BAB X
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
2.2 Indikator Pencapaian Kompetensi
Salam
dan Bahagia
Ibu
dan Bapak Guru !
Selamat
Datang kembali di modul "Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar."
Pada
materi kali ini,kita akan belajar membuat Indikator Pencapaian Kompetensi.Dari
tujuan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya.
Kita
akan memulai materi ini dengan 1 pertanyaan :
Bagaimana
Guru mengetahui tujuan pembelajaran sudah tercapai ?
Apa
indikatornya ?
Ilustrasi Cerita SMP Ayo Maju
Ibu
Tiwi:
Selesai
membahas 1 materi, Saya biasanya menggunakan latihan soal di buku teks untuk
uji pemahaman, kemudian dilanjut dengan kuis.
Kalau
nilai anak-anak bagus,berarti sudah tercapai.
Pak
Bambang:
Saya
memberikan kebebasan kepada anak ,mereka bisa mengerjakan tugas yang saya
berikan dengan caranya masing-masing.
Jika
kompetensi yang akan dicapai dalam menceritakan kembali, mereka bisa
mengerjakan dalam bentuk komik, puisi,lagu,atau video.
Lalu
kalau mereka harus bekerja dalam kelompok, biasanya saya kelompokkan
berdasarkan minat dan kemampuan literasi mereka.
Pak
Handoyo:
Kalau
materinya memungkinkan, biasanya saya bikin proyek.Bisa proyek Mandiri atau proyek kolaborasi.Tapi
disesuaikan lagi dengan waktunya.
Kalau
tidak cukup, biasanya dengan kuis saja.
............................................................................................................
Bagaimana
dengan Ibu dan Bapak Guru?
Cara
apa yang bisa dilakukan di kelas untuk mengukur ke tercapaian tujuan
pembelajaran ?
Mari
kita tengok kembali cara yang dilakukan ketiga guru tadi.
Cara
yang dilakukan Bu Tiwi akan tepat jika kompetensi yang ingin dicapai pada
TP-nya adalah berupa pemahaman.
Namun
jika Tujuan Pembelajaran adalah
mengaplikasikan atau mendemonstrasikan,maka kurang tepat jika pengukurannya
dengan latihan soal
Sedangkan
Pak Handoyo menggunakan proyek atau kuis bergantung pada ketersediaan waktu.
Namun
kompetensi yang diukur pada proyek belum tentu bisa juga diukur dengan kuis.
Ini
adalah 2 alat ukur yang tujuannya berbeda.
Penentuannya
bukan pada ketersediaan waktu,melainkan tujuan pembelajarannya.
Sedangkan
Pak Bambang melihat kembali pada kompetensi yang mau diukur.Ia memberikan
kebebasan kepada muridnya untuk menentukan sendiri bentuk tugasnya.
Muridnya
bisa membuat komik,lagu video atau karya lain yang bisa dipakai sebagai media
bercerita.Karena kompetensi yang mau diukur adalah kemampuan menceritakan
kembali.
"Dengan
mengelompokan murid berdasarkan minat atau kemampuan literasinya, Pak Bambang
juga dapat memberikan diferensiasi instruksi berdasarkan kebutuhan murid"
Ibu
dan Bapak Guru, seperti yang sudah diketahui, kita memiliki Capaian
Pembelajaran (CP) sebagai acuan kompetensi akhir di suatu fase.
Capaian
Pembelajaran ini kemudian kita turunkan menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) yang
bertahap.
Lalu
bagaimana kita memastikan bahwa TP sudah tercapai?
Di
sinilah perlunya kita menentukan indikator keberhasilan atau Indikator
Pencapaian Kompetensi.
Pencapaian
kompetensi diturunkan dari tujuan pembelajaran.
Contoh:
Tujuan
Pembelajaran untuk Mata Pelajaran SD di fase A
Kemudian
kita turunkan menjadi indikator berikut:
Mengidentifikasi
bilangan genap dan bilangan ganjil berdasarkan konsep menggandakan ----
(1)Mengelompokan gambar dan menentukan bersisa atau tidak ---- (2) Menentukan
bilangan ganjil
Atau
bilangan genap dari sebuah bilangan.
Indikator
ini kemudian diukur dengan asesmen. Bisa berupa formatif maupun sumatif.
"Dengan
menentukan indikator akan memudahkan kita dalam menentukan alat ukur saat
merancang asesmen pembelajaran"
Setelah
menentukan indikator, kita perlu merancang metode pengajaran yang akan dipakai
untuk mencapai indikator tersebut
Misalnya:
Melalui
aktivitas kelompok menggunakan alat bantu, persentasi dan diskusi, kemudian
latihan Mandiri.
Dalam
1 tujuan pembelajaran bisa saja diturunkan menjadi beberapa indikator yang
merupakan langkah mencapai suatu kompetensi.
Misalnya:
Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, tujuan pembelajarannya adalah
"Pelajar
mampu menuliskan teks argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang
berasal dari pengamatan pengalaman dan rujukan yang diketahui".
Tentunya
murid tidak serta-merta langsung bisa menulis teks argumentasi.
Ada
beberapa kemampuan yang harus dicapai dahulu sebelum menulis teks argumentasi,
yaitu:
Indikator
Tujuan Pembelajaran
1.
Mampu
membedakan fakta dan opini dalam teks
2.
Memahami
mengenai struktur dan kebahasaan teks argumentasi
3.
Mampu
mengembangkan kerangka berpikir argumentasi
4.
Mampu
menulis teks argumentasi dengan merujuk pada fakta yang meyakinkan
Jika
dilihat Indikator nomor 4 mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran (TP).
Sedangkan
nomor 1-3 indikator pendukung sebelum mencapai tujuan pembelajaran (TP)
Seperti
contoh sebelumnya, setelah menentukan indikator, kita merancang metode
pengajaran untuk mencapai indikator tersebut.
Misalnya
Melalui
Debat, mempelajari contoh teks argumentasi, diskusi, riset Mandiri, dan praktik
menulis
Selanjutnya,
sebagai guru tentunya kita ingin mengetahui sejauh mana murid kita menguasai
sebuah kompetensi.
Apakah
sudah mahir?
Atau
masih perlu bimbingan ?lalu
Apa
tandanya Ia sudah mahir ?
Untuk
membantu melihat kondisi murid, maka kita dapat membuat sebuah kereteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Fungsinya
untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat kompetensi
murid.
Bukan
standar minimum kompetensi yang perlu dicapai murid.
Setiap
murid bisa saja berada pada kriteria pencapaian yang berbeda.
Kita
kembali lagi pada contoh di Bahasa Indonesia.
Saat
Melakukan asesmen terhadap indikator ini, kita bisa membaginya ke dalam
beberapa tingkat capaian.
Misalnya:
Mahir,
Cakap, Layak dan Berkembang
Pengelompokan
ini kemudian dibuat menjadi rubrik.
Misalnya:
Ada
beberapa aspek yang mau diukur dari hasil menulis teks argumentasi,
Yaitu:
a.
Gagasan
b.
Organisasi
dan struktur teks
c.
Bahasa
Kemudian
dibuatlah masing-masing kriteria untuk setiap aspek ini.
Mahir
§
Gagagasan
dapat dipahami pembaca
§
Memiliki
ide pendukung yang kuat
§
Penulisan
mengikuti PUEBI
§
Struktur
teks lengkap
Berkembang
§
Gagasan
masih sulit dipahami oleh pembaca
§
Penulisan
belum mengikuti PUEBI dan
§
Hanya
memuat 2 bagian dari struktur teks
Masing-masing
kriteria ini kita lengkapi sehingga menjadi rubrik yang utuh.
Contoh
rubrik utuh dapat dilihat dalam Modul Ajar Bahasa Indonesia yang disediakan di
materi
"Memodifikasi
Modul Ajar-SMP
Dengan
begitu kita dapat memiliki data atau informasi tingkat penguasaan muridnya.
Kriteria
ini bisa berupa data kualitatif
Seperti
nilai produk, nilai kuis, nilai praktik, dan sebagainya.
Rentang
Nilai yaitu: Lebih dari atau sama dengan 86 Kriteria Memuaskan
Rentang
Nilai 76-85 Kriteria Baik Sekali
Rentang
Nilai 66-75 kriteria Baik
Bergantung
pada karakteristik tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan asesmen
yang dilaksanakan.
Saat
kita Melakukan asesmen, sangat mungkin Murid memiliki kemampuan yang berbeda di
tiap aspek.
Misalnya
Untuk
aspek gagasan murid mencapai tingkat Capaian Mahir tapi dalam teksnya kita
masih menemukan banyak tulisan dan ejaan yang tidak sesuai dengan PUEBI
data-data ini perlu kita dokumentasikan dengan baik contohnya bisa dalam bentuk
catatan anekdotal.Sehingga kita dapat menentukan tindak lanjut yang sesuai.
Salah
satu contoh tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mendampingi murid untuk
menulis dan diberikan umpan balik langsung oleh guru.
Atau
tindak lanjut lewat assessmen
teman
sebaya, di mana murid saling bertukar tulisan dan memberikan umpan balik.
Data
tingkat penguasaan murid terhadap tujuan pembelajaran yang terdokumentasi
dengan baik, dapat menjadi bahan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
Misalnya:
Kita
mendapatkan data mayoritas murid berada pada kriteria berkembang dan layak.
Ini
bisa menunjukkan bahwa metode belajar yang dilakukan belum efektif.
Bagaimana
Ibu dan Bapak Guru?
Apakah
sudah memahami mengenai indikator dan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran?
Yuk,
kita ulas kembali apa yang sudah dipelajari:
Bermula
dari CP diturunkan menjadi ATP dari ATP diturunkan menjadi TP, kemudian TP diturunkan
menjadi indikator-indikator pencapaian. Indikator diukur dengan asesmen,
asesmen bisa sumatif dan bisa formatif
Indikator
yang paling mencerminkan tujuan pembelajaran dibuat kriteria ketercapaiannya.
Kriteria ini menjadi alat guru melihat tingkat kompetensi, bukan menjadi
kompetensi minimum.
Data
yang diberikan menjadi refleksi dan evaluasi guru.
Sekarang
mari Ibu dan Bapak Guru siapkan kembali ATP yang sudah dibuat pada materi
sebelumnya,dan mencoba untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensinya.
Selamat
Belajar dan mencoba Ibu dan Bapak Guru hebat!
Salam
dan Bahagia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar