BAB XVI
REFLEKSI DALAM PEMBELAJARAN SD
3.2
Refleksi Dalam Pembelajaran SD
Salam
dan Bahagia, Ibu dan Bapak Guru!
Pada
materi kali ini,kita akan membahas mengenai
"Refleksi
sebagai bagian dari pembelajaran pada jenjang SD"
Apakah
Ibu dan Bapak Guru sudah rutin mengajak muridnya untuk melakukan refleksi di
kelas ?
Kegiatan
refleksi erat kaitanya dengan dimensi Mandiri pada Profil Pelajar Pancasila.
Untuk
itu kebiasaan refleksi harus dibangun dan menjadi bagian rangkaian pembelajaran
di kelas.
Kegiatan
refleksi bukan dilakukan karena kebetulan ada waktu,tapi kita perlu mengadakan
waktu untuk melakukan refleksi.
Dengan
demikian murid dapat belajar dari proses belajarnya untuk pembelajaran
selanjutnya.
Ada
3 hal yang perlu diperhatikan saat memasukkan refleksi dalam kegiatan
pembelajaran:
1)
Bagaimana
membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid ?
2)
Kapan
refleksi yang dilakukan ?
3)
Bagaimana
guru memfasilitasi muridnya berefleksi ?
Tiga
hal inilah yang akan dibahas pada pembahasan kali ini.
Bagaimana
membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid ?
Tentunya
perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan murid kita.
a)
Pada
fase A(7-8 tahun)
Misalnya:
Murid
diharapkan dapat melakukan refleksi untuk mengidentifikasi :
-
KEKUATAN
"Saya belajar membaca, saya berhasil melakukan ......."
-
KELEMAHAN
"saya masih perlu belajar lagi saat melakukan ..... "
-
KEBERHASILAN
"saya masih perlu belajar lagi saat melakukan......"
Dirinya
sehingga bentuk pertanyaan bisa disesuaikan dengan kriteria ini.
Pada
fase A refleksi Masih berfokus pada ekspresi diri. yang penting murid dapat
-
Nyaman
berbicara
-
Nyaman
menjawab dan
-
Mengekspresikan
dirinya
Guru
pada fase A bisa berfokus kepada 3 hal ini dulu, sebelum kepada kualitas
jawaban dari murid.
b)
Lalu
kita naik ke fase B (9-10 tahun) yang muridnya diharapkan dapat mengidentifikasi
situasi yang dapat mendukung dan menghambat pembelajaran dan pengembangan
dirinya.
Jadi bentuk pertanyaan juga dibuat
untuk membantu murid menemukan situasi tersebut.
Seperti :
-
Tahapan
apa
Saat mengerjakan proyek ini bagian
mana Yang:
A. Paling kamu suka dan bisa
melakukannya?
B. Dirasa paling sulit kamu lakukan?
C. Paling kamu puas dengan hasilnya?
Serta juga bertanya tahapan apa
yang dirasa mudah, sulit atau merasa dirinya paling berhasil.
-
Kontribusi
Pada bagian mana kamu berkontribusi
paling besar dalam tugas kelompok ini?
-
Menghambat
Kondisi apa yang paling
menghambat dirimu saat melakukan proyek
ini?
Atau kondisi yang justru paling
membantunya.
Pada fase ini,jika murid sudah
nyaman berekspresi, guru dapat mengarahkan kepada kualitas jawaban dari refleksi
murid.
c)
Naik
ke fase C (11-12 tahun),murid diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal yang dapat mendukung, menghambatnya dalam belajar dan
mengembangkan diri serta cara-cara untuk mengatasi kekurangannya.
Jadi bentuk pertanyaan seharusnya
dapat
-
Menggiring
murid menemukan hambatan dan cara mengatasinya"
Contoh:
Apa saja hal yang menghambat kamu
dalam menyelesaikan tugas ini ?
Bagaimana kamu mengatasi hambatan
tersebut ?
-
Membantu
memahami dirinya saat belajar
Contoh:
Apa saja hal yang menghambat kamu
dalam menyelesaikan tugas ini?
Bagaimana kamu mengatasi hambatan
tersebut ?
-
Menilai
hasil kerjanya sendiri
Contoh:
Apa yang ingin diperbaiki saat
melihat hasil dari pekerjaanmu?
-
Memikirkan
bantuan apa yang ia butuhkan
Contoh:
Pada bagian mana Dari hasil
pekerjaanmu yang dirasa masih membutuhkan bantuan ?
Bantuan seperti apa yang
diharapkan?
-
Serta
sumber daya yang paling membantunya
Contoh:
Apa saja sumber daya yang kamu
gunakan saat mengerjakan proyek ini?
Manakah sumber daya yang paling
membantumu?
Tahapan alur perkembangan pada
setiap fase inilah, yang menjadi acuan kita dalam membuat pertanyaan refleksi
tentunya dengan pertanyaan refleksi.
Pertanyaan refleksi juga dapat
dikaitkan dengan materi yang dipelajari di kelas.
Misalnya:
Mengaitkan pertanyaan refleksi
dengan sikap Bhinneka Tunggal Ika saat mempelajarinya pada pelajaran PPKN, dan
sebagainya.
Guru juga dapat memanfaatkan respon
murid terhadap pertanyaan refleksi untuk menjadi pertimbangan dalam
merencanakan kegiatan belajar di kelas.
Misalnya:
Respon mereka saat menjawab hal
yang berkaitan dengan sumber daya yang dapat membantunya belajar lebih baik.
Jenis pertanyaan seperti ini dapat
mulai diberikan pada fase B.
ü Menurutmu, apa hal yang bisa guru
perbaiki untuk membantumu belajar?
ü Bantuan apa dari guru yang kamu
butuhkan untuk mencapai target tersebut?
Setelah
membuat pertanyaan,lalu kapan refleksi dilakukan?
Sebenarnya
tidak ada ketentuan baku kapan refleksi dilakukan.Dikembalikan lagi kepada
tujuan dari refleksi itu sendiri.
Misalnya:
Saat
melakukan refleksi sebagai bagian dari pembelajaran.
Kita
mengharapkan murid dapat melihat kembali
"Proses
belajar yang dilaluinya'
Dan
"Hasil
yang mereka berikan'
Berarti
refleksi dapat dilakukan ketika proses sedang berjalan dan di akhir saat sudah
ada hasil pembelajaran yang dibuat.
Misalnya:
ü
Di
akhir unit pembelajaran
ü
Setelah
Melakukan asesmen formatif
ü
Setelah
pembagian hasil tes atau asesmen sumatif
ü
Di
akhir proyek
Walaupun
pertanyaan sudah kita siapkan, bisa saja murid belum melakukan refleksi dengan
mendalam.
Terlebih
untuk murid yang belum terbiasa melakukan refleksi.
Lalu
bagaimana guru memfasilitasi muridnya yang berefleksi ?
Salah
satu caranya bisa dengan:
·
Memberikan
daftar capaian-capaian yang dilalui pada serangkaian proses belajar.
Capaian:
1)
Saya
dapat menjelaskan perbedaan kebutuhan dan keinginan
2)
Saya
dapat menjelaskan alasan memilih yang diinginkan
3)
Saya
dapat menulis kata-kata sederhana
4)
Saya
dapat memahami arti atau makna kata-kata baru
Dari
daftar ini,murid dapat menentukan mana yang ia bisa,masih perlu belajar,paling
puas dengan hasilnya dan sebagainya.
"Bisa
juga dengan memberikan pertanyaan tambahan yang memandu".
Misalnya:
Ibu
dan Bapak Guru mengajak muridnya refleksi saat membagikan hasil tes matematika.
Apa
saja hal yang mendukung kamu dalam mengerjakan tes ini?
Kemudian
salah satu murid kesulitan menjawab pertanyaan refleksi mengenai hal yang
mendukung dirinya dalam mengerjakan tes tersebut.
Ibu
dan Bapak Guru dapat membantu dengan memberikan pertanyaan tambahan secara
lisan.
Seperti:
Ø
Apa
yang membuatmu merasa muda dalam menjawab soal-soal tes ini?
Ø
Apa
yang kamu lakukan sehingga kamu bisa menjawabnya?
"Ibu
dan Bapak Guru juga perlu menciptakan suasana yang mendukung"
Refleksi
memerlukan keterbukaan murid.Baik pada dirinya sendiri maupun kepada guru.
Ibu
dan Bapak Guru masih ingat dengan posisi kontrol guru ?
Jika
kita masih memerankan posisi kontrol penghukum
atau pembuat rasa bersalah, akan susah membuat murid terbuka untuk
refleksi.
Murid
cenderung takut dimarahi atau khawatir disudutkan.
Jika
Ibu dan Bapak Guru ingat kembali Topik
Disiplin Positif,
"Restitusi
: metode untuk penyusunan kembali model disiplin di sekolah . Metode ini dapat
dipelajari pada Topik Disiplin Positif."
Restitusi
juga merupakan proses refleksi.
Jadi
lingkungan belajar yang nyaman dan budaya positif disiplin penting untuk
mendukung kebiasaan refleksi.
Ibu
dan Bapak Guru, sebaiknya
"Tidak
memaksa murid jika ia tidak mau menunjukkan hasil refleksinya"
Ingat,
bahwa
pelaku dan konsumen utama dari proses refleksi adalah diri sendiri.
Murid
punya hak untuk menjaga privasi dari hasil refleksinya.
Kita
juga perlu memilah pertanyaan- pertanyaan.Mana yang cukup disimpan oleh murid
dalam jurnal pribadinya.
Atau
pertanyaan yang bisa didokumentasikan dan dijadikan sebagai portofolio kelas.
Terakhir,kita
perlu
"Mengenali
pada fase mana kemampuan murid berada."
Bisa
jadi ada murid-murid kita di fase C yang kemampuan refleksinya masih di fase B
atau bahkan A.Atau malah menuju ke fase D.
Mungkin
juga murid fase A kemampuan refleksinya masih di fase PAUD.
Jika
ini terjadi, Ibu dan Bapak Guru perlu memfasilitasi murid tersebut dengan
pertanyaan refleksi yang sesuai dengan kemampuannya.
Murid
yang belum mencapai sesuai fasenya perlu kita bimbing menuju kemampuan sesuai
fasenya.
Murid
yang melampaui fasenya perlu kita fasilitasi agar tetap berkembang dan sesuai
kebutuhannya.
Untuk
memfasilitasi murid dengan kemampuan di jenjang yang berbeda.
Ibu
dan Bapak Guru dapat melihat video materi refleksi sebagai bagian dari
pembelajaran di PAUD atau jenjang SMP.
Sekarang,
mari kita ingat kembali kebiasaan refleksi yang sudah dilakukan selama ini.
Apakah
menurut Ibu dan Bapak Guru Sesuai dengan perkembangan murid?
Apakah
lingkungan belajar sudah mendukung ?
Kemudian,apa
yang bisa kita perbaiki untuk mendukung murid kita menjadi pembelajar yang
mandiri dan mendapatkan manfaat dari refleksi ?
Selamat
Belajar dan Mencoba Ibu Bapak Guru Hebat!
Salam dan Bahagia
Ingat.......
"Ternyata
refleksi bukan dilakukan karena kebetulan ada waktu tapi kita perlu mengadakan
waktu untuk melakukan refleksi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar