlahan dan pengurangan diajarkan lebih dahulu baru pada konsep perkalian atau

Ø  Mengajarkan penyusunan kalimat efektif dahulu baru mengajarkan penyusunan paragraf pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

7)     Sederhana dan langsung ke intinya

Dokumen alur tujuan pembelajaran disajikan dengan sederhana dan langsung ke intinya agar mudah dipahami oleh pendidik lain yang membaca.

Jika satuan pendidikan mau memasukkan proses berpikir dalam menyusun ATP, bisa disajikan sebagai lampiran.

8)      Alur Tujuan Pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh

Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh,maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor atau huruf.Untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase.

9)     Alur Tujuan Pembelajaran menjelaskan SATU Alur Tujuan Pembelajaran  tidak bercabang ( tidak meminta guru untuk memilih)

Apabila Ibu Bapak menginginkan urutan yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan peserta didik,maka disarankan membuat alur tujuan pembelajaran lain.

Urutan/alur perlu jelas sesuai kebutuhan peserta didik, dan itu dapat diberikan nomor atau kode

10)   Fokus pada pencapaian CP

Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan Profil Pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).

Dalam "Menyusun dan menguraikan TP menjadi ATP Ibu Bapak juga dapat memilih dan mengacu berbagai cara yang diuraikan dalam tabel berikut:

Cara-cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

*     Pengurutan dari yang konkrit ke yang abstrak:

ü  Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan singkat.

Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkrit) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut.

*     Pengurutan Deduktif:

ü  Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

*     Pengurutan dari muda ke yang lebih sulit:

ü  Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.

Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

*     Pengurutan Hierarki:

ü  Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

*     Pengurutan Prosedural:

ü  Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya.

Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t- tes dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menurut hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

*     Scaffolding:

ü  Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap.

contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencoba, guru hanya membantu.Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

 

 

Berikut adalah  ilustrasi dari ATP

Awal fase à Tujuan Pembelajaran (1) àTujuan Pembelajaran (2) àTujuan Pembelajaran (3)Tujuan Pembelajaran(4) àTujuan Pembelajaran (5) Tujuan Pembelajaran (6) àAkhir Fase

Dalam perjalanannya peserta didik akan melewati tujuan pembelajaran secara bertahap, sampai nanti di ujung fase.

Satuan pendidikan bisa memilih untuk menggunakan contoh ATP yang disediakan oleh Kemendikbudristek atau memodifikasi ATP sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

ATP ini dikembangkan untuk setiap fase CP.Setiap fase terdiri atas 1 sampai tiga kelas.

Oleh karena itu, dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik lain yang mengajar dalam fase yang sama. agar tujuan pembelajaran dapat disusun secara berkesinambungan.

Dalam proses merancang pembelajaran, Ibu dan Bapak Guru dapat memilih peran berikut:

1)     Menggunakan contoh yang disediakan pemerintah di platform Merdeka Mengajar

2)     Mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan pemerintah

3)     Merancang sendiri berdasarkan CP

 Tiga pilihan ini memberikan kesempatan Ibu Bapak untuk belajar menerapkan Kurikulum Merdeka yang juga sesuai dengan proses belajar Ibu Bapak saat ini.

Contoh menyusun ATP dapat dipelajari pada paparan berikutnya.

 

 Selamat belajar dan mencoba!

"Dengan tiga pilihan dalam menyusun ATP, memberi kesempatan pendidik berdaya dalam mewujudkan Merdeka belajar yang berpihak pada peserta didik".

 

Tidak ada komentar:

HARI YANG DINANTI, TAPI SALAH KOSTUM

DI BALIK SENG DAN JENDELA KACA Di bawah langit siang yang panas membakar, angin tak peduli, seng mengerang dalam bisik keluh kesah. Adik ipa...