Selasa, 25 April 2023

BAB X INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

 

BAB X

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI



 2.2 Indikator Pencapaian Kompetensi

Salam dan Bahagia

Ibu dan Bapak Guru !

Selamat Datang kembali di modul "Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar."

Pada materi kali ini,kita akan belajar membuat Indikator Pencapaian Kompetensi.Dari tujuan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya.

Kita akan memulai materi ini dengan 1 pertanyaan :

Bagaimana Guru mengetahui tujuan pembelajaran sudah tercapai ?

Apa indikatornya ?

 

 

Ilustrasi Cerita SMP Ayo Maju

 

Ibu Tiwi:

Selesai membahas 1 materi, Saya biasanya menggunakan latihan soal di buku teks untuk uji pemahaman, kemudian dilanjut dengan kuis.

Kalau nilai anak-anak bagus,berarti sudah tercapai.

Pak Bambang:

Saya memberikan kebebasan kepada anak ,mereka bisa mengerjakan tugas yang saya berikan dengan caranya masing-masing.

Jika kompetensi yang akan dicapai dalam menceritakan kembali, mereka bisa mengerjakan dalam bentuk komik, puisi,lagu,atau video.

Lalu kalau mereka harus bekerja dalam kelompok, biasanya saya kelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan literasi mereka.

Pak Handoyo:

Kalau materinya memungkinkan, biasanya saya bikin proyek.Bisa  proyek Mandiri atau proyek kolaborasi.Tapi disesuaikan lagi dengan waktunya.

Kalau tidak cukup, biasanya dengan kuis saja.

 

............................................................................................................

 

Bagaimana dengan Ibu dan Bapak Guru?

Cara apa yang bisa dilakukan di kelas untuk mengukur ke tercapaian tujuan pembelajaran ?

Mari kita tengok kembali cara yang dilakukan ketiga guru tadi.

Cara yang dilakukan Bu Tiwi akan tepat jika kompetensi yang ingin dicapai pada TP-nya adalah berupa pemahaman.

Namun jika Tujuan Pembelajaran  adalah mengaplikasikan atau mendemonstrasikan,maka kurang tepat jika pengukurannya dengan latihan soal

Sedangkan Pak Handoyo menggunakan proyek atau kuis bergantung pada ketersediaan waktu.

Namun kompetensi yang diukur pada proyek belum tentu bisa juga diukur dengan kuis.

Ini adalah 2 alat ukur yang tujuannya berbeda.

Penentuannya bukan pada ketersediaan waktu,melainkan tujuan pembelajarannya.

Sedangkan Pak Bambang melihat kembali pada kompetensi yang mau diukur.Ia memberikan kebebasan kepada muridnya untuk menentukan sendiri bentuk tugasnya.

Muridnya bisa membuat komik,lagu video atau karya lain yang bisa dipakai sebagai media bercerita.Karena kompetensi yang mau diukur adalah kemampuan menceritakan kembali.

"Dengan mengelompokan murid berdasarkan minat atau kemampuan literasinya, Pak Bambang juga dapat memberikan diferensiasi instruksi berdasarkan kebutuhan murid"

Ibu dan Bapak Guru, seperti yang sudah diketahui, kita memiliki Capaian Pembelajaran (CP) sebagai acuan kompetensi akhir di suatu fase.

Capaian Pembelajaran ini kemudian kita turunkan menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) yang bertahap.

Lalu bagaimana kita memastikan bahwa TP sudah tercapai?

 

Di sinilah perlunya kita menentukan indikator keberhasilan atau Indikator Pencapaian Kompetensi.

Pencapaian kompetensi diturunkan dari tujuan pembelajaran.

Contoh:

Tujuan Pembelajaran untuk Mata Pelajaran SD di fase A

Kemudian kita turunkan menjadi indikator berikut:

Mengidentifikasi bilangan genap dan bilangan ganjil berdasarkan konsep menggandakan ---- (1)Mengelompokan gambar dan menentukan bersisa atau tidak ---- (2) Menentukan bilangan ganjil

Atau bilangan genap dari sebuah bilangan.

Indikator ini kemudian diukur dengan asesmen. Bisa berupa formatif maupun sumatif.

"Dengan menentukan indikator akan memudahkan kita dalam menentukan alat ukur saat merancang asesmen pembelajaran"

Setelah menentukan indikator, kita perlu merancang metode pengajaran yang akan dipakai untuk mencapai indikator tersebut

Misalnya:

Melalui aktivitas kelompok menggunakan alat bantu, persentasi dan diskusi, kemudian latihan Mandiri.

Dalam 1 tujuan pembelajaran bisa saja diturunkan menjadi beberapa indikator yang merupakan langkah mencapai suatu kompetensi.

Misalnya:

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tujuan pembelajarannya adalah

"Pelajar mampu menuliskan teks argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan pengalaman dan rujukan yang diketahui".

Tentunya murid tidak serta-merta langsung bisa menulis teks argumentasi.

Ada beberapa kemampuan yang harus dicapai dahulu sebelum menulis teks argumentasi, yaitu:

Indikator Tujuan Pembelajaran

1.     Mampu membedakan fakta dan opini dalam teks

2.     Memahami mengenai struktur dan kebahasaan teks argumentasi

3.     Mampu mengembangkan kerangka berpikir argumentasi

4.     Mampu menulis teks argumentasi dengan merujuk pada fakta yang meyakinkan

 

Jika dilihat Indikator nomor 4 mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran (TP).

Sedangkan nomor 1-3 indikator pendukung sebelum mencapai tujuan pembelajaran (TP)

Seperti contoh sebelumnya, setelah menentukan indikator, kita merancang metode pengajaran untuk mencapai indikator tersebut.

Misalnya

Melalui Debat, mempelajari contoh teks argumentasi, diskusi, riset Mandiri, dan praktik menulis

Selanjutnya, sebagai guru tentunya kita ingin mengetahui sejauh mana murid kita menguasai sebuah kompetensi.

Apakah sudah mahir?

Atau masih perlu bimbingan ?lalu

Apa tandanya Ia sudah mahir ?

Untuk membantu melihat kondisi murid, maka kita dapat membuat sebuah kereteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Fungsinya untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat kompetensi murid.

Bukan standar minimum kompetensi yang perlu dicapai murid.

Setiap murid bisa saja berada pada kriteria pencapaian yang berbeda.

Kita kembali lagi pada contoh di Bahasa Indonesia.

Saat Melakukan asesmen terhadap indikator ini, kita bisa membaginya ke dalam beberapa tingkat capaian.

Misalnya:

Mahir, Cakap, Layak dan Berkembang

Pengelompokan ini kemudian dibuat menjadi rubrik.

Misalnya:

Ada beberapa aspek yang mau diukur dari hasil menulis teks argumentasi,

Yaitu:

a.      Gagasan

b.     Organisasi dan struktur teks

c.      Bahasa

Kemudian dibuatlah masing-masing kriteria untuk setiap aspek ini.

Mahir

§  Gagagasan dapat dipahami pembaca

§  Memiliki ide pendukung yang kuat

§  Penulisan mengikuti PUEBI

§  Struktur teks lengkap

Berkembang

§  Gagasan masih sulit dipahami oleh pembaca

§  Penulisan belum mengikuti PUEBI dan

§  Hanya memuat 2 bagian dari struktur teks

Masing-masing kriteria ini kita lengkapi sehingga menjadi rubrik yang utuh.

Contoh rubrik utuh dapat dilihat dalam Modul Ajar Bahasa Indonesia yang disediakan di materi

"Memodifikasi Modul Ajar-SMP

Dengan begitu kita dapat memiliki data atau informasi tingkat penguasaan muridnya.

Kriteria ini bisa berupa data kualitatif

Seperti nilai produk, nilai kuis, nilai praktik, dan sebagainya.

Rentang Nilai yaitu: Lebih dari atau sama dengan 86 Kriteria Memuaskan

Rentang Nilai 76-85 Kriteria Baik Sekali

Rentang Nilai 66-75 kriteria Baik

Bergantung pada karakteristik tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang dilaksanakan.

Saat kita Melakukan asesmen, sangat mungkin Murid memiliki kemampuan yang berbeda di tiap aspek.

Misalnya

Untuk aspek gagasan murid mencapai tingkat Capaian Mahir tapi dalam teksnya kita masih menemukan banyak tulisan dan ejaan yang tidak sesuai dengan PUEBI data-data ini perlu kita dokumentasikan dengan baik contohnya bisa dalam bentuk catatan anekdotal.Sehingga kita dapat menentukan tindak lanjut yang sesuai.

 

Salah satu contoh tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mendampingi murid untuk menulis dan diberikan umpan balik langsung oleh guru.

Atau tindak lanjut lewat assessmen

teman sebaya, di mana murid saling bertukar tulisan dan memberikan umpan balik.

Data tingkat penguasaan murid terhadap tujuan pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik, dapat menjadi bahan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Misalnya:

Kita mendapatkan data mayoritas murid berada pada kriteria berkembang dan layak.

 

 

Ini bisa menunjukkan bahwa metode belajar yang dilakukan belum efektif.

Bagaimana Ibu dan Bapak Guru?

Apakah sudah memahami mengenai indikator dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran?

Yuk, kita ulas kembali apa yang sudah dipelajari:

Bermula dari CP diturunkan menjadi ATP dari ATP diturunkan menjadi TP, kemudian TP diturunkan menjadi indikator-indikator pencapaian. Indikator diukur dengan asesmen, asesmen bisa sumatif dan bisa formatif

Indikator yang paling mencerminkan tujuan pembelajaran dibuat kriteria ketercapaiannya. Kriteria ini menjadi alat guru melihat tingkat kompetensi, bukan menjadi kompetensi minimum.

Data yang diberikan menjadi refleksi dan evaluasi guru.

 

Sekarang mari Ibu dan Bapak Guru siapkan kembali ATP yang sudah dibuat pada materi sebelumnya,dan mencoba untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensinya.

 

Selamat Belajar dan mencoba Ibu dan Bapak Guru hebat!

Salam dan Bahagia!

 

 

Tidak ada komentar:

HARI YANG DINANTI, TAPI SALAH KOSTUM

DI BALIK SENG DAN JENDELA KACA Di bawah langit siang yang panas membakar, angin tak peduli, seng mengerang dalam bisik keluh kesah. Adik ipa...