BAB XI
MERANCANG PEMBELAJARAN SD /PAKET A
2.3
Merancang Pembelajaran SD /Paket A
Salam
dan Bahagia, Ibu dan Bapak Guru.
Pada
modul kali ini l,kita akan belajar merancang asesmen pada jenjang SD.
Asessment
ini bisa merupakan asesmen formatif atau sumatif.
Salah
satu tujuan asesment adalah untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Seperti
yang dipelajari di modul sebelumnya,rencana asesmen sudah ditentukan saat kita
merumuskan Alur Tujuan Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran.
Pada
materi ini,kita akan menggunakan contoh asesmen formatif pada mata pelajaran
IPAS di fase B.
Ruang
Lingkup:Daur Air
Tujuan
Pembelajaran:
"Melalui
pengamatan dan penyelidikan siswa dapat menjelaskan kondisi air di sekitarnya
serta proses daur air"
Asessmen
formatif:
Murid
akan menceritakan perjalanan air di sekitarnya beserta kondisinya dengan
menggunakan konsep daur air.
Murid
dibebaskan untuk memilih media bercerita sesuai dengan minatnya.
Media
yang dipilih yaitu:bisa berupa video, komik, infografis, lagu dan sebagainya.
Metode
pengajaran akan dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu:
1).
Observasi
2).
Diskusi di Kelas
3).
Demonstrasi di Kelas
4).
Wawancara
5).
Investigasi atau penyelidikan
Murid
akan diminta mengamati air di sekitarnya. Kemudian, murid diminta untuk
melakukan penyelidikan secara mandiri mengenai perjalanan air tersebut dalam
proses daur air.
Melalui
assessmen ini, guru dapat mengukur kemampuan observasi dan penyelidikan murid.
Ruang
Lingkup:Daur Air
Tujuan
Pembelajaran:
"Pengamatan
dan penyelidikan siswa dapat menjelaskan kondisi air di sekitarnya serta proses
daur air "
Asesmen
formatif:
Murid
akan menceritakan perjalanan air di sekitarnya beserta kondisinya dengan
menggunakan konsep daur air
Guru
juga bisa mengukur sejauh mana pemahaman murid mengenai konsep daur air sesuai
dengan kompetensi dalam tujuan pembelajarannya.
Agar
proses asesmen lebih terarah, maka TP tersebut perlu kita turunkan menjadi
indikator kompetensi.
Apa
yang perlu murid tunjukkan dalam kerjanya untuk membuktikan tujuan pembelajaran
telah tercapai?
Indikator
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat menjelaskan konsep daur
air dengan menggunakan contoh air di lingkungan indikator kompetensi ~~> (Pemahaman konsep)
2. Saat menceritakan perjalanan air,
murid dapat menyebutkan kondisi air yang diamati, apakah bersih atau tercemar.~~>
(Indikator kompetensi mengamati serta melakukan penyelidikan)
3. Murid dapat mengidentifikasi
penyebab kondisi air tercemar dalam perjalanan air yang diceritakan.~~>
(Indikator kompetensi mengamati serta melakukan penyelidikan)
Karena
ada lebih dari 1 indikator yang mau diukur, kita dapat menggunakan rubrik
sebagai instrumennya.
Data
Kuantitatif:
Aspek
1
Mahir
(31-40), Cakap (21-30),Layak (11-20), Berkembang (0-10)
Aspek
2
Mahir
(46-60), Cakap (31-45),Layak (16-30), Berkembang (0-15)
Dengan
rubrik ini, kita bisa melakukan penilaian terhadap beberapa indikator secara
objektif dan transparan.
Dari
indikator kompetensi yang sudah dibuat tadi kita dapat merancang rubrik untuk
mengukur Pemahaman konsep serta pengamatan dan penyelidikan.
Aspek
yang akan di ukur pada rubrik:
"Pemahaman
konsep ,pengamatan dan penyelidikan"
Karena,
murid akan menceritakan dalam sebuah media, Kita juga bisa menambahkan
indikator media dalam rubrik ini.
Sekarang,
mari kita coba simulasikan cara merancang rubrik untuk proyek tersebut.
Rubrik
dapat memuat 4 sampai 5 tingkatan capaian kompetensi..
Misalnya:
Kita
membuat 4 tingkatan yaitu:
Ø Mahir
Ø Cakap
Ø Layak
Ø Berkembang
Nama
tingkatan dapat diganti menjadi
Ø Baik Sekali
Ø Baik
Ø Cukup
Ø Kurang
Dibebaskan
kepada guru dan sekolah masing-masing.
Setiap
indikator tadi kemudian dibuat kriterianya untuk setiap tingkatannya..
Misalnya:
Untuk
indikator Pemahaman konsep,
Seperti
apa kriteria Pemahaman konsep untuk tingkatan Mahir?
Contohnya:
*Dikatakan Mahir jika menceritakan perjalanan air
murid mampu untuk:
1.
Menceritakan
pemahamannya
2.
mengenai
konsep daur air dengan benar dan runut.
3.
Menggunakan
kosakata ilmiah yang tepat.
4.
Menggunakan
contoh sungai atau kali yang ada di sekitarnya.
*Cakap, kita tinggal menurunkan dari kriteria yang
Mahir,yaitu:
1.
Menceritakan
pemahamannya mengenai konsep daur air dengan benar dan runut.
2.
Ada
penggunaan kosakata ilmiah yang kurang tepat.
3.
Menggunakan
contoh sungai atau kali yang ada di sekitarnya.
Perbedaan
dari mahir dan cakap ada di penggunaan kosakata ilmiah.
*Dari kriteria untuk kelompok cakap ini, kita turunkan
untuk kelompok layak, yaitu:
1.
Menceritakan
pemahamannya mengenai konsep daur air dengan rumus, namun kurang tepat.
2.
Ada
penggunaan kosakata ilmiah yang kurang tepat.
3.
Menggunakan
contoh yang tidak spesifik.
Perbedaan
dari cakap dan layak ada di Pemahaman konsep yang kurang tepat, serta contoh
yang digunakan dalam ceritanya.
*Terakhir, kriteria layak kita turunkan untuk membuat
kriteria berkembang, yaitu:
1. Murid mampu menceritakan
pemahamannya mengenai konsep daur air namun kurang tepat.
2. Ada penggunaan kosakata ilmiah yang
kurang tepat
3. Menggunakan contoh yang tidak
spesifik
Perbedaan
dari layak dan berkembang ada di cara menceritakan Pemahaman konsep yang belum
runut.
Lakukan
dengan cara yang sama untuk setiap indikator hingga membentuk rubrik yang utuh
!💪💪
Tentu
kriteria dalam rubrik perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan murid di
kelas.
Dalam
menyiapkan rubrik penilaian, Ibu dan Bapak Guru dapat memodifikasi rubrik
rubrik yang sudah ada ataupun membuat sendiri.
"Informasikan
rubrik pada murid sebelum melakukan asesmen,"
Sehingga,
murid dapat mengklarifikasi jika ada hal yang belum ia pahami terkait asesmen
tersebut.Lalu,
"Murid
juga dapat mengukur kemampuannya dan membuat target capaiannya sendiri".
Dengan
begitu,
"Assesmen
milik bersama, bukan sekedar tugas yang diberikan gurunya".
Jadi
saat kita membuat rubrik, buatlah dengan tulisan yang juga dapat dipahami oleh
murid.
Selanjutnya,
agar proses asesmen berjalan lancar dan murid berhasil mencapai kompetensi
dalam tujuan pembelajarannya, murid perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
"Kita
perlu membuat instruksi yang jelas beserta kriteria yang diminta agar murid
mengetahui ekspektasi gurunya."
Pada
asesmen mengenai daur air tadi, murid akan diminta untuk mengamati kondisi air
di sekitarnya.
Sekarang
perhatikan contoh berikut:
Ilustrasi Cerita
Ibu
Nadira:
Anak-anak,
kalian akan mengamati kondisi air di sekitar kalian ya
Bisa
di rumah, got, sungai, danau, dan lain-lain di sekitar kalian.
....................................................................................................
Melalui
instruksi yang diberikan, murid mengetahui letak-letak tempat bisa melakukan
pengamatan.
Namun,
belum ada instruksi yang jelas apa yang perlu mereka amati.
Apakah
mengamati warna, aroma, atau faktor lain?
Akibatnya,
saat murid menceritakan, bisa saja ada murid yang menjelaskan dengan sangat
mendetail, atau hanya menjelaskan secara umum.
Ilustrasi Cerita
Murid
Putri:
Air
di rumahku terkadang suka berwarna coklat. Kalau didiamkan, nanti jadi jernih
dan ada tanah coklat di bawah bak.
Murid
Putra:
Air
di got kotor
...............................................................................................................
Kita
pun jadi kesulitan melakukan asesment untuk kompetensi mengamati.
Sekarang,
Coba perhatikan contoh instruksi yang lain.
Ilustrasi Cerita
Pak
Guru:
Kalian
akan mengamati kondisi air di sekitar kalian ya.
Bisa
di rumah, got, sungai, danau, dan lain-lain di sekitar kalian.
Amati
warna, bau, serta pengotor yang terlihat.
............................................................................................................
Melalui
instruksi yang jelas:
A.
Murid
mengetahui hal yang perlu diamati
B.
Murid
mengetahui hal yang dapat disampaikan pada laporannya
C.
Guru
dapat Melakukan asesmen untuk kompetensi mengamati dari laporan murid
D.
Guru
dapat memberikan umpan balik yang lebih terarah
Ibu
dan Bapak Guru,
"Pemberian
instruksi bisa melalui banyak media".
Kita
bisa menyampaikan secara lisan dalam bentuk media tertulis seperti Lembar
Aktivitas, atau melalui teks atau voice note di grup WhatsApp.
Apapun
medianya yang penting adalah
"Instruksi
disampaikan jelas dan bisa membantu murid dalam Melakukan asesmen"
Pada
contoh ini, instruksi disampaikan melalui lembar aktivitas yang dapat ibu dan
bapak guru unduh di lampiran.
Ibu
dan Bapak Guru, ternyata instruksi menjadi bagian penting dalam merancang
asesmen ya.
Instruksi
yang jelas akan membuat proses asesmen lebih terarah dan terukur.
Mari
kita ulas kembali apa saja yang perlu disiapkan dalam merancang proses asesmen.
1)
Menentukan
Asesmen apa dan indikator pencapaian kompetensinya
2)
Menyiapkan
alat ukur atau instrumennya
3)
Menyiapkan
instruksi atau panduan untuk murid
Mari
kita libatkan murid dalam Melakukan asesmen.
Sampaikan
rubrik penilaian dari awal kepada murid singa murid mengetahui capaian yang
diharapkan.
Dengan
begitu"melalui rubrik yang terarah, murid dapat:
A.
Belajar
menilai kemampuannya
B.
Menetapkan
target
C.
Melakukan
refleksi belajar
Rancanglah
asesmen yang juga dapat memberikan keleluasaan, untuk murid menggunakan
kemampuan dan minatnya.
Sehingga
"Asessmen
bisa menjadi hal yang menyenangkan dan menantang".
Bagaimana
ibu dan bapak guru, sudah siap merancang asessmen?
Selamat
Belajar dan mencoba
Ibu dan Bapak Guru Hebat !
Salam
dan Bahagia!
Jangan
lupa..
Rancanglah
asesmen yang memberikan keleluasaan untuk murid menggunakan kemampuan dan
minatnya masing-masing. Siapkan instruksi yang bisa membantu murid dalam
Melakukan asesmen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar