BAB XVII
REFLEKSI SEBAGAI BAGIAN DARI
PEMBELAJARAN DI SMP-SMA/SMK
3.3.Refleksi
Sebagai Bagian Dari Pembelajaran di SMP-SMA/SMK
Salam
dan Bahagia
Ibu
dan Bapak Guru!
Pada
modul kali ini, kita akan membahas mengenai
"Refleksi
Sebagai Bagian dari Pembelajaran Pada Jenjang SMP- SMA /SMK".
Apakah
Ibu dan Bapak Guru sudah rutin mengajak muridnya untuk melakukan refleksi di
kelas ?
Kegiatan
refleksi erat kaitannya dengan dimensi Mandiri pada Profil Pelajar Pancasila.
Untuk
itu kebiasaan refleksi harus dibangun dan menjadi bagian rangkaian pembelajaran
di kelas.
Kegiatan
refleksi bukan dilakukan karena kebetulan ada waktu, tapi kita perlu mengadakan
waktu untuk melakukan refleksi.
Dengan
demikian murid dapat belajar dari proses belajarnya untuk pembelajaran
selanjutnya.
Ada
3 hal yang perlu diperhatikan saat memasukkan refleksi dalam kegiatan
pembelajaran:
1.
Bagaimana
membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid ?
2.
Kapan
refleksi dilakukan
3.
Bagaimana
guru memfasilitasi muridnya berefleksi?
Tiga
hal inilah yang akan dibahas pada paparan kali ini.
Bagaimana
membuat pertanyaan refleksi yang sesuai untuk murid ?
Tentunya
perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan murid kita.
Pada
jenjang SMP atau fase D, murid diharapkan dapat melakukan refleksi untuk
memonitor kemajuan belajar, memprediksi tantangan pribadi dan akademik yang
akan muncul berdasarkan pengalamannya, dan mempertimbangkan strategi belajar
yang sesuai.
Intinya
adalah mengaitkan hasil refleksinya ke dalam proses belajar. Sehingga bentuk
pertanyaan bisa mengacu kepada capaian di atas.
Misalnya:Berkaitan
dengan
A.
Metode
belajar "metode apa yang paling membantumu memahami topik ini?"
B.
Kemampuan
atau keterampilan baru "Kemampuan apa yang meningkatkan atau baru kamu
dapatkan saat melakukan proyek ini? "
C.
Target
yang ingin dicapai "mau kamu capai pada pembelajaran selanjutnya? "
D.
Rencana
untuk mencapai target"Apa yang kamu lakukan untuk mencapai target
tersebut? "
E.
Bantuan
yang ia butuhkan "Bantuan apa dari guru yang kamu butuhkan untuk mencapai
target tersebut? "
Naik
ke jenjang SMA atau SMK, atau Fase E dan F, murid diharapkan dapat melakukan
refleksi terhadap umpan balik dari teman,guru dan orang dewasa lainnya.
Termasuk
merefleksikan informasi-informasi karir yang akan dipilihnya.
Intinya
adalah
"Mengaitkan
hasil refleksinya untuk menunjang karirnya nanti".
Jadi
bentuk pertanyaannya dapat dibuat agar menggiring murid dapat melakukan
analisis yang dibutuhkan dalam menunjang atau menghambat karirnya di masa depan
dapat juga berupa pertanyaan yang menggiring murid untuk mencari umpan balik
dari orang lain . Sehingga ia dapat merefleksikan umpan balik tersebut untuk
mengenal dirinya dan mengembangkan diri.
a)
Karakteristik
"Tiga
hal yang mencerminkan diri saya dari hasil proyek ini yaitu...... "
b)
Keterampilan
"Saat
mengerjakan proyek ini, keterampilan apa yang bermanfaat untuk karir yang ingin
kamu tekuni nanti? Adakah yang ingin kamu pelajari lebih banyak? "
c)
Mencari
umpan balik
"Bagaimana
pendapat teman kelompok tentang dirimu saat bekerja dalam kelompok? "
d)
Merefleksikan
umpan balik
"Dari
umpan balik teman, apa yang kamu pelajari mengenai kelemahan dan kekuatan
dirimu? "
e)
Mengembangkan
diri
"Adakah
yang ingin kamu perbaiki dari kelemahan tersebut? "
Tahapan
alur perkembangan pada setiap fase inilah yang menjadi acuan kita dalam membuat
pertanyaan refleksi.
Tentunya
pertanyaan refleksi juga dapat dikaitkan dengan materi yang dipelajari di
kelas.
Misalnya:
Mengaitkan
pertanyaan refleksi dengan aksi yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan
sekitar saat mempelajari tentang pemanasan global.
Tahapan
alur perkembangan pada setiap fase inilah yang menjadi acuan kita dalam membuat
pertanyaan refleksi.
Guru
juga dapat memanfaatkan respon murid terhadap pertanyaan refleksi untuk menjadi
pertimbangan dalam merencanakan kegiatan belajar di kelas.
Misalnya:
Respon
mereka saat menjawab hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran atau
bantuan yang mereka harapkan dari gurunya.
"Kegiatan
mana Di pelajaran kali ini yang membantumu belajar dengan baik?"
"Bantuan
apa yang kamu butuhkan dari bapak/ibu untuk mencapai target belajarmu?"
Hasil
refleksi ini bisa menjadi pertimbangan kita dalam membuat strategi pengajaran
di kelas.
Setelah,
membuat pertanyaan lalu Kapan refleksi yang dilakukan ?
Sebenarnya
tidak ada ketentuan baku Kapan refleksi dilakukan.Dikembalikan lagi kepada
tujuan dari refleksi itu sendiri.
Misalnya:
Saat
melakukan refleksi sebagai bagian dari pembelajaran.Kita mengharapkan murid
dapat melihat kembali
"Proses
Belajar"
yang
dialaminya dan
"
Hasil yang mereka berikan"
Berarti
refleksi dapat dilakukan ketika proses sedang berjalan dan diakhir saat sudah
ada hasil pembelajaran yang dibuat.
Misalnya:
-
Di
akhir unit pembelajaran
-
Setelah
Melakukan Asesmen Formatif
-
Setelah
pembagian tes atau asesmen sumatif
-
Di
akhir proyek
Walaupun
pertanyaan sudah kita siapkan, bisa saja murid belum melakukan refleksi dengan
mendalam.
Terlebih
untuk murid yang belum terbiasa melakukan refleksi.
Lalu
bagaimana guru memfasilitasi muridnya berefleksi ?
Salah
satu caranya bisa dengan:
v
Memberikan
pertanyaan tambahan yang memandu.
Misalnya:
Ibu
dan Bapak Guru mengajak muridnya refleksi di akhir suatu unit pembelajaran.
"Metode
apa yang paling membantumu Memahami sebuah topik? "
Kemudian
salah satu murid kesulitan menjawab pertanyaan refleksi mengenai metode belajar
yang paling cocok dengan dirinya.
Ibu
dan Bapak Guru dapat membantu dengan memberikan pertanyaan tambahan secara
lisan seperti:
"Metode
apa yang paling membantumu Memahami sebuah topik?"
1.
Apakah
dengan menonton video atau membaca?
2.
Bagaimana
ketika kamu membuat catatan atau berdiskusi kelompok?
Atau
Ibu dan Bapak Guru juga dapat memfasilitasi dengan
"
Menciptakan suasana yang mendukung ".
Refleksi
memerlukan keterbukaan murid. Ibu dan Bapak Guru masih ingat dengan posisi
kontrol guru?
Jika
kita masih memerankan posisi kontrol penghukum atau membuat rasa bersalah, akan
susah membuat murid terbuka untuk refleksi.
Murid
cenderung takut dimarahi atau khawatir di sudutkan.
Jika
Ibu dan Bapak Guru ingat kembali "Topik Positif Disiplin"
"Restitusi:
metode untuk penyusunan kembali model disiplin di sekolah.Metode ini dapat
dipelajari pada Topik Disiplin Positif. "
Restitusi
juga merupakan proses refleksi.
Jadi
lingkungan belajar yang konstruktif dan budaya positif disiplin penting untuk
mendukung kebiasaan refleksi.
Ibu
dan Bapak Guru sebaiknya kita
"Tidak memaksa murid ,jika ia tidak mau
menunjukkan hasil refleksinya"
Ingat,bahwa
konsumen utama dari proses refleksi adalah
"Diri
Sendiri"
Murid
punya hak untuk menjaga privasi dari hasil refleksinya.
Kita
juga perlu memilah pertanyaan-pertanyaan mana yang cukup disimpan oleh murid
dalam buku jurnal pribadinya atau pertanyaan yang bisa didokumentasikan dan
dijadikan sebagai portofolio kelas.
Terakhir
kita perlu
"Mengenali
fase kemampuan murid berada".
Bisa
jadi, ada murid-murid kita di fase E yang kemampuan refleksinya masih D atau
bahkan C.
jika
ini terjadi, Ibu dan Bapak Guru perlu memfasilitasi murid tersebut dengan
pertanyaan refleksi yang sesuai dengan kemampuannya.
Murid
juga kita bimbing agar bisa mencapai kemampuan sesuai fasenya.
Untuk
memfasilitasi murid dengan kemampuan yang masih di jenjang SD.
Ibu
dan Bapak Guru dapat melihat papran materi
"Refleksi
Sebagai Bagian dari Pembelajaran di SD ".
Sekarang
Coba Ingat kembali kebiasaan refleksi yang sudah dilakukan selama ini.
Apakah
menurut Ibu dan Bapak Guru sudah sesuai dengan perkembangan murid ?
Apakah
lingkungan belajar sudah mendukung ?
Kemudian
apa yang bisa kita perbaiki untuk mendukung murid kita menjadi pembelajar yang
mandiri dan mendapatkan manfaat dari refleksi?
Selamat
Belajar dan Mencoba Ibu dan Bapak Guru Hebat!
Salam
dan Bahagia.
Ingat......
"Ternyata
refleksi penting untuk membantu murid mengenali diri dan menyadari kebutuhannya
dalam mengembangkan diri".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar