BAB XIII
MERENCANAKAN TINDAK-LANJUT ASESMEN
CONTOH (1)
Contoh
(1) Merencanakan Tindak-Lanjut Asesmen
Salam
dan bahagia, Ibu dan Bapak Guru!
Dalam
menyusun rancangan program pembelajaran yang utuh.Ibu dan Bapak Guru pasti mempertimbangkan
dan memikirkan banyak sekali komponennya.
Hasil
analisis asesmen juga membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran dan
intervensi yang tepat bagi para murid.
Bagaimana
contoh prakteknya?
Apakah
rumit?
Mari
kita ikuti pengalaman Ibu Wasriah dan Ibu Meliza.
Keduanya
adalah guru matematika sekolah dasar. Ibu Wasriah mengajar murid-murid di fase
B, sementara Ibu Meliza mengajar di fase A.
Kesulitan
terbesar Ibu Wasriah adalah dalam melakukan asesmen.Ibu Wasriah merasa bahwa
asesmen merepotkan dan tidak membantunya dalam proses mengajar atau dalam
membangun kompetensi para siswa.
Ibu
Wasriah melakukan asessmen hanya untuk mendapatkan nilai pengisi raport
murid.Ia tidak berfokus menggunakannya untuk tindak-lanjut dalam proses
pembelajaran para murid menuju tercapainya kompetensi.
Ibu
Wasriah sering melakukan tes tertulis,Metode asesmen lain dianggap
rumit.Dampaknya adalah kompetensi murid tidak tercapai karena asesmen tidak
selesai dianalisis hingga menjelang akhir semester.
Hasil
asessmen tidak segera dikomunikasikan pada murid.Guru pun tidak sempat
melakukan intervensi dan tindak lanjut bagi murid..Murid-murid bosan dan jadi
tidak suka matematika karena seringnya tes tertulis.
Manfaat
asesmen pun tidak dirasakan oleh murid maupun Ibu Wasriah sendiri sebagai guru.
Asessmen
tidak digunakan sebagaimana fungsinya.
Ibu
Wasriah merasa rendah diri karena kemampuan dan kompetensi murid-muridnya sulit
berkembang.Ia banyak mengalami kegagalan, dan membuat kekeliruan dalam
merencanakan asessmen dan tindak-lanjut.
Ibu
Wasriah Kemudian menerapkan pola pikir bertumbuh.Ia pun mencoba menerapkannya
ke dalam profesinya sebagai guru.
·
Kesalahan
adalah kegagalan
·
Sulit
menerima masukan
·
Belajar
ingin cepat dapat hasil
·
Belajar
dari kesalahan
·
Bantuan
untuk perbaikan
·
Bersabar
dan bertekun belajar
Pola
pikir ini mendorong Ibu Wasriah untuk lebih eksploratif.Setelah menanamkan pola
pikir bertumbu,
1)
Ibu
Wasriah belajar dari pengalaman.
Ibu Wasriah membuat perencanaannya
lebih baik saat akan menyampaikan materi pengukuran berat dan panjang di kelas
IV atau Fase B.
2)
Ibu
Wasriah mengawali rangkaian pembelajaran dengan Melakukan Asesmen Diagnostik
yang ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid-murid terhadap
materi kelas III tentang satuan panjang dan berat.
3)
Ibu
Wasriah Merencanakan tindak lanjut hasil Asesmen Diagnostik dengan mengubah
strategi mengajarnya.
Melakukan
tindak lanjut untuk para murid juga dilakukan.
4)
Ibu
Wasriah pun berdialog langsung dengan murid yang masih kesulitan untuk
menemukan penyebab dan solusi.
Intervensi bagi para murid yang
belum paham. seperti:
·
Pembahasan
ulang
·
Latihan
tambahan
·
Buddy
system (mentor teman sebaya),dan sebagainya
5)
Ibu
Wasriah menggunakan metode assessment selain tes,yaitu observasi dan performa.
Di bantu instrumen Catatan
Anekdotal , Rubrik dan Ceklis.
Hasilnya ia tidak lagi kewalahan
memeriksa tumpukan tes.
Asesmen bisa dilakukan dengan
cepat. Analisisnya pun efisien, tindak-lanjut dan umpan balik bisa segera
diterapkan pada para murid.
6)
Ibu
Wasriah melibatkan murid dalam Asesmen.
Masing-masing murid diajak untuk
melakukan refleksi proses pembelajaran sebagai asesmen diri (self assessment).
Metodenya observasi dengan
instrumen Rubrik dan Ceklis yang telah disiapkan guru.
Misalnya:
Ø Aku Kesulitan saat..........
Ø Aku senang belajar saat......
Para murid belajar untuk secara
mandiri mengenali kendala dalam belajar dan menemukan solusi.Dengan acuan pola
pikir bertumbuh.
7)
Berdasarkan
hasil analisis asesmen formatif, Ibu Wasriah bisa segera melakukan tindak
lanjut.
Seperti yaitu:
a) Segera memberikan umpan balik
biologis bagi para murid
b) Segera mengubah strategi belajar
jika diperlukan
c) Segera melakukan intervensi bagi
para murid yang membutuhkan
Dengan
Fungsi Asesmen yang berjalan baik,maka
1)
Proses
pembelajaran bisa berjalan lancar
2)
Kompetensi
murid bisa tercapai
3)
Minat
dan antusias murid terhadap matematika terjaga.
Hasil asesmen formatif dan sumatif
digunakan untuk rencana pembelajaran di tahapan selanjutnya.
Pekerjaan ibu Wasriah lebih efektif
dan efisien.
Kemajuan para murid pun bisa terus
difasilitasi dengan baik.
Assessment dan tindak lanjut tidak
lagi dipandang ibu Wasriah sebagai hal merepotkan dan rumit..
Mari
kita ikuti pengalaman Ibu Meliza yang mengajar matematika pada murid-murid di
kelas 1 atau fase A.Selama ini Ibu Meliza
tidak melakukan Asesmen Diagnostik.
Alasannya:
a.
Asumsi
bahwa semua murid baru di sekolah dasar pasti belum mengenal angka dan belum
bisa berhitung
b.
Program
pembelajaran bisa dipakai ulang setiap tahun tanpa modifikasi
Dampaknya
:
a.
Program
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas tidak sesuai dengan kebutuhan para
murid
b.
Suasana
belajar yang kondusif tidak tercapai
Murid yang sudah bisa merasa bosan
dan mulai gaduh,mengganggu murid lain yang ingin dan perlu belajar.
c.
Minat
dan antusiasme belajar murid tidak terbangun.
Ibu
Meliza segera melakukan perubahan.Ia mengawali pembelajaran dengan Asesmen
Diagnostik: tes lisan sambil bermain dibantu instrumen rubrik dan ceklis.
Hasilnya
digunakan untuk menyusun strategi pembelajaran yang lebih tepat sasaran dengan
diferensiasi sesuai kebutuhan para murid yang berbeda-beda.
Strategi
mengajar kali ini lebih efektif bagi para murid yang sudah mengenal angka dan
bisa berhitung.Juga untuk para murid yang benar-benar baru belajar.
Suasana
kelas kondusif untuk berkegiatan dan dipenuhi antusiasme belajar.
Asessmen
Formatif dilakukan berkala menggunakan metode observasi dan performa.Dibantu
instrumen rubrik dan catatan anekdotal.
Hasil
analisisnya menunjukkan bahwa sebagian besar murid masih mengalami kesulitan.
Memberi
intervensi untuk murid yang kesulitan.
Ibu
Meliza lalu mengubah strategi belajar antara lain:
1)
Dengan
mengganti alat bantu mengajar dan mengantarkan materi lewat dongeng
2)
Intervensi
untuk murid yang kesulitan dengan penjelasan dan bantuan individual
Misalnya
ucapan mereka:
"Jadi
Aldo sepertinya kesulitan dalam mengidentifikasi bentuk bangun
datar,Bunda"
3)
Tindak
lanjut untuk murid-murid yang masih kesulitan juga mencakup keterlibatan orang
tua untuk memberi pengulangan materi di rumah.
Pola
pikir bertumbuh pun ditularkan pada para orang tua.
Dampak
yang terjadi:
a.
Makin
banyak murid yang mencapai kompetensi karena strategi ajar yang baru,
intervensi dan tindak lanjut berhasil baik.
b.
Kerjasama
dengan orang tua bisa terjalin dengan baik.
Contoh
Respon Orang Tua:
"Saya
akan ajak Aldo bermain mencari bangun datar di rumah,Bu."
Dari
pengalaman Ibu Wasriah dan ibu Meliza, beberapa hal bisa dicatat :
1.
Tentukan
metode,instrumen,dan jenis Asesmen (assessment as,for, of learning)
2.
Analisis
hasil asesmen dilakukan segera mungkin
3.
Berdasarkan
hasil analisis asesmen, tentukan tindak lanjut
Beberapa
contoh strategi tindak lanjut hasil asesmen.
(1)Kondisi:
v Mayoritas murid sudah memahami
materi dan kompetensi sudah tercapai.
Tindak
lanjut:
v Program pembelajaran bisa
dilanjutkan ke tahap berikutnya.
(2)Kondisi:
v Terdapat beberapa murid yang
mengalami kesulitan.
Tindak
lanjut:
v Lakukan intervensi yang sesuai bagi
murid yang membutuhkan.
(3)Kondisi:
v Mayoritas murid belum memahami
materi.
Tindak
lanjut:
v Mengubah strategi pembelajaran.
Komunikasikan
hasil asesmen pada murid melalui dialog yang didasarkan pada pola pikir
bertumbuh.
Fungsi
asesmen untuk memfasilitasi kemajuan belajar para murid akan berjalan baik
ketika hasil bisa segera diketahui dan dikomunikasikan pada para murid.
Serta
tindak-lanjut yang tepat bisa segera dilaksanakan.
Bagaimana
dengan pengalaman Ibu dan Bapak Guru sendiri dalam melakukan asesmen dan melaksanakan
tindak- lanjutnya ?
Apakah
ada hal baru yang ingin ibu dan bapak terangkan dalam menindaklanjuti hasil
asesment agar mendukung perkembangan para murid ?
Selamat
Belajar,Ibu dan Bapak Guru Hebat !
Salam
dan Bahagia
"Jangan
lupa.....
Fungsi
hasil asesmen akan terasa jika ada tindak lanjut dan umpan balik pada
murid."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar