BAB XII
MERENCANAKAN TINDAK-LANJUT ASESMEN
3.1.Merencanakan
Tindak-Lanjut Asesmen
Salam
dan Bahagia, Ibu dan Bapak Guru !
Selamat
datang kembali pada Topik Asesmen.
Pada
materi sebelumnya, Ibu dan Bapak Guru sudah mengenal asesmen serta cara
menyiapkan asesmen.
Kali
ini kita akan bersama-sama menggunakan hasil asesmen.
Nah,pada
materi kali ini,kita akan membahas mengenai Merencanakan Tindak Lanjut Asesmen.
Seperti
yang sudah Ibu dan Bapak Guru pelajari.Asesmen yang dilakukan perlu menjadi
bukti pembelajaran yang bermakna, yang mampu membantu siswa untuk menumbuhkan
potensinya.
Untuk
mencapai itu guru perlu mengenal dan memahami pola pikir bertumbuh dalam
perencanaan tindak lanjut Asesmen.
Pola
pikir bertumbuh atau growith mindset digagas oleh Carol S.Dweckdari Stanford
University.
Growth
Mindset
"Seseorang
yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat
dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha,dan belajar yang diikuti
kesunguhan dan ketekunan."
Sementara
seseorang yang memiliki pola pikir tetap.
Fixed
Mindset
"Pola
pikir tetap, berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap tidak bisa
berubah."
Penerapan
pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses
pencapaian tujuan pembelajaran lebih penting daripada sebatas hasil akhir.
Dalam
menerapkan pola pikir bertumbuh ada 7 hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1)
Kesalahan
dalam belajar itu wajar
jika diterima,dikomunikasikan,dan
dicarikan jalan keluar maka
"Kesalahan akan menstimulasi
perkembangan otak murid "
Guru perlu memahami bahwa kesalahan
merupakan kesempatan murid untuk belajar lebih banyak lagi.
Alih-alih menyalahkan, guru perlu
memberitahu dimana letak kesalahan yang dilakukan murid dan mencari solusi
bersama.
Melalui proses tersebut murid
berkesempatan untuk belajar dari kesalahan-kesalahan dan menstimulasi rasa
ingin tahunya agar dapat mengerjakan tugas selanjutnya dengan lebih baik.
2)
Belajar
bukan tentang kecepatan tetapi tentang pemahaman,penalaran,penerapan, serta
kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
Setiap anak unik dan memiliki
prosesnya sendiri-sendiri untuk mencerna dan Memahami sebuah konsep.
Alih-alih memaksa semua murid
memahami materi dalam waktu yang bersamaan, guru seharusnya memberikan waktu
yang cukup kepada murid untuk mengeksplorasi dan memahami pelajaran sesuai
dengan kecerdasan mereka.
Guru juga perlu mendampingi murid
untuk terus-menerus mencoba.Guru perlu percaya bahwa tidak ada murid yang tidak
bisa,mereka hanya butuh waktu.Semakin sering murid mencoba maka akan semakin
mahir.
3)
Ekspektasi
guru yang positif tentang kemampuan murid akan sangat mempengaruhi performa
murid.
Guru perlu memahami bahwa otak kita
seperti otot, begitu pun dengan para murid.
Semakin sering dilatih maka akan
semakin kuat, sehingga semakin banyak kesempatan dan stimulus positif yang
diberikan kepada murid,semakin kuat pemahaman,penalaran dan kemampuan yang akan
mereka miliki .
4)
Setiap
anak unik dan memiliki cara-cara khusus untuk belajar sesuai dengan bakat atau
kecerdasan bawaan yang dimiliki.
Alih-alih menyamaratakan proses
belajar murid, guru perlu memahami bahwa kecerdasan murid bersifat
multidimensional, unik, dan tidak bisa disamaratakan.
Hindari membandingkan satu murid
dengan murid lainnya.
5)
Pengkondisian
lingkungan belajar baik fisik maupun psikis,di sekolah dan rumah akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar .
Lingkungan belajar yang aman dan
nyaman akan meningkatkan kemampuan belajar anak.
Saat anak merasa aman dan nyaman
belajar baik di rumah atau di sekolah, pelajaran yang disampaikan akan lebih
mudah,diterima dan dicerna.
Sebelum memulai pembelajaran,guru
perlu memastikan murid merasa aman dan proses pembelajaran bebas dari segala
bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis.
Tidak ada hukuman fisik, tidak ada
bentakan maupun ucapan-ucapan yang merendahkan anak.
6)
Melatih
dan membiasakan murid untuk melakukan:
o
Asessmen
diri ( self assessment )
o
Asesmen
antar teman (peer assessment)
o
Refleksi
diri
o
Pemberian
umpan balik antarteman(peer feedback)
Guru perlu memberikan kesempatan
kepada murid untuk menilai hasil karya sendiri ataupun bersama dengan teman
sebayanya dalam setiap pembelajaran.
Berikan kesempatan pada teman
sebangkunya untuk melakukan koreksi atas
pekerjaan teman lainnya.
Dorong murid untuk memberikan
masukan atau saran yang positif tanpa merendahkan kemampuan murid lain.Sehingga
alih-alih merasa disalahkan
"Umpan balik akan menjadi
motivasi yang berharga dan mudah dipahami karena disampaikan oleh teman
sebayanya".
7)
Umpan
balik atau Apresiasi atau pesan yang
tepat berpengaruh pada motivasi belajar murid.
Pemberian umpan balik dilakukan
dengan mendeskripsikan usaha terbaik,
a) Untuk menstimulasi pola pikir
bertumbuh
b) Memotivasi murid
c) Membangun kesadaran pemangku
kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan
dibandingkan dengan hasil akhir
Guru perlu memahami dan percaya
bahwa selalu ada sisi terbaik dari karya yang dihasilkan murid.Sehingga guru
perlu memperhatikan sisi terbaik tersebut terlebih dahulu dan menyampaikannya
kepada murid sebelum mengoreksi kesalahan hasil belajar murid.
Guru juga perlu mengingat bahwa
kemauan murid untuk belajarlah yang harus dijaga, bukan hanya semata hasil
pelajarannya saat itu.Sehingga kemampuan murid akan terus tumbuh seiring
berjalannya waktu.
Ibu dan Bapak Guru, sama halnya
dengan murid, guru juga memiliki kemampuan dan peluang untuk terus belajar dan
bertumbuh.
Pengembangan diri yang dilakukan
oleh guru diharapkan mampu mendorong guru untuk menciptakan pembelajaran yang
membantu murid untuk terus tumbuh dan berkembang.
Untuk mencapai pembelajaran seperti
itu. Guru perlu memberikan umpan balik yang bermakna terhadap asesmen yang
dilakukan.
Bapak dan Ibu Guru akan mempelajari
hal tersebut pada materi selanjutnya.
Selamat Belajar dan Berproses, Ibu
dan Bapak Guru hebat !
Salam dan Bahagia.
Ingat....
"Guru yang memiliki pola pikir
bertumbuh diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang membantu murid untuk
terus tumbuh dan berkembang. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar