BAB XV
REFLEKSI SEBAGAI BAGIAN DARI
PEMBELAJARAN DI PAUD
3.1.Refleksi
Sebagai Bagian Dari Pembelajaran di PAUD
Salam
dan Bahagia, Ibu dan Bapak Guru!
Halo,selamat
datang di modul " Refleksi dalam Pembelajaran".
Pada
materi kali ini kita akan belajar bagaimana kita bisa memfasilitasi murid untuk
melakukan refleksi terhadap pembelajarannya.
Kegiatan
refleksi erat kaitannya dengan dimensi Mandiri pada Profil Pelajar Pancasila.
Murid
melakukan refleksi sebagaimana yang sudah direncanakan di Modul Ajar.
Hal
ini bertujuan untuk mengetahui, mengevaluasi,dan mendapat wawasan dari kegiatan
bermain-belajar yang sudah dilakukan.
Seringkali
kita meragukan kemampuan murid PAUD .
Mungkin
pernah terlintas di pikiran kita, apa bisa murid PAUD melakukan refleksi ?
Ibu
dan Bapak Guru, percayalah murid PAUD juga bisa melakukan refleksi, tentunya
dengan cara yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangannya.
Kegiatan
refleksi anak usia dini tidak hanya dilakukan secara verbal seperti, bercerita,menyebutkan
hal yang ia senangi, dan tidak senangi,tetapi juga dengan cara non verbal
seperti menunjuk, membuat jurnal, menggambar, mengangkat papan gambar,dan
lainnya.
Membiasakan
kegiatan refleksi bersama anak usia dini akan membuat Ia belajar dari
pengalaman sebelumnya untuk pembelajaran selanjutnya.
Mari
kita ingat kembali bahwa
"Fase
PAUD ini adalah fase pondasi"
Maka
Kita sesuaikan pertanyaan refleksi dengan tahap perkembangan murid.Tetapi
sebelum itu kita lihat yuk beberapa prinsip dalam membuat pertanyaan refleksi.
1)
Berikanlah
pertanyaan lebih dalam daripada sekedar menanyakan agenda atau rutinitas.
Seperti
Misalnya:
Ibu
dan Bapak bertanya
Apa
yang telah dipelajari hari ini ?
Kemudian
murid menjawab
"Bermain
membuat kasur dan kamar tidur".
Lalu
setelah itu selesai.
Hindarilah
bentuk pertanyaan seperti ini:
2)
Ajukanlah
pertanyaan terbuka
3)
Sesuaikan
ekspektasi kita sesuai dengan tahapan perkembangan murid.
Hindarilah ekspektasi seperti,
"Saya ingin murid bisa
menjawab dengan kalimat panjang"atau
"Saya ingin murid bisa
menjawab Langsung dengan tanpa arahan".
Di tahap awal murid melakukan
refleksi Karena ini fase pondasi,maka kita perlu Membantu murid dengan memberikan pertanyaan secara bertahap.
4)
Memberikan
pertanyaan secara bertahap lalu memberikan waktu untuk mereka berpikir.
Misalnya:
Ø
Apa
yang paling kamu sukai dari bermain mendesain kamar di hari ini ?
beri
jeda,biarkan murid berpikir dahulu.
Jika
murid bisa menjawab,maka kita bisa lanjutkan dengan pertanyaan lainnya.
Jika
Murid tidak menjawab maka tidak apa-apa.
Yang
terpenting adalah mengajak berdialog secara rutin.
Dengan
menyadari dan memahami prinsip di atas,maka kita bisa lebih rileks untuk
menciptakan situasi refleksi yang menyenangkan.
Lalu
bagaimana contoh pertanyaan yang tepat ?
Ibu
dan Bapak Guru dapat kembali melihat tujuan kegiatan bermain yang sudah
dirancang di modul ajar.
Hal
ini dilakukan agar kita bisa mengerucutkan jenis pertanyaan untuk disesuaikan
dengan kegiatan bermainnya.
Mari
kita lihat tujuan kegiatan bermain yang sudah pernah kita rancang.
Tujuan
Kegiatan Bermain
1.
Hidup
sehat dengan mengenal kebiasaan baik dan bergerak
2.
Mengenal
emosi senang/bahagia
3.
Bermain
peran
4.
Belajar
berkreasi
5.
Mengenal
Konsep waktu dan simbol (siang dan malam).
Contoh
Pertanyaan Refleksi
1.
Kegiatan
bermain mana yang kamu sukai ? kenapa?
2.
Apakah
ada hasil karya yang ingin kamu tunjukkan kepada teman-temanmu? Mengapa memilih
yang ini?
3.
Kamu
sedang membuat apa?
4.
Wah,
kasurnya ada dua, yang besar dan yang kecil. Kenapa kamu membuat 2 kasur?
Bagaimana cara membuat 2 kasur?
5.
Apa
ada hal lain yang ingin kamu tambahkan di kamar tidurmu? Apa yang kamu
butuhkan?
6.
Apa
yang membuatmu senang di hari ini? Kenapa?
7.
Jika
kamu bisa memilih satu teman untuk bermain bersama, siapa yang kamu pilih?
Kalian akan bermain apa?
8.
Jika
bisa berganti peran ? peran Apa yang ingin kamu mainkan? Kenapa?
Pertanyaan
di atas dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan kegiatan bermain murid.
Lalu,
kapan refleksi dapat dilakukan?
Ibu
dan Bapak Guru dapat mengajak murid melakukan refleksi pada beberapa waktu,
Misalnya:
Selama
dan setelah kegiatan bermain- belajar dilaksanakan.
Berikut
adalah dua contoh waktu untuk melakukan refleksi,
1.
Saat
kegiatan bermain berlangsung
Pada
saat murid bermain kita bisa membuat dialog dengan murid.
2.
Pada
saat sesi penutup sebelum murid pulang.
Sediakanlah waktu untuk kegiatan
refleksi sebelum murid pulang.
Tanyakanlah beberapa pertanyaan
yang sudah disusun.
Catat
hasil refleksi murid, untuk evaluasi kegiatan bermain-belajarnya.Ibu dan Bapak,
terkadang disaat kita sudah menyiapkan pertanyaan, ternyata murid belum tentu
dapat berefleksi.Karena itu kita perlu tahu ragam cara untuk memfasilitasi
murid agar dapat berefleksi.
Ragam
caranya adalah
a.
Pemeranan
diri yang tepat
Ibu dan Bapak guru, mari kita ingat
kembali materi posisi kontrol yang pernah kita pelajari.
Ciptakan interaksi yang positif
antara guru dan murid dengan Berada di posisi manajer.
Contohnya pada saat murid
bercerita, kita tunjukkan sikap antusias, mendengarkan, merespon dengan ramah,
dan tidak menghakimi ceritanya.
Selain pemosisian diri menjadi
manajer, jalin lah emosi yang kuat dengan melakukan pendekatan ke murid
terutama saat bermain.
Ambillah peran sebagai teman
bermainnya.
Secara tidak langsung kita
menyesuaikan diri dengan level bermain murid, kita bukan hanya menjadi guru
tetapi juga temannya.
Jika ikatan emosi sudah kuat, maka
murid dapat bebas dan percaya diri dalam mengungkapkan hasil refleksinya.
b.
Membuat
suasana nyaman bagi murid
Pada jenjang PAUD, terkadang kita
akan menemukan kondisi di mana murid tidak menjawab sama sekali semua
pertanyaan kita.
Mungkin saja hal ini disebabkan
bahwa murid sedang berkonsentrasi saat bermain.
Karena kegiatan bermain buat murid
merupakan kegiatan yang sangat serius, dan kita dianggap sebagai
"gangguan" karena menginterupsi.
Pada kondisi seperti ini, sebaiknya
kita tidak memaksa mereka untuk mengeluarkan hasil refleksinya.
Jika dipaksa, murid tertekan dan
tidak mau menjawab lagi.Jika murid pada hari itu belum bisa mengeluarkan refleksinya,
tidak apa-apa.Kita bisa mencoba lagi di hari berikutnya.
c.
Hasil refleksi tidak harus verbal
Pada praktiknya, saat kelas sudah
berjalan, kita akan mengenal kemampuan dan minat murid saat satu persatu.
Jika pada saat refleksi, ada murid
yang malu, takut, tidak yakin menjawab, dan lain-lain. Kita bisa memberikan
pilihan lain agar murid dapat berefleksi.
Beberapa caranya adalah
1.
Gunakan
simbol atau gambar
Guru bisa menyediakan beberapa
gambar perasaan.
Jadi pada saat guru menanyakan akan
satu kegiatan bermain, murid dapat mengangkat gambar perasaan yang sesuai.
2.
Menggambar
Untuk murid yang senang menggambar,
ajak mereka untuk menuangkan hasil refleksinya melalui gambar.
Contohnya:
Ajak murid untuk menggambar satu
mainan yang dia suka, atau menggambar aktivitas atau kejadian yang dia sukai
saat bermain tadi.
3.
Jurnal
Murid
Guru juga bisa menyediakan
potongan-potongan gambar yang berkaitan dengan kegiatan bermain di hari ini.
Sehingga setiap murid bisa memilih
potongan gambar yang ia sukai dan ia tempel di jurnalnya.
Ragam cara di atas pada
pelaksanaannya bisa digabung.
Misalnya:
Saat murid sudah memilih gambar
yang melambangkan perasaan, kita ajukan pertanyaan.
·
Apa
yang membuat kamu marah?
Jika murid tidak menjawab, gunakan
teknik lain seperti menggambar atau membuat jurnal.
Beberapa cara di atas boleh
dimodifikasi atau diubah sesuai dengan kebutuhan Ibu dan bapak.
4.
Memberikan
contoh refleksi guru
Jika kita sudah berusaha, tetapi
murid belum ada yang bisa berfleksi, kita bisa membantu dengan menceritakan
Salah satu bentuk refleksi kita sendiri.
Dengan memberikan contoh refleksi
guru, mendapatkan gambaran sebenarnya kegiatan refleksi ini seperti apa.Apa
yang harus mereka utarakan dan situasi menjadi lebih rileks.
Mari
kita kembali mengingat Apakah kegiatan refleksi pada pembelajaran sudah biasa
kita lakukan?
Jika
belum, di bagian manakah kita bisa memperbaiki?
Dan
tantangan apa yang kita hadapi dalam praktek refleksi murid?
Selamat
terus untuk belajar ya,
Ibu
dan Bapak Guru Hebat!
Salam
dan Bahagia
Ingat.......
"Jika
murid PAUD belum Bisa berfleksi tidak apa-apa kita coba lagi di lain waktu,
yang penting kita membiasakan untuk melakukan refleksi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar