Kekompakan Sindang Beliti Ulu: Perlawanan Melawan Pemerasan Oknum LSM
Di sebuah aula sederhana di Kecamatan Sindang Beliti Ulu, suasana tampak begitu tegang namun penuh semangat. Para kepala desa yang telah lama menjadi sasaran pemerasan seorang oknum LSM bernama Herizon, akhirnya duduk bersama dalam sebuah pertemuan darurat. Herizon telah tertangkap dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) dengan barang bukti uang Rp 3.000.000, hasil dari pemerasannya. Namun, ini bukan akhir cerita. Mereka tahu, perjuangan untuk mengawal kasus ini hingga tuntas baru saja dimulai.
Pak Nata Kusuma, Kades Desa Lubuk Alai, berdiri pertama kali. Suaranya tegas dan berwibawa. “Kita sudah terlalu lama menjadi kebun terung yang diinjak-injak oleh oknum seperti Herizon. Sudah cukup! Jangan ada lagi di antara kita yang tunduk atau takut. Ini waktunya kita kompak melawan. Kalau kita bersatu, siapa yang berani menghadapi kita?”
Pak Adi Bin Selamet, Kades Desa Lawang Agung, mengangguk penuh semangat. Ia mengepalkan tangan ke udara. “Betul, Pak Nata! Saya sudah lelah menjadi ATM berjalan bagi dia. Setiap kali dia datang, kepala saya pening, dan uang desa menguap begitu saja. Mulai hari ini, saya bersumpah, desa Lawang Agung tak akan pernah lagi menjadi korban!”
Pak Kenedi, Kades Desa Apur, yang selama ini geram karena Herizon tinggal di desanya, ikut berbicara. “KTP-nya saja masih dari Pagar Alam, tapi dia seenaknya memeras warga saya di Desa Apur. Kita tidak boleh lagi memberi celah untuk oknum seperti dia. Saya mendukung penuh kekompakan ini. Desa Apur siap mengawal kasus ini sampai selesai!”
Pak Kusni, Kades Desa Air Nau, menatap semua rekannya dengan sorot mata yang penuh tekad. “Saya tidak mau masa-masa kelam itu terulang. Herizon sudah terlalu sering memeras saya dan desa Air Nau. Dia mengancam dengan berita buruk, tapi yang sebenarnya buruk adalah tindakannya. Kita harus memastikan dia mendapat hukuman setimpal.”
Di sudut ruangan, Ibu Situnti, Kades Desa Karang Pinang, bangkit berdiri. Walau seorang wanita, ia berbicara dengan keberanian yang menginspirasi. “Jangan remehkan kami para perempuan. Walau saya wanita, saya tidak akan pernah membiarkan desa saya menjadi ATM LSM. Ini bukan hanya tentang uang, tapi tentang harga diri kita sebagai pemimpin desa!”
Pak M. Bakri, Kades Desa Tanjung Agung, mengangguk mantap. “Saya sepenuhnya mendukung pengawalan kasus ini. Kita harus memastikan tidak ada satu pun langkah yang luput dari pengawasan kita. Jangan biarkan dia lolos begitu saja.”
Pak Kailani, Kades Desa Pengambang, yang dikenal bijaksana, berbicara dengan nada mendalam. “Kekompakan adalah kunci ketakutan mereka. Jika kita solid, mereka tidak akan berani mencoba-coba lagi. Desa Pengambang siap mendukung setiap langkah untuk mengawal kasus ini.”
Pak Rahmad Saleh, Kades Desa Jabi, menyuarakan dukungan penuhnya. “Saya mendukung penuh apa yang disampaikan rekan-rekan sekalian. Ini adalah perjuangan bersama. Kita tidak bisa lagi membiarkan Herizon atau siapa pun menginjak-injak martabat desa kita.”
Akhirnya, Pak Ujang Jaya, Kades Desa Tanjung Heran, bangkit dengan sorot mata penuh kemarahan yang tertahan. “Tahun lalu, saya pernah menjadi korban wartawan/LSM. Uang desa habis tanpa jejak karena ancamannya. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Saya mendukung penuh upaya ini, dan saya bersedia ikut serta hingga kasus ini mencapai meja persidangan!”
Sorakan dukungan bergemuruh di ruangan itu. Para kepala desa sepakat untuk membentuk tim pengawal kasus. Mereka berencana mengunjungi Kapolsek Padang Ulak Tanding secara serentak dan rutin untuk memastikan kasus ini tidak berakhir begitu saja.
Herizon, yang dulu merasa dirinya untouchable, kini merasakan ketakutan. Di balik jeruji, ia mendengar kabar tentang kekompakan para kades Sindang Beliti Ulu. "Mereka tidak akan membiarkan aku lolos," gumamnya dengan cemas.
Semangat para kades Kecamatan Sindang Beliti Ulu kini menjadi obor bagi seluruh warga. Mereka tidak hanya mengawal kasus ini, tetapi juga menginspirasi desa-desa lain untuk melawan Oknum LSM. Herizon mungkin telah tertangkap, tetapi perjuangan belum selesai sampai pengadilan memberikan hukuman yang setimpal.
Di Sindang Beliti Ulu, para kades telah membuktikan bahwa kekompakan adalah senjata terkuat melawan pemerasan dan penindasan dari Oknum LSM. Dengan satu suara, mereka berseru, “Tidak ada lagi ruang bagi pemeras seperti Herizon di desa kita khususnya Kecamatan Sindang Beliti Ulu!”
Tamat
(Hanya Penyemangat)
💪💪💪💪
Tidak ada komentar:
Posting Komentar